3/24/20

"Pekerjaan Settle" di tengah Corona?

Kira-kira sudah satu minggu saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk 'semedi' di rumah. Selama tidak ada hal mendesak yang mengharuskan untuk keluar, saya tetap di rumah.

Ngapain mbiaakkk? Rebahan sambil scrolling instagram?
Mboten dong!

Ngedit konten, merapikan feed instagram, agenda kelas online untuk materi public speaking, menuntaskan editing video yang berbulan-bulan tertunda karena dimadu dengan aktivitas lain, menengok kembali lapak lama yang selama ini belum maksimal beroperasi karena harus membagi diri dengan kesibukan lain, termasuk akhirnya punya cukup waktu menengok blog usang ini. Dan yang paling menyenangkan adalah waktu berkumpul dengan keluarga lebih banyak sekaligus bisa bernostalgia dengan rutinitas lama yang hampir mangkrak tidak dilakukan karna harus diduakan dengan pekerjaan lain.

Corona.. oh corona...

Masing-masing orang punya sudut pandang berbeda dalam menyikapi upaya isolasi mandiri (social distancing) guna menekan penyebaran pandemik global virus corona atau covid 19. Disambut susah ya bisa, dirasa gembira juga bisa. Selain jaga kesehatan jasmani, rohani juga ya teman-teman. Stay waras!

Selain perihal kesehatan, ada hal yang diam-diam saya cermati di tengah wabah corona ini. Awalnya saya tidak berniat menuliskan di blog ini, rasanya sulit menyusun kata demi kata yang sistematis agar buah pikir saya bisa dimengerti orang lain. Namun hobi menulis bergejolak, menuntut untuk diekspresikan tak sekedar dibiarkan terpendam dalam pikiran lalu hilang tertelan kenangan *alaahh. Tapi juga nggak yakin apakah tulisan ini penting untuk dibaca? Wkwkwk..

Tentu kritik, saran, masukan yang membangun sangat diperlukan untuk perbaikan tulisan-tulisan berikutnya. Jangan dibully, gembéngan, rapuh.

Saya teringat obrolan dengan kawan-kawan saya semasa SMA. Orang tua mereka menginginkan anak-anaknya bisa bekerja sebagai dokter, polisi, tentara, PNS atau pekerjaan "settle" lainnya. Di tulisan ini saya menyebut pekerjaan settle atau pekerjaan tetap yang memiliki gaji bulanan yang stabil. Bukan freelancer, bukan pekerjaan part time yang penghasilannya tidak tetap tiap bulannya. Bukan juga pekerjaan yang penghasilannya dihitung dari per-project yang ia kerjakan, meskipun pekerjaan itu memiliki status yang jelas. Settle disini yang memang pendapatan setiap bulan sudah pasti konsisten, istiqomah lah ya hehe.., ya pekerjaan yang memang bisa menjadi pegangan tetap untuk biaya hidup sehari-hari.

Tapi, waktu SMA pun saya belum sedetail itu memahami  tentang pekerjaan tetap ini. Masih sering bertanya-tanya, "kenapa ya kok para orang tua sangat mengidolakan jenis pekerjaan itu untuk anak-anaknya?"

Kalau kata salah satu guru SMA saya, "karena kalau jadi PNS dapat uang pensiun di masa tua", begitu jawab beliau dengan nada bercanda. Dalam hati, "ah kalau semisal di masa karir menabung dan berinvestasi, kan tetap bisa disimpan untuk masa tua semisal tidak mendapatkan uang pensiun karena tidak menjadi PNS".

Lepas lulus SMA, dan melanjutkan ke perkuliahan mulai mengenal nasehat bijak "bekerja sesuai passion" atau "pekerjaan yang menyenangkan adalah hobi yang dibayar" dan nasehat sejenis lainnya yang intinya adalah nantinya kita itu bekerja bisa beragam jenis pekerjaannya mulai dari passion, hobi, dll yang orientasinya bukan uang masa pensiun seperti jawaban guru saya tadi. Apalagi di zaman millenial seperti saat ini, jenis profesi sangat beragam. Pernah membaca berita bahwa trend anak muda bekerja cenderung tidak terikat karena mudah jenuh, bersifat mobile bukan harus stay di kantor, dan cenderung menyukai pekerjaan yang terintegrasi dengan media digital atau online sehingga mudah diakses dari mana saja atau integrasi dengan kecanggihan teknologi lain. Jadi, bagi yang memang tidak tertarik bekerja sebagai PNS atau pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya terikat di kantor, mereka memiliki banyak pilihan untuk jenis pekerjaan lain.

Maka tidak heran kalau bermunculan seorang pengusaha yang sampingannya sebagai driver ojol saat weekend karena menganggap itu bagian dari refreshing namun tetap menghasilkan uang, atau seseorang yang profesinya sebagai dokter namun juga seorang model atau make up artist, atau pelaku jenis usaha event organizer yang juga seorang jurnalis, atau seorang beauty blogger yang juga seorang MC/host tv, dan lain-lain.

Sebelum dilanjutkan, ada yang kemudian tersadar apa hubungannya deksripsi di atas dengan corona?

Sabar mamad. Saya berusaha menyusun transisi antar paragraf agar sistematis dan kisahnya ndak jumping, enak dibaca dan mudah dipahami. Jelang lahiran, tarik nafas dulu.

Lalu, apaaaa hubungannya corona dengan ini semua yayuuk? (Pakai nada do paling rendah bawah tanah, biar nggak dikira ngegas)

Sekitar dua hari lalu saya bertemu dengan 2 teman saya. Satu adalah seorang model dan make up artist, satunya lagi hanya berprofesi sebagai model. Mereka bercerita bahwa event modeling, fashion show, workshop wedding, dan semua acara yang membutuhkan jasa mereka (sebagai model) mulai bulan Maret hingga April ditunda dan belum ada konfirmasi dari organizer mengenai kapan pasti tanggal pelaksanannya, mengingat situasi belum kondusif. Bahkan pemerintah berencana memperpanjang masa isolasi mandiri  dan tetap meminta masyarakat untuk social distancing hingga bulan Mei 2020.

Berita larangan
mengadakan resepsi
Satu lagi, teman yang cukup saya kenal baik. Hampir di setiap unggahannya di media sosial bernada positif, dan nuansa kegembiaraan, hampir tidak pernah mengunggah hal-hal berbau "curhat". Hari ini dia mengunggah berita mengenai kebijakan Polri yang melarang masyarakat mengadakan resepsi pernikahan di tengah wabah corona hingga kondusif nanti.

Beberapa saat kemudian, dia mengunggah "curhatan" di media sosialnya terkait dampak corona terhadap usaha persewaan kebaya miliknya.

Curhatan seorang teman baik
Sedangkan bulan Februari lalu, ketika saya berkumpul dengan saudara jauh dan berdiskusi santai, sebut saja om X membahas mengenai pekerjaan settle dimana bagi si om, PNS atau pegawai BUMN tetap menjadi pekerjaan yang sangat direkomendasikan. Alasannya karena gaji tetap, terjamin, tunjangan dan uang pensiun. Menengok saudara-saudara lain yang masih seusia dengan saya, mereka menilai pekerjaan mereka yang non PNS, non BUMN bukan menjadi pekerjaan yang lantas tidak tergolong pekerjaan yang kurang "terjamin" seperti kata om X tadi. Ya meskipun statusnya freelancer tapi setiap bulan ada pemasukan bahkan nominalnya bisa lebih banyak dari gaji PNS (bergantung jenis project yang digarap) dan menurut mereka berinvestasi dan menabung bisa dijadikan pilihan untuk  tabungan masa tua nanti.


Nah kembali ke perihal corona. Di tengah pandemik global ini, memang ada pekerjaan-pekerjaan yang terus settle berjalan seperti biasa. Bukan hanya gaji atau tunjangan saja yang settle tiap bulan didapat. Maksudnya adalah meskipun ada wabah corona seperti saat ini, pekerjaan settle tersebut tidak terganggu. Mereka tetap bekerja, gaji tetap jaya seperti bulan-bulan biasa. Seperti tenaga medis yang bahkan mendapat insentif tambahan bagi mereka yang menangani pasien covid 19. Lalu polisi atau petugas keamanan, PNS, guru, jurnalis, penulis dan pekerjaan lain yang tetap settle meskipun ada wabah dan tetap digaji seperti biasa. Terlepas dengan segala resiko pekerjaan ya. Fokus tulisan ini membahas soal "settle" tadi.

Bayangkan seperti teman saya yang seorang model tadi,  atau misal profesi penari, pemain ludruk, penyedia persewaan sound system, penyedia persewaan kebaya pernikahan, event organizer, make up artist, atau pekerjaan yang erat berkaitan dengan event dimana event itu erat kaitannya dengan kerumunan massa, terpaksa 'puasa' karena larangan adanya acara atau kegiatan apapun yang mengundang orang banyak karena rawan penularan corona. Belum lagi driver ojol yang harus keluar rumah, rawan tertular virus karena interaksi dengan banyak orang. Itupun dengan resiko yang sama mereka harus menelan pahit kenyataan minimnya pemasukan karna masyarakat yang bepergian pun sangat sedikit karna anjuran pemerintah untuk work from home. Pemilik cafe, resto yang terpaksa tutup sementara karena sepi, dan pekerjaan-pekerjaan yang semula dirasa settle tapi ternyata karena suatu wabah dan kondisi luar biasa menjadi terasa kurang atau bahkan tidak settle lagi.

Haruskah saya masukkan kriteria, bahwa pekerjaan settle selain gaji tetap tiap bulan yaitu tahan wabah, tahan angin badai bencana, tak lekang oleh waktu dengan segala kondisi sosial yang mungkin terjadi di masa depan? Hehehe...

Kalau menurut kalian gimana?

Iya-iya rezeki sudah diatur.
Tulisan ini berfokus tentang pemahaman mengenai pekerjaan settle tadi esmeralda. Kan sebelum tawakkal ada ikhtiar. Sebelum bilang "ah rezeki sudah ada yang ngatur", kan ya usaha dulu menentukan jenis pekerjaan apa yang akan ditekuni, yang mungkin kriteria 'settle' misalnya.

Ah ya begitu.. ragu sih apa tulisan ini mudah dipahami. Hehehe..

Terima kasih sudah mampir.
Jaga kesehatan ya.

(Adm/Zan)
3/22/20

Suasana Audisi Miss Indonesia

Halo pembaca budiman. Jika kalian berencana mengikuti audisi kontes kecantikan dan mencari referensi apa saja kegiatan saat audisi, maka selamat karena kalian mendarat di blog yang tepat.

Kegiatan rangkaian audisi kontes kecantikan, biasanya apa saja ya?

Jika kalian mencari informasi untuk kontes secara umum, bisa baca artikel "Tips Mengikuti Audisi", khusus di tulisan kali ini akan secara spesifik membahas tahapan-tahapan audisi kontes Miss Indonesia 2020 di Kota Surabaya.

Pertama, peserta diharuskan untuk registrasi ulang dengan membawa kelengkapan administrasi/berkas saat datang ke lokasi audisi. Untuk berkas apa saja yang harus disiapkan, kalian bisa cek di media sosial atau situs resmi Miss Indonesia ya.

Kedua, peserta yang telah mengisi daftar hadir saat proses registrasi ulang, akan dipanggil secara bergantian untuk mengikuti tes tulis. Biasanya tes tulis meliputi wawasan umum dan isu/berita terkini.

Ruangan interview audisi Miss Indonesia (Surabaya)
Ketiga, tahap berikutnya adalah sesi interview. Ketika memasuki ruangan, peserta diarahkan untuk memakai clip on dan duduk di kursi yang telah disediakan. Kemudian peserta diminta untuk menghadap kamera dan memperkenalkan diri (dalam bahasa inggris) meliputi nama, usia, asal, TB, BB, asal keluarga ayah, asal keluarga ibu, asal keluarga kakek-nenek dari keluarga ibu, asal keluarga kakek-nenek dari keluarga ayah.


Keempat, bagi peserta yang dinyatakan lolos dari tahap interview maka masih akan melanjutkan ke tahap berikutnya. Yaitu make over, pengambilan foto dan video profil.

Sesi make over peserta
Untuk sesi make over, kalian akan dirias oleh tim sponsor dan mengenakan wardrobe yang sudah disiapkan oleh tim RCTI. Setelah itu kalian akan diambil foto oleh fotografer yang sudah standby disana. Biasanya akan diambil foto close up dan full badan. Usahakan kalian sudah mengenali angle kalian di kamera dan siapkan pose terbaik.

Sesi photoshoot
Setelah sesi foto selesai, berikutnya adalah sesi pengambilan video. Sebelum mulai take, peserta akan mendapatkan briefing dari panitia mengenai blocking dan titik-titik dimana peserta harus pose di depan kamera. Saat pengambilan video, peserta tidak diminta untuk memperkenalkan diri lagi, tetapi diminta untuk berjalan catwalk menghadap ke kamera. Jangan lupa untuk menikmati musiknya ya, supaya rileks dan ekspresinya tidak kaku (selengkapnya bisa dilihat di video bawah).

Pengambilan video
Kalian bisa menyaksikan video ini sampai selesai (lebih baik pakai headset ya agar suaranya lebih jelas). Kalau hanya diketik berupa tulisan, sepertinya kurang jelas menggambarkan masing-masing tahapan ya. Melalui video ini semoga sedikit memberi referensi dan mengobati rasa penasaran kalian akan rangkaian audisi Miss Indonesia 2020 (edisi Kota Surabaya).

Video audisi Miss Indonesia 2020 (Kota Surabaya)

Bisa sedikit dibayangkan ya, kalian jadi salah satu peerta disana dan di tengah-tengah dewan juri, menjawab pertanyaan dengan puluhan mata dan kamera memandang. Wew... kayaknya serem ya. Hehehe.. jangan cepat menyimpulkan sebelum nonton habis videonya.

Tapi pertanyaannya bukan seperti ujian SBMPTN atau UN kok. Lebih mengenai diri sendiri, bakat, pengalaman, opini mengenai isu-isu tertentu dan wawasan umum.

Tapi memang, semudah apapun jenis pertanyaannya, kalau kurang pandai memanajemen grogi, tidak kontrol emosi, bisa blank dan pertanyaan semudah apapun justru tidak bisa dijawab dengan baik.

Baru ngeh waktu ngedit videonya.
Carla Yules (yang akhirnya jadi pemenang Miss Indonesia 2020) ternyata in frame di video ini (interview berbaju merah, video profil baju merah muda).

Gimana pendapat kalian? Nggak salah ya kalau juri akhirnya ngelolosin si humble Carla Yules ini.

Ada yang mau sharing atau curhat soal pengalamannya di dunia beauty pageants?

Coret-coret di kolom komentar atau jangan sungkan untuk e-mail ke zanzabela@yahoo.com :)

Baca juga : Tips Mengikuti Audisi

(Adm/Zan)
3/12/20

MUSRENA KEREN KAB. TRENGGALEK 2020


Agar demokrasi berjalan lancar dalam pembangunan, maka perlu adanya pelibatan masyarakat dalam setiap perencanaan pembangunan daerah. Dalam Visi Kabupaten Trenggalek yang tertuang dalam RPJMD 2016-2021 yaitu “Terwujudnya Kabupaten Trenggalek yang Maju, Adil, Sejahtera, Berkepribadian”.

Tugas pembangunan merupakan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat, bukan semata tugas pemerintah saja. Perlu kiranya banyak-banyak melibatkan masyarakat, diantaranya dengan pelaksanaan MUSRENA KEREN (Musyawarah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan Lainnya) yang tidak terpisahkan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah.

Diharapkan tentunya kegiatan ini dapat memberikan kesempatan yang lebih luas kepada perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan lainnya untuk tidak hanya menjadi objek pembangunan, melainkan juga menjadi subjek dan berpartisipasi aktif dalam merumuskan kegiatan dalam rangka pemenuhan hak-hak perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan lainnya.

Penyelengaran MUSRENA KEREN di Kabupaten Trenggalek ini, telah diklaim sebagai yang pertama di Indonesia yang menggabungkan pembahasan isu-isu pemenuhan hak-hak perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan lainnya dalam suatu Forum Musyawarah dan diintegrasikan dengan proses perencanaan dan penganggaran daerah.

Ada 4 (empat) komponen Isu pembahasan dalam forum ini.

  1. Yang pertama adalah Isu pemenuhan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender.
  2. Yang Kedua adalah Isu pemenuhan hak-hak anak.
  3. Yang Ketiga adalah Isu pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas
  4. Yang Keempat adalah Isu pemenuhan hak-hak kelompok rentan, diantaranya masyarakat miskin.

Untuk menyelesaikan permasalahan dari 4 (empat) dimensi tersebut, sejak tahun 2019 telah dilaksanakan MUSRENA KEREN yang dilaksanakan dari level Desa, Kecamatan hingga Kabupaten. Di Tahun 2020 ini penyelenggaraan dan partisipasi MUSRENA KEREN juga semakin meningkat. Dengan mengangkat Tema Pembangunan RKPD 2021 “Memajukan Ekonomi Rakyat Melalui SDM Kreatif dan Ekosistem Yang Terjaga”, diharapkan MUSRENA KEREN 2020 dapat menjadi platform dan wadah bagi perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan lainnya untuk dapat menyampaikan aspirasi dan meningkatkan proses perencanaan pembangunan daerah yang responsif gender dan inklusif untuk Tahun Anggaran 2021, dengan prioritas pembangunan daerah :

  1. Mendorong investasi dan akselerasi ekonomi berbasis industri kreatif dan pariwisata untuk mendukung pengentasan kemiskinan
  2. Menciptakan SDM unggul, penuh kreatifitas yang siap kerja dan berwirausaha dan
  3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur dasar dan digital yang berwawasan lingkungan untuk pelayanan publik yang berkualitas

Dan ketiga narasumber yang hadir dan membagikan pengalamannya yang erat dengan memperjuangkan hak-hak kelompok rentan adalah sebagai berikut :

Bp. Ridho Jusmadi, Direktur dan Peneliti Jawa Pos Institute of Pro-otonomi, peneliti otonomi awards, peneliti Ayo Inklusif bekerjasama dengan #USAID, seorang tenaga ahli, dosen Fak. Hukum UTM.

Bp. Irwan Dwi Kustanto seorang aktivis dan pemrakarsa piranti lunak pengolah kata Braille 1998-2010, pemrakarsa pusat pelatihan komputer dan internet di 4 lembaga ketunanetraan di kota Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Makasar yang disponsori oleh Samsung Internasional, tahun 2004-2006; pioneer majalah khusus disabilitas yaitu majalah Diffa; mendesain alat bantu coblos Braille bagi pemilih tuna netra 2004, 2009, 2014 hingga saat ini.

Ibu Novita Hardini, Ketua Tim Penggerak PKK Kab. Trenggalek; Inisiator program SEPEDA KEREN (Sekolah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan lainnya) untuk mewujudkan pembangunan inklusif di Trenggalek; Penerima penghargaan HIMPAUDI Award tingkat nasional Ajang Kreativitas Pejuang PAUD (AKPP) III th 2019.

(Adm/moderator)