6/17/16

Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) Berbasis Sumber Daya Lokal

Burger Sawut Singkong

Sebagai akibat dampak era globalisasi, perdagangan bebas, pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, ketergantungan pada beras sangat besar, sehingga percepatan penganekaragaman konsumsi pangan merupakan suatu tuntutan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras sudah saatnya didorong penggunaan pangan lokal seperti jagung, singkong, ubi jalar, sagu, ganyong, sukun, pisang dan sejenisnya dengan tetap memperhatikan prinsip beragam, bergizi, berimbang dan aman, salah satu upaya menciptakan SDM yang berkualitas adalah dengan memperbaiki kualitas konsumsi pangan. Sedangkan, konsumsi yang berkualitas dapat diwujudkan apabila makanan yang dikonsumsi mengandung zat gizi lengkap sesuai dengan kebutuhan tubuh (Pematangsiantar).
6/2/16

Perancangan Aplikasi Monitoring Perkembangan Anak TK dengan Model Pendekatan User Centered Design

Kali ini posting sesuatu yang sedikit berbeda. Bukan soal pariwisata, budaya, passion atau pun kitiran. Tetapi resume skripsi saya. Wkwkwk... ini skripsi yang mengharu biru. Karna nggak nyangka bisa lulus setelah 4 tahun menjalani drama durjana. Barangkali ada yang sedang berencana untuk memakai metode yang sama yaitu User Centered Design (UCD), mungkin studi kasus ini bisa dijadikan insight. Cekidot...
****
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sebagaimana tertulis dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional pasal 28 yang berisi tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan melalui 3 jalur yaitu pertama, pendidikan formal seperti Taman Kanak-kanak (TK) atau yang sederajat; kedua, pendidikan non formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Tempat Penitipan Anak (TPA) atau yang sederajat dan ketiga, jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
Salah satu contoh bentuk pendidikan formal PAUD adalah Taman Kanak-kanak (TK). Taman kanak-kanak (TK) menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional (Permendiknas No. 58 Tahun 2009). Pendidikan tersebut diwujudkan dengan berbagai macam kegiatan belajar mengajar yang diberikan oleh guru kepada para peserta didik.
Dalam membantu proses pengembangan anak perlu adanya pemahaman potensi yang dimiliki anak. Pemahaman tersebut dapat diketahui dengan memperhatikan hal-hal yang cenderung disukai oleh anak. Kesukaan anak terhadap suatu hal dapat menumbuhkembangkan kecerdasan di bidang yang ia sukai. Dengan adanya pengenalan tersebut maka akan dapat diketahui sejak dini potensi, bakat dan minat anak sehingga memudahkan orang tua dan guru untuk mengarahkan pendidikan di jenjang selanjutnya maupun mengarahkan kegiatan ekstrakurikuler maupun kursus anak. Salah satu upaya untuk memantau perkembangan dan memperhatikan hal-hal yang disukai anak adalah dengan melakukan monitoring terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di kelas. Hal inilah yang diterapkan di TK Al Ikhlas Surabaya.
TK Al Ikhlas merupakan Taman Kanak-kanak di Surabaya yang berdiri sejak tahun 1984. TK Al Ikhlas menerapkan sistem monitoring terhadap aspek-aspek perkembangan murid yaitu sosial-emosional, moral-agama, fisik-motorik, kognitif dan kemampuan bahasa. Monitoring ini dilakukan setiap hari oleh para pengajar terhadap peserta didiknya guna mengetahui perkembangan dan potensi anak. Hasil monitoring tersebut didapatkan dengan memantau kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di kelas.
Sistem pencatatan monitoring di TK Al Ikhlas hingga saat ini masih dikerjakan secara manual dalam bentuk RKH (Rencana Kegiatan Harian). Baik pencatatan segala aktivitas pembelajaran hingga penilaian aspek-aspek pada anak masih dicatat dan direkap secara konvensional. Hasil dari monitoring tersebut tidak secara berkala disampaikan kepada orang tua/wali. Sehingga mereka tidak mengetahui bagaimana perkembangan anak setiap harinya.
****
Terima kasih sudah berkunjung.