10/28/15

Eksistensi Industri Batik Trenggalek dalam Menghadapi MEA 2015

Motif batik Trenggalek : cengkeh, manggis, durian (kiri ke kanan)

Setiap daerah umumnya memiliki potensi produk yang dapat diangkat dan dikembangkan. Menumbuhkembangkan industri kreatif tak bisa lepas dari budaya setempat. Dalam budaya lokal ada yang disebut dengan kearifan lokal yang menjadi nilai-nilai bermakna dan diterjemahkan dalam bentuk fisik berupa produk kreatif dari daerah setempat. Keunikan dan kekhasan produk lokal itulah yang menjadi kekuatan utama industri kreatif berbasis budaya lokal lalu ditambah dengan unsur kreativitas dan sentuhan teknologi.
Batik merupakan hasil produk industri kreatif berbasis budaya lokal yang sudah melalui sejarah panjang. Sifat batik yang luwes dan dinamis artinya selalu berkembang dan mengikuti perkembangan zaman membuat industri batik bertahan dan berkembang pesat. Tak terkecuali dengan perkembangan batik di Kabupaten Trenggalek yang sudah mulai berkembang dari segi motif (cengkeh, manggis, durian) dan pemilihan warna.
Tercatat ada 8 home industry batik yang ada di Trenggalek. Mereka juga membuka lapangan pekerjaan untuk pembatik. Dalam 1 home industry terdapat sekitar 10-20 pembatik yang bekerja disana. Sektor ini cukup berhasil dalam memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.
            Para pengusaha batik tidak serta merta berjalan sendiri, tetapi ada sinergi dengan pemerintah setempat. Seperti dari Dinas Koperasi Industri Perdagangan Pertambangan dan Energi (KOPERINDAGTAMBEN), Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (DISNAKERTRANSOS) dan Dinas Lingkungan Hidup di Kabupaten Trenggalek.
            Masyarakat Ekonomi ASEAN sebagai bagian dari fenomena globalisasi merupakan hal yang harus mendapatkan perhatian khusus oleh masyarakat. Guna menghadapi tantangan tersebut, pemerintah juga ikut andil dalam mempersiapkan industri batik Trenggalek itu sendiri. Upaya-upaya yang diberikan oleh beberapa dinas setempat, dalam hal ini yaitu dinas Kabupaten Trenggalek, guna menjaga, melestarikan dan mengembangkan eksistensi industri kreatif dalam menghadapi MEA 2015 adalah sebagai berikut :
1.      Dinas Koperasi Industri Perdagangan Pertambangan dan Energi (KOPERINDAGTAMBEN)
-          Memberikan pelatihan membatik
-          Memfasilitasi untuk standarisasi merk, barcode dan cara kemasan produk
-          HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) atau hak paten
2.      Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (DISNAKERTRANSOS)
-          Pelatihan membatik bagi tenaga kerja pembatik.
-          Sertifikasi pelatihan bagi tenaga kerja pembatik yang memiliki keahlian membatik
-          Pemberian modal awal bagi tenaga kerja yang mengikuti pelatihan.
3.      Dinas Lingkungan Hidup
-          Sosialisasi penanggulangan pencemaran lingkungan yang diakibatkan limbah warna buatan
-          Standarisasi IPAL atau Instalasi Pengelolaan Air Limbah
Salah satu syarat produk bisa diterima di pasar dunia khususnya dalam rangka menghadapi MEA adalah produk yang ramah lingkungan dimana produk tersebut tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Industri kreatif berbasis budaya lokal yaitu batik Trenggalek tidak hanya harus kreatif tetapi berkelanjutan (sustainable) dan berdaya saing global. Bagaimana industri batik dapat dikatakan sustainable dan berdaya saing global?
Agar industri batik dapat sustainable maka diperlukan kesadaran akan konsep sustainable fashion dan ethical fashion di masyarakat dan pelaku industri batik di Indonesia. Mengingat permasalahan tekstil dan batik di Indonesia adalah perkembangan zaman dari tahun ke tahun, pewarna alami telah terganti dengan pewarna kimia yang menyediakan banyak variasi warna dan juga batik print yang motifnya dicetak dengan mesin cetak.
Sustainable fashion atau disebut juga eco fashion adalah menerapkan pentingnya aspek lingkungan dan sosial dalam membuat produk fashion termasuk tekstil. Sedangkan ethical fashion memiliki pengertian yang hampir sama dengan sustainable fashion yaitu bagaimana cara mengembangkan industri fashion dengan cara yang etis, mulai dari penggunaan bahan, cara pengolahan, hingga cara pemasaran. Jika kedua konsep ini diterapkan maka industri batik di Trenggalek dapat berkelanjutan dan berdaya saing global. Pelaku industry batik Trenggalek tidak menggunakan pewarna berbahaya bagi lingkungan dan tidak menggunakan mesin printing untuk membuat batik.
Untuk mengetahui analisis keberadaan industri kreatif berbasis budaya lokal (batik) di Trenggalek saat ini dalam rangka menghadapi MEA 2015, dirumuskan dengan analisis SWOT sebagai berikut :
          Strength
Weakness
Opportunity
Threat
-  Unik (motif tidak sama dengan daerah lain)
-  Budaya lokal akan hidup bersama masyarakat setempat
-     Batik bergantung pada kreatifitas pengusaha dan pembatik (SDM)
-     Nilai ekonomi rendah karena dijual berupa produk setengah jadi (kain)
-   Perkembangan fashion yang berkembang pesat
-   Kreativitas mengikuti zaman (luwes atau dinamis)
-      Hak paten atau HAKI motif batik (rentan plagiarisme)
-      Pewarna kimia menimbulkan pencemaran lingkungan (jika sudah menjadi sentra batik yang besar)
Berdasarkan SWOT di atas, ada beberapa rekomendasi/upaya yang dapat mengantisipasi kekurangan dan memaksimalkan kelebihan agar industri kreatif berbasis budaya lokal yaitu batik Trenggalek dapat sustainable dan berdaya saing di era MEA 2015.
  • Pelatihan terhadap pembatik untuk merangsang kreativitas dalam menggambarkan motif batik Trenggalek. Pelatihan ini dapat bekerja sama dengan dinas setempat seperti DEPNAKER atau KOPERINDAG.
  • Mengubah produk batik yang biasanya dijual dalam bentuk produk setengah jadi menjadi produk jadi seperti baju, kemeja, gaun, dll. Dengan begitu maka akan meningkatkan pemasaran batik Trenggalek. Atau dengan mengadakan lomba fashion batik atau lomba desain batik yang memotivasi masyarakat untuk mendesain busana dengan batik.
  • Bekerja sama dengan KOPERINDAG untuk hak paten (HAKI) motif-motif batik agar tidak terjadi plagiarisme.
  • Perlu adanya sosialisasi mengenai standar IPAL atau Instalasi Pengolahan Air Limbah dari dinas lingkungan hidup untuk penanggulangan pencemaran yang diakibatkan pewarna kimia.


Sitasi :
CNN Indonesia
Greenpeace
Trenggalek dalam Angka (2014)
*****
Esai ini ditulis untuk karantina pemilihan Duta Batik Jawa Timur 2015Instagram : zanza_bela | Twitter : @ZanzaBela | FB : Zanza Bela

Desainer Batik Indonesia

Batik khas Trenggalek yang didesain modern | Photo by Helda Adis | Model : Raras Ayu Prima R.
Batik memiliki sifat luwes dan dinamis, artinya batik selalu berubah, berkembang dan mengikuti perkembangan zaman. Inilah yang membuat batik merupakan heritage yang terus eksis hingga saat ini. Potensi tersebut dapat memposisikan batik sebagai trend fashion dunia. Hal tersebut tak lepas dari peran para desainer yang mampu menciptakan seni berkelas dari kain batik dan memperkenalkannya pada dunia. 

Berikut nama-nama desainer batik Indonesia yang sukses dengan hasil karyanya.

1. Ghea Panggabean
Desainer kelahiran 1955 ini menampilkan etnik khas Indonesia dalam setiap rancangannya. Dikutip dari okezone.com, kendati konsisten mengususng kain Indonesia, Ghea tetap mengikuti perkembangan mode internasional. Menurutnya, meski material yang digunakan tradisional, secara tampilan tetap mengikuti tren.

Di tahun 80-an Ghea membuat gebrakan baru di dunia fashion dengan mengeksplorasi kain lurik dan jumputan. Dengan sentuhan kreatif Ghea, kain jumputan yakni kain tradisional motif ikat-celup (tie dye) hadir lebih menarik dan modern. (tokohindonesia.com)


2. Musa Widyatmodjo
Desainer senior yang memulai kiprahnya di dunia fashion sejak tahun 1991 ini baru saja meluncurkan koleksi ready to wear eksklusif yang ditujukan untuk pria guna memenuhi kebutuhan pria terhadap busana yang memberikan aksentuasi bagi penampilan. Seperti yang dikutip dari situs vemale.com, ciri khas desainer kelahiran 1965 ini adalah selalu mengkombinasikan detail-detal dengan menggunakan tiga kain nusantara, sehingga tidak bisa dicontek.

Untuk rancangan khusus pria ini, Musa memadukan lurik dengan batik, lurik dengan tenun NTT, batik dengan tenun, bahkan ada ‘tabrak’ motif antara lurik, batik dan tenun. Hasilnya, terlihat lebih ekslusif karena padu padan motif dan aplikasinya menghasilkan karya yang eksklusif. (kabarinews.com)

Masih banyak desainer ternama lainnya yang memiliki dedikasi tinggi terhadap batik Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Sahabatik dan tetap cintai batik Indonesia.


Sitasi :
Vemale.com
Kabarinews.com
tokohindonesia.com

Media sosial :
Twitter : @ZanzaBela
Instagram : zanza_bela
Facebook : Zanza Bela
10/26/15

Audiensi Komisi X DPR RI


Dukungan Komisi X DPR RI untuk Adwindo dan MSI

Dukungan Krisna Mukti untuk kampanye Everyone is Tourism Ambassador

Senin (7/9) Asosiasi Duta Wisata Indonesia (Adwindo) dan Muda Sabudarta Indonesia (MSI) melakukan audiensi Komisi X DPR RI di Senayan, Jakarta. Pada pertemuan ini, Adwindo dan MSI berkesempatan untuk memperkenalkan visi dan misi Adwindo sekaligus memperkenalkan MSI kepada Komisi X DPR RI.

***

Tentang Gramuda Sabudarta Indonesia:



10/21/15

Selayang Pandang : Muda Sabudarta Indonesia


Trend memakai sosial media khususnya bagi generasi muda tentunya memberi dampak yang bermacam-macam. Mulai dari digunakan sebagai penambah teman hingga media belajar. Meskipun terdapat manfaat positif, ternyata sosial media juga memberi dampak negatif bagi generasi muda saat ini. Salah satu aspek yang tercederai adalah jati diri mereka sebagai bangsa yang memiliki budaya.

Dimulai dari keresahan tersebut, Asosiasi Duta Wisata Indonesia (Adwindo) sebagai salah satu organisasi yang fokus dibidang pembangunan karakter generasi muda Indonesia menginisasi pembentukan satu gerakan bertajuk “Gramuda Sabudarta Indonesia atau GSI” (Generasi Muda Sadar Budaya dan Pariwisata Indonesia) yang mengajak para generasi muda di Indonesia untuk mencintai budaya dan pariwisata melalui pemberdayaan sosial media secara positif,  arif, kreatif dan inovatif.

Untuk menarik minat remaja mengenal tentang GSI dibutuhkan sosok motivator yang berasal dari kalangan remaja itu sendiri yang disiapkan melalui pemilihan Muda Sabudarta Indonesia. Pemilihan ini diselenggarakan untuk memilih remaja dengan kriteria SADAR 3B yaitu Berbudaya, Berwawasan dan Berbudi Pekerti Luhur. Selain itu seorang Muda Sabudarta yang terpilih akan mengemban tanggung jawab untuk menjalankan program Gramuda Sabudarta Indonesia yakni berperan sebagai promotor dalam mengkampanyekan kepada generasi muda tentang kecintaan pada budaya dan pariwisata di Indonesia melalui media digital/sosial media dan juga aktivitas riil.


****

Instagram : zanza_bela
Facebook : Zanza Bela

Trend Gaya Klasik Tetap Asyik


Gaya klasik yang unik dan nyentrik tampaknya tetap asik dijadikan pilihan outfit of the day. Meskipun trend fashion berkembang pesat, selalu ada saja style yang diambil dari gaya klasik ini seperti potongan baju, celana, rok atau aksesoris rambut. Baju bergaya 70an ini bisa dikatakan sebagai style yang awet tak tergerus zaman, gaya ini seperti menjadi trend yang abadi. Bahkan tak ikut ketinggalan para muslimah juga mengikuti style ini untuk menunjang penampilannya.

Retro style atau vintage masa kini lebih menekankan pada mix n’ match baju dengan model-model kuno yang antik dengan desain atau kreasi model masa kini dan penambahan aksesoris. Untuk tampil dengan style klasik kalian tidak harus berbelanja di butik yang mahal, dengan mengumpulkan dan memadu padankan koleksi pakaian lama atau yang dimiliki ibu sewaktu muda maka kalian bisa tampil vintage.

Kenali juga ciri-ciri khas gaya vintage supaya gaya klasikmu bisa maksimal. Vintage style identik dengan dress simple yang berwarna coklat atau soga, gold dan pastel. Sedangkan motif yang paling banyak ditemui adalah floral, polkadot, kerah bulat, renda dan pita. Meskipun gaya klasik ini masih eksis sampai saat ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memilih outfit agar tidak berlebihan dan terkesan norak. Pastikan untuk tidak campur aduk beberapa motif vintage dalam satu penampilan. Fokuslah pada salah satu motif dan padu padankan dengan item baru.

Menurut Anata Kusuma, fashion blogger, ada tips untuk memadupadankan busana vintage agar tetap terlihat stylist. Anata menyarankan untuk mencampur satu item vintage dengan jeans, blazer atau T-shirt. Misalnya dengan mengenakan midi skirt dengan cropped top. Bila ingin tampil lebih fun, bisa mencoba mengenakan baju bermotif kotak-kotak atau polkadot dan dapat dipadu padankan dengan rok panjang warna menyala seperti orange.

Tertarik untuk mencoba gaya klasik? Semoga bermanfaat untuk kamu yang ingin tampil asik dengan gaya klasik ya J (zan)


Instagram : zanza_bela
Facebook : Zanza Bela
10/12/15

Indonesia Youth Culture Exchange Program - Cambodia 2015



"Tulis secara nyata 100 atau lebih impian Anda, jangan hanya dalam ingatan. Nanti bisa LUPA!"

Saya masih ingat betul saya menulis kalimat ini di binder kuliah tahun 2012 ketika baru masuk sebagai mahasiswa di ITATS. Saya menulis sebanyak-banyaknya mimpi yang saya pikirkan saat itu. Dari serentetan impian, salah satunya adalah saya ingin ke luar negeri dengan program exchange.

Kalau melihat di televisi, berita di koran atau majalah, saya sering menemui berita tentang Indonesia yang anggapannya selalu terbelakang dari negara lain. Saya penasaran bagaimana masyarakat di negara lain hidup, merespon globalisasi, mengeluarkan pendapat dan bahkan bagaimana mereka menilai Indonesia?


Saya banyak mencoba apply beberapa program exchange namun masih belum berhasil. Sempat merasa putus asa, tapi begitu melihat tulisan di binder ini saya bersemangat kembali. Rasanya malu kalau impian-impian saya hanya berakhir sebagai tulisan, bukan kenangan. Saya ingin mewujudkan dan menjadikan tulisan ini sebagai sebenar-benarnya kenangan.

"Ngapain sih capek-capek ikut exchange? Kuliah aja, IPK bagus kan sudah cukup. Ngapain ribet-ribet nyiksa diri sendiri?"

Kalimat-kalimat seperti ini sering saya dapat. Entah saya yang salah makan? Atau pola pikir mereka yang hanya sebatas itu saja? Atau hanya saya alien di sini yang memang ribet-ribet menyiksa diri sendiri? Ahhhh sudahlah... Dalam hati saya berkata, "jangan berpikir primitif ya Bel. Insyaallah ada hikmah di sela cita-cita dan impian hebatmu. Aamiin.."

Lanjuuutttt...
Tahun 2015, saya mendapat informasi tentang program IYCE atau Indonesia Youth Culture Exchange yang akan diselenggarakan di Kamboja. Seperti biasa, saat mendaftar selalu ada bayangan "lolos, enggak, lolos, enggak, lolos, enggak..". Hahaha... Tapi apa salahnya mencoba? Nggak ada ruginya kan? Kalau belum berhasil, ya coba lagi, kalau berhasil kan juga tidak ada yang tahu kalau sebelumnya tidak dicoba.

Tepat 10 Juli 2015 saya mendaftar IYCE. Di tanggal 23 Juli 2015, saat itu posisi saya dalam perjalanan ke Surabaya, di dalam bus bersama kakak saya dan saya teriak histeris membaca email bahwa rekor gagal saya akhirnya pecaaaaaaahhhh.


Alhamdulillah... Akhirnya nyantol, beeeerhasiiiiilllll, hip hip hura hura *ketawagirangbanget*

Baiklah, jangan berlarut-larut dengan tawa riang karna ada banyak antrian persiapan yang harus benar-benar disiapkan untuk keberangkatan. Mulai nabung buat uang saku ke sana, mulai persiapan menari tradisional untuk cultural performance, list barang-barang yang akan dibawa, dll.

Eksekusi dimulai, tanggal 27 September 2015 saya berangkat ke Jakarta dengan hati berdebar-debar bak menjemput sang pujaan di Kamboja, wkwkwk *lebay*. Baru keesokan harinya berangkat ke Kamboja pukul 17.00 WIB dan transit di KL selama 3 jam. Nah transit ini yang baru seru, di KL saya bertemu dengan delegasi-delegasi lain. Apa yang kita lakukan selama 3 jam transit? Tidur? Ahhh.. kesempatan langka seperti ini sangat sayang kalau kita tidur. Jadiiii kita keliling bandara dan ujung-ujungnya wisata kuliner juga, Hahaha. Pukul 06.00 baru kita meneruskan eksekusi ke Kamboja. Eitss... foto dulu sebelum berangkat. Abaikan muka kucel kami.

Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan, akhirnya sampai di Phnom Penh. Aaaaa nggak sabar ada apa aja di bawah sana. Hahaha...


Yeayyy... Salam pagi dari Phnom Penh. Dan lihat bunga apa yang saya temukan di sini.
Bunga Kamboja atau disana disebut "Romyol/Rumyul (ážšំáž™ោáž›) "

Cerahnya Phnom Penh
Setelah dari airport kita check in hotel, persiapan welcoming dinner dan istirahat. Pesta akan benar-benar dimulai keesokan harinya.

Agenda hari kedua, kunjungan ke universitas, dubes Indonesia, city tour dan fun trip ke provinsi Siem Riep. Satu hal yang tidak jauh berbeda dari Indonesia adalah, panas. Hahaha...






Di hari ketiga dan keempat kami berada di provinsi Siem Reap. Di sini adalah kawasan desa wisata yang menerapkan konsep CBT (Community Based Tourism). Kami bertemu beberapa volunteer dari Australia yang memberikan pembelajaran tentang kesehatan untuk masyarakat di Siem Reap. Di desa ini kami diajak berkeliling dengan mengendarai sepeda, tanam pohon, belajar membuat kerajinan tangan Smok (kotak anyaman), bermain sambil belajar bahasa inggris dengan anak-anak desa, bahkan membantu masyarakat di sana menanam padi di sawah.






Smok (semacam kotak anyaman)
Percayalah, ini rumah penduduk di desa Siem Reap
Sebagai ucapan terima kasih, seluruh delegasi menampilkan pertunjukan seni khas Indonesia di depan masyarakat Siem Reap. Ada yang menari, menyanyi, menceritakan tentang baju khas daerah hingga wisata yang ada di Indonesia.
Usai cultural performance
Hari kelima, yeay. Kami berpindah tempat lagi ke kota Angkor untuk berkunjung ke icon wisata di Kamboja yaitu Angkor Wat. Angkor Wat adalah kuil atau candi yang gaya bangunannya mirip dengan candi Prambanan dan Borobudur. Menurut sejarah, perkembangan Angkor tak lepas dari kerajaan Jawa masa Dinasti Sailendra yang menguasai sejumlah kerajaan di kawasan Asia Tenggara pada abad ke-7 masehi. Yang memukau bagi saya adalah tiap dinding-dinding besar terdapat relief-relief yang indah dan tiap ukiran menggambarkan sejarah seperti epik Hindu Ramayana dan Mahabarata.

Saat di Angkor Wat


Yah sudah hari terakhir, hikss.. kuraaaaang. Apanya yang kurang? Kurang jalan-jalannya! Hahaha...Sebelum kembali ke Indonesia, kami diberi kesempatan untuk berburu oleh-oleh. Rasanya agak kaget tawar-menawar dengan pedagang di sini, mereka cenderung tegas. Yes or No deal. Kalau sudah nawar artinya siap beli, kalau sampai nawar dan nggak jadi beli wahhh bisa marah-marah mereka. Eh tapi marah-marahnya pakai bahasa Khmer, jadi kita nggak sakit hati sih, paham aja enggak. Hahaha...

Eits ada yang kelewat. Jadi malam sebelum esok paginya check out setiap delegasi wajib menulis semacam surat untuk dimasukkan ke Sugar Cube di bawa ini. Huaaaa.... dan surat kalian buat aku so sweet semuaaaa. Thankyou semuanya, IYCE 2015 TOP!!!!

Sugar Cube

My Sugar Cube
Terima kasih sudah mampir di blog saya. Jangan lupa untuk jadi generasi muda yang banyak mimpi dan menginspirasi yaaaa. Sukses!

Instagram: zanza_bela (zan)