3/30/15

Indonesia Youth Forum 2015 - Bengkulu

Yeah! Salah satu 'semoga'ku yang berujung cerah di tahun 2015 ini. Indonesia Youth Forum 2015 - Bengkulu, aku siaaapppppp.

Awalnya, saya mendapat informasi ini dari dosen saya namanya Bapak Nanang Fakhrur Rozi. Beliau tag website IYF ke facebook saya. Saya baca-baca dan memutuskan untuk mencoba daftar.

Syarat untuk mendaftar program ini bisa adalah mengisi form pendafataran yang ada di website www.isyf.or.id. Di dalam formulir kita diminta untuk mengisi identitas diri, deskripsi proyek sosial (maksimal 250 kata), motivasi (maksimal 500 kata), dan essay bertema Penguatan Peran Pemuda Menghadapi AEC 2015 dan post MDGs (maksimal 1500 kata).

Bagi rekan-rekan yang tidak terbiasa menulis (essay, artikel, dan berbagai tulisan apapun), mungkin syarat ini menjadi sangat sulit. Menurut saya menulis memiliki tantangan yang cukup rumit. Karena kita dituntut untuk bisa menyalurkan apa yang ada di pikiran kita (baik ide/opini/dll) ke dalam tulisan dan jangan sampai orang yang membaca tulisan kita salah menangkap maksud kita atau memiliki makna yang lain, ambigu, dll. Kita juga harus menulis sesuai dengan tata bahasa yang mudah dimengerti orang lain. Jika tulisan bersifat formal, maka kaidah EYD harus benar-benar diperhatikan dengan teliti.

Setelah selesai mengisi form, tugas berikutnya adalah berdoa. Semoga apa yang sudah saya tulis memang sudah maksimal dan mendapatkan hasil yang sesuai harapan.

Beberapa waktu kemudian pengumuman untuk peserta yang masuk ke tahap interview. Alhamdulillah langkah saya masih berlanjut. Yeayy....



Interview dilakukan melalui Skype atau telpon, saat itu saya diinterview melalui telpon. Karena tidak bertatap muka, saya merasa sedikit pesimis. Karena interviewer hanya mendengarkan suara saya, tidak melihat bagaimana mimik muka saya yang memang ingin ingin ingin lolos. Dan interview hanya berlangsung kurang lebih 5 menit. Dalam waktu sesingkat itu, saya harus menjawab pertanyaan interviewer dan meyakinkan interviewer kalau saya memang pantas dipilih sebagai peserta IYF 2015.

Beberapa minggu kemudian, saat bangun tidur pagi diiringi merdunya adzan Subuh saya membuka e-mail dan taraaaaaaaa, ini dia pengumuman hasil seleksi IYF 2015. 


Awalnya saya mengira mungkin semua peserta yang lolos tahap interview mendapat e-mail yang sama, belum tentu saya lolos. Saya baca perlahan dan saya mengunduh lampirannya. Dan di halaman pertama tertulis kata "SELAMAT! Kamu terpilih menjadi Peserta Indonesia Youth Forum 2015".

Rasanya haru, senang, bangga. Alhamdulillah.....



Salam Hai dari peserta nomor 30 :)


Bengkulu, aku datang.
Nggak sabar nunggu 6-11 Mei 2015. 

3/7/15

Video Profil Desa Wisata Munjungan, Trenggalek

Desa wisata merupakan suatu kawasan pedesaan yang memiliki ciri dan karakter untuk menjadi daerah tujuan wisata. Dalam proyek ini, desa yang akan dipilih sebagai obyek desa wisata adalah desa Munjungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Kawasan ini memiliki beberapa potensi yang dapat menjadi daya tarik antara lain objek wisata alam yang memiliki beberapa pantai, dan budaya seperti jaranan, latihan gamelan, perayaan upacara adat longkangan dan agrowisata seperti petik cengkeh, petik durian, dan lain-lain.  Pembangunan desa wisata Munjungan ini turut mendukung kebijakan pemerintah mengenai pembangunan yang akan difokuskan pada pedesaan, sesuai dengan UU Otonomi Daerah No. 22/99. Dengan pembangunan yang fokus di pedesaan diharapkan akan terjadi perubahan sosial kemasyarakatan dari urbanisasi ke ruralisasi (orang-orang kota pergi ke desa untuk berekreasi). Yang selama ini terjadi karena pembangunan lebih banyak terjadi di daerah perkotaan, sehingga orang-orang desa banyak pergi ke kota untuk mencari pekerjaan, dan kemudian menetap di kota. Dengan dibangun desa wisata masyarakat akan semakin terdorong untuk menjaga lingkungan dan nilai-nilai tradisi, seni dan budaya. Selain itu, keberadaan desa wisata akan memberdayakan masyarakat untuk dapat meningkatkan kesejahteraannya.

Berikut adalah video profil Desa Wisata Munjungan :



Desa wisata tidak hanya mengenai wisatawan yang datang untuk liburan atau berwisata, tetapi juga sebagai penopang perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kedatangan wisatawan ke desa juga akan mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat desa seperti menjual hasil kerajinan, makanan khas pedesaan, dan lain-lain. Ini berarti membuka lapangan kerja baru dan tambahan income bagi masyarakat desa.