Showing posts with label Raka Raki Jatim. Show all posts
Showing posts with label Raka Raki Jatim. Show all posts
4/4/17

Welcome to IRARI Jatim


Sambungan postingan sebelumnya nih. Hehehe.

Usai masa karantina dan grand final yang dihelat tanggal 27 Maret 2017 lalu, akhirnya kami resmi bergabung dalam keluarga besar Ikatan Raka Raki Jawa Timur atau IRARI Jatim.

Di Jawa Timur, kompetisi ini adalah salah satu kompetisi yang selalu disambut antusias oleh masyarakat di Jawa Timur. Karena bagi dinas pariwisata se-kab/kota, mereka antusias melihat pemuda/i daerahnya berkompetisi atas nama daerah, bagi para finalis yang mewakili ini merupakan pengalaman dan kenangan luar biasa. Tidak hanya bertanding tetapi juga mendapatkan teman dan pengetahuan baru.

Untuk kompetisi ini, mungkin ada yang satu tahun atau bahkan bertahun-tahun mempersiapkan diri. Ya, demi perhelatan akbar se-Jatim ini. Kompetisi yang diidam-idamkan ratusan remaja, tetapi setiap tahun hanya 1 putra dan 1 putri saja yang beruntung bisa mewakili daerah.

Ada yang berjuang berkali-kali dari kompetisi atau pemilihan duta wisata tingkat daerah terlebih dulu agar bisa mewakili ke tingkat provinsi. Ada juga yang telah menjadi juara 1 di kompetisi tingkat daerahnya tetapi masih perlu inkubasi setahun atau enam tahun kemudian hingga akhirnya dipercaya paguyuban dan dinas setempat untuk menjadi wakil daerah. Ya, dengan catatan usianya masih memenuhi syarat. Atau ada juga yang harus diseleksi lagi di paguyuban masing-masing. Semua dalam rangka memilih yang siap dan matang berkompetisi.

Semua kabupaten/kota se-Jatim yang mengikuti pemilihan Raka Raki ini tidak mungkin mengirimkan delegasi yang 'remeh temeh'. Mereka sadar betul ini bukan ajang 'receh'. Ada yang bilang, kompetisi ini ibarat film "Hunger Games". Harus jeli dengan trik serta strategi bertarung. Baik dinas dan paguyuban duwis setempat berusaha memilih delegasi yang siap melakukan terbaik, ada yang menyebut siap perang dan siap membawa harum nama daerah di tingkat provinsi.

Amanah yang diemban kadang memang bikin gelisah. Nama diri sendiri, (mungkin) keluarga, paguyuban, sponsor, donatur, coach, sekolah, dinas dan daerah adalah nama-nama yang juga ikut bersama para finalis selama kompetisi.

"Majulah tanpa menyingkirkan orang lain.  Jangan naik tinggi dengan menginjak orang lain"

Bagi saya, kesempatan ini adalah keberuntungan. Ini kesempatan hanya sekali seumur hidup. Ada banyak orang yang mungkin tidak bisa berlenggang di kompetisis ini. Jadi, harus totalitas. Kesempatan ini bisa dijadikan sebagai tempat belajar, berkarya, menggali potensi diri dan mengembangkan jejaring.

Tidak perlu terlalu berambisi menang hingga menghalalkan segala cara. Kalian dikenang dan disambut hangat bukan karena persoalan menang saja. Tapi bagaimana proses perjuangan kalian untuk berusaha mengharumkan nama daerah. Tidak ada yang salah dengan tidak menjadi juara. Tapi kalau tidak mengupayakan yang terbaik, maka itu kekeliruan yang melukai orang rumah (daerah).

Oh iya, agak OOT (out of the topic) ya. Ada salah seorang teman yang menilai saya ini bukan orang Jawa Timur karena menurut dia pembawaan dan cara bicara saya ini 'halus' atau 'kalem' gitu lah. Dia mengira bahwa saya ini mungkin dari Solo atau Yogyakarta. Karna berdasar paradigma yang banyak melekat di masyarakat pada umumnya, orang Jawa Timur itu 'kasar'. Terlebih setelah dia tahu saya termasuk dalam Ikatan Raka Raki Jatim, dia nyeletuk "duwis Jatim gitu ngomongnya kasar trus triak-triak gitu ya?".

Jadi begini pemirsa dan netizen yang budiman, Jawa Timur itu terdiri dari beberapa suku dan budaya. Ada Madura, Osing, Tengger dan Jawa. Nah, kalau berbicara tentang orang Jawa, ini pun masih dibagi lagi. Orang menyebut Jawa Arekan dan Jawa Alus. Yang termasuk dalam Jawa Arekan ini adalah Malang, Surabaya, Mojokerto, dll (daerah bagian timur). Sedangkan yang termasuk dalam Jawa Alus ini seperti Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, dll (daerah bagian barat). Nah, saya ini kebagian hidup di bumi bagian Trenggalek alias tergolong Jawa Alus jadi tetap 100% Jawa Timur kok. Hehehe.. Meskipun sejak 2012 merantau dan melanjutkan kuliah di lingkungan Jawa Arekan yaitu di Surabaya, tapi pembayaan dan medoknya tetep Trenggalek. Hahaha... Ini tadi sekilas info aja sih.

Nah, di unggahan kali ini saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman yang berjasa dalam membantu saya mempersiapkan persyaratan administrasi, karantina sampai yang rela datang saat grand final. Mumpung di blog nulisnya lebih leluasa yak, hehehe. Semoga netizen yang budiman tidak bosan atau mual membacanya, karna akan sedikit agak panjang.

Yang pertama, keluargaku yang sudah mengijinkan untuk ikut kompetisi ini. Meskipun sebenarnya ini hasil ke-ngeyel-an haqiqi sih. Hakzz. Untuk Dinas Pariwisata Kabupaten Trenggalek dan keluarga besar Paguyuban Kakang Mbakyu Trenggalek yang sudah percaya dan memberi kesempatan berharga ini. Lalu untuk Ricky Zhou (@oktvdo) yang ngebantuin ijin dan jadi translater bahasa Cina dadakan. Kalau nggak dibantuin aku gak bisa balik Indonesia lebih awal. Hehehe.. Trio wayangan Bagus Aditya Susanto dan Agung Mahardika yang nyinyirnya menenangkan hati wkwk. 28 Production yang selalu jadi pahlawan. Mbak Rurik (Batik Setiya Jaya Trenggalek) yang legowo buat lembur ngerjain batik untuk karantina sampai jatuh sakit huhuhu.. maafkan. Mas Eko Budi (Emath) yang juga siap sedia lembur untuk baju karantina kita. Mas Tryan (Kraton Art Photography) yang sabar tiada batas nata pose selama photoshoot. MuA hits Mas Oping (@oping_wo) yang memahami bentuk pipi bunderku, dan sabar sekali disambati. Tante Enni (@alidacostumes) yang selalu membantu dari hati, gaun-gaunnya selalu menter. Anak-anakku Duta ITATS yang nggak berhenti ngasih kejutan. Teman terbaik acuuu si Lula Kumala yang ikutan gupuh blusukan ke pasar Blauran. Mas Rafan (@rafandani) yang ikut ngebangunin pagi waktu karantina. Mas Tahu Kuning alias Alfiandani Prabowo yang bersedia saya gupuhi bikin video profil untuk presentasi Raka Raki. Mas Heru yang udah bantu info dan rekomendasi liputan objek wisata. Terima kasih untuk orang-orang yang diam-diam atau terang-terangan nyinyir dan membuat mental makin 'atos', dan semua malaikat, ibu peri, bidadari, semuanya terima kasih.

Kalau ada yang belum disebutin, comment ya. Biar diedit lagi. Hehehe...

Terima kasih sudah membaca.

(Admin/Zan)
2/18/17

Road to Raka Raki Jawa Timur 2017


Kompetisi kali ini sensasinya beda dan banyak 'jeglongan' seru kayak jalanan Trenggalek-Surabaya. hakzz..

Jadi, kisahnya diimulai pasca Musyawarah Besar (Mubes) Paguyuban Kakang Mbakyu Trenggalek bulan Desember tahun lalu. Waktu itu saya masih di negeri sebrang, jadi saya tidak bisa hadir. Umumnya kalau anggota tidak hadir di mubes/rakor/kongres/sejenis, ya nggak bisa jadi pengurus. Namun rekan-rekan masih memberi toleransi. Ya jangan dikira saya pasif-pasif aja trus dengan gampang dapet toleransi dan bisa nyelonong jadi pengurus. Ada banyak faktor lah ya. 

Lalu hasil mubes pun dibagi melalui grup. Dan saya mendapat amanat untuk menjadi Koord. Dewan Riset yang saya nggak tahu itu apa dan ngapain. Hakzz.. Akhirnya turunlah pencerahan dari pak ketum. Dan salah satu hajatnya adalah terkait pengiriman delegasi dari KMT yang dikirim ke ajang Raka Raki Jatim.

Berhubung kepulangan saya masih bulan Maret, akhirnya LDR-an membahas persiapannya dan dibantu rekan-rekan lain untuk eksekusinya. Rentetan persiapan mulai dari latihan PS, materi presentasi, photoshoot, desain baju, catwalk, dst kami rembukkan. Sejarah Trenggalek mencatat, delegasi yang dikirim adalah pemenang KMT yang baru terpilih. Saya berniat menjalin komunikasi intensif dengan mereka untuk segala persiapan dan kebutuhan mereka supaya bisa sama-sama dibantu dengan baik. Namun karna sesuatu, rencana pengiriman untuk RR17 adalah saya dan Septa. Saya sih nggak yakin bisa, kita orang sudah tua kan ya. Wkwk.. Namun untuk memastikan, perlu koordinasi lebih lanjut dengan dinas pariwisata setempat. Tapiiii karena akhir tahun, organisasi pemerintah mengalami evolusi, jadi baru bisa ditemui ketika awal tahun nanti.

Sambil Menunggu waktu, pak ketum bertanya yang intinya menanyakan kesiapan saya jika memang nanti dari dinas diijinkan untuk mewakili. Yaaa karna rencana kepulangan sebenarnya bulan Maret, yaaa harus ngurus kepulangan lebih awal kan yaaa. Ehmm.. Akhirnya saya menemui dekan untuk ijin pulang lebih awal. Dan keseruan pun dimulai.

Untuk berbicara dengan dekan, saya ngajak teman saya yang bahasa mandarinnya lebih jago daripada saya. Ya ala-ala punya translater gitu lah. Soalnya meskipun sedikit-sedikit mereka bisa bahasa inggris, tetap aja banyakan bahasa cinanya waktu percakapan. Kita orang terpontal-pontal enggak paham. wkwk. Big thanks untuk Ricky yg berjasa dalam proses perijinan ini. Wkwk.. Ketika meminta ijin untuk pulang Februari dengan alasan ada kompetisi, dekan pun bertanya, "Kompetisi apa? Sepenting apa kompetisi itu?". Nah.. sebisa mungkin dijelaskan tentang apa itu pemilihan tourism ambassador. Tapi susah..susahnya ya karna mereka asing dengan sebutan itu dalam bahasa inggris, mungkin istilahnya beda kali ya dan teman saya pun bingung translatenya. Wkwkwk.. Dan buka kamus, buka internet, jadi kayak ujian open book. hakzz..

Pertanyaaan lagi, "Nanti setelah kompetisi balik kesini lagi? Tanggal berapa kompetisinya?". Mungkin bayangannya kayak cerdas cermat yang cuma sehari gitu ya.. Ya andai tiketnya kayak harga kacang bisa bolak balik nah. Karna jadwal pemilihan belum keluar, ya saya cuma ngejawab antara bulan Feb-Maret. Jadwal tanggalnya belum keluar. Ngeliat raut wajahnya, mungkin dalam batin mereka bilang, "Mbak iki geje, pamit pulang Feb tapi ternyata jadwal kompetisinya belum ada. Mbujuk ta pean?" hakzz..

Setelah ngulik asik akhirnya dapat yes untuk pulang Februari. Namun pihak Kampus tidak mengantarkan ke bandara karena kepulangan di luar rencana program, jadi harus pulang sendiri. #NP "Sudah terlalu lama sendiri, sudah terlalu lama aku asik sendiri" *eeaaa. Ah ada teman-teman saya yang mendampingi kok.

Deng Deng Deng, Januari 2017 datang. Akhirnya dapet kepastian. Bukan kepastian untuk bersamamu tapi *halaahhh. Kepastian dari dinas tentang kebijakan pengiriman delegasi. Dan yes. Langsung hunting tiket, wuhuuu ketersediaan tiket waktu sebelumnya ngecek bulan Desember masih ekonomis ya dan ngecek lagi di Januari bikin pedih. Udah banyak yang sold juga untuk tiket balik di minggu pertama Februari. Akhirnya dapat tanggal 11 Februari. Baiklah...

Seminggu sebelum tanggal kepulangan saya menerima informasi terkait agenda Take Profil dan Talenta dilaksanakan tanggal 21 Feb. Wuuu lemes. Setiap peserta juga masih harus mengurus kelengkapan berkasnya. Dan satu persyaratan yang agak mengguncang, yaitu membuat video promosi wisata. Uyeeee...

Tong tong tong, tanggal kepulangan tiba. Mari kita sambut dan ucapkan," Selamat datang dan selamat kembali ke rumah, kitiran!"
Tanggal 11 Nanjing-Singapura, tanggal 12 Singapura-Surabaya, tanggal 13 mider persiapan berkas + ke Dispora, tanggal 14 balik Surabaya, tanggal 15 ngangkut perkakas ke Trenggalek, tanggal 16 liputan video wisata, tanggal 17 photoshoot, tanggal 18 Talkshow komunitas & Wabup, tanggal 19 nafas bentar sambil deg degan, tanggal 20 persiapan, tanggal 21 eksekusi mati. Wkwkwk.

Dibalik drama 'jeglongan sewu' ini banyak aktor terlibat.
Ada mami dan papi yang geleng-geleng ngeliat putri ragilnya wara wiri sambil nahan emosi tapi berusaha juga memahami. Ada Mami Monique​ yang bersedia mendengar curhatan dan minjemin motor buat wara wiri. Lalu pak ketum Dendit​ dan PKMT yang sudah percaya dan membantu persiapan. Pihak dinas pariwisata Kab. Trenggalek yang mengijinkan saya merasa punya rumah di aula, wkwk dan menemani ke Surabaya kemarin. Mas tahu kuning Alfiandani​ yang membantu liputan sekaligus liburan tipis-tipis dan memecah rekor edit video cuma 2 hari se-Indonesia Raya, Meskipun ada cerita zonk dibalik video itu (sensor) Wkwk. Mas éthés Syaiful Yasin Saimo​ yang sabar dan totalitas ngelatihnya, wkwk Oiya dia jomblo lho *oops. Tak lupa tim terhebat sepanjang masa, mas Ryan​ yang paham angle fotoku meskipun nggak mau ngedit pipiku jadi tirus, haha. Mas Oping​, MuA cetarrr apalagi Hijab-do nya yang hitsss pol, bisa bikin efek tirus pipiku ini..huhuii. Tante Enni Alida​ yang selalu support dengan baju-bajunya yang kekinian polll. Dan semua-semua yang mendoakan, memberi semangat dan bentuk dukungan lainnya, terima kasih.

Masih banyak aktor/aktris dibalik drama 'jeglongan' ini, disimpan dulu nama-namanya untuk adegan nanti. hihihii..

Menunggu adegan selanjutnya~

***

Terima kasih telah berkunjung.
Instagram: zanza_bela