Showing posts with label beasiswa. Show all posts
Showing posts with label beasiswa. Show all posts
4/6/25

Pre-departure Program YSEALI Creators Co-Lab 2025

Lanjutan tulisan yang ini, tentang YSEALI Creators Co-Lab 2025. Ternyata aku baru ngeh kalau pendaftarannya diperpanjang. Makanya aku ngerasa "Kok lama ya. Nggak ada kabar, kayaknya aku nggak lolos deh!". Ternyata karena diperpanjang, akhirnya pengumumannya pun juga agak lama.

FYI, aku menyadari satu hal. Berdasarkan pengalaman banyak "gagal" ketika mendaftar program-program internasional apalagi penyelenggaranya sangat prestisius, maka yang perlu kalian pahami adalah peserta yang "gagal" atau dinyatakan "tidak lolos" pun akan tetap mendapatkan pemberitahuan melalui e-mail. Aku pun baru sadar, "oiya ya, nggak ada e-mail sama sekali", haha.. akibat terlalu ovt ya gini ini *lol jangan ditiru!

Sampai akhirnya di tanggal 19 Maret 2025, aku mendapatkan e-mail dari panitia. Dan tarrrraaaaaa.....


Kata-kata "..for being SELECTED.." ini langsung jadi fokus utamaku. Tapi karena masih kaget, nge-freeze dalam beberapa detik, aku merasa nge-blank dadakan dan nggak ngerti bahasa inggris *lol sampek akhirnya aku capture surel ini dan aku kirim ke temenku. Dan yaps, dia ketawa karena aku menanyakan hal konyol.

"Ini maksudnya email ini apa ya? Aku mendadak nggak bisa bahasa inggris", tanyaku polos lugu sambil agak freeze, hahaha...

Soalnya persiapan pendaftaranku sejak 20 Desember 2024, dan submit sekitar akhir Desember itu. Belum ada tanda-tanda sampai bulan segini, jadi aku berpikir ya kayaknya nggak lolos deh. Dan akhirnya kita sampai di sesi pre-departure program yang diadakan secara daring tanggal 5-6 April 2025.


Nggak sekedar say hi dengan 60 delegasi dari berbagai negara tapi kita juga ada sesi sharing dengan 2 konten kreator asal Filipina dan Kamboja. Masing-masing ngajak kita diskusi tentang gimana bikin konten yang impactful untuk masyarakat, isu sosial, dan positive movement. Aku sangat agree dengan ini karena gerah ngeliat konten kreator yang punya "power" bahkan louder voice, tapi nggak dia manfaatkan untuk hal-hal yang impactful ke sosial masyarakat.

Semoga segala persiapan diberi kelancaran, dan sesuai jadwal kita akan mulai opening ceremony di tanggal 28 Mei 2025 di Manila, Filipina. Bissmillah..

Oiya, referensi video yang aku submit sebagai salah satu syarat wajib untuk mendaftar program ini bisa kalian cek di link ini ya. Barangkali ada program serupa di tahun mendatang dan kalian butuh referensi videonya, bisa dijadikan gambaran.

Nanti cerita-cerita serunya akan aku update di blog ini dan medsos aku di instagram @zanza_bela atau youtube Alabela. See you!


(Adm/Zan)

1/13/25

Tipe Perkuliahan di Luar Negeri : Coursework or Research?

Dok. Praktisi Mengajar di STKIP PGRI Trenggalek

Catatan kecil di tengah-tengah pusingnya memperdalam informasi kampus dan jurusan untuk dituliskan di study objective dan esai personal statement beasiswa, menyempatkan untuk menulis ini. Semoga bisa sedikit membantu teman-teman yang juga sedang berjuang bersama untuk ngedapetin beasiswa. Ahh tetap menyerah, jangan semangat. Sambat dikit biar nggak tekanan batin *lol ^^

Kalau di jenjang S1, biasanya di awal perkuliahan ada matrikulasi dan lanjut kuliah di kelas dengan semua mata kuliah wajib yang sudah ditentukan. Lanjut ke semester berikutnya selain mengikuti mata kuliah wajib juga mulai bisa memilih mata kuliah pilihan (tergantung banyaknya jumlah SKS yang bisa diambil per semester, biasanya dipengaruhi oleh nilai IPK). Kalau di luar negeri, sistem perkuliahan yang seperti ini maksudnya ya taught atau coursework programs. Kalau by research, ya sesuai namanya jadi lebih concern dan fokus ke penelitian.

Meskipun keduanya untuk program pasca sarjana, menuju gelar master atau doktor, ada perbedaan antara keduanya. Apa itu? Cekidot…

Program Coursework

  1. Kurikulum terstruktur: Mahasiswa mengikuti kelas kuliah, seminar dan workshop (durasi 1-2 tahun).
  2. Kelas dan tugas: Penekanan pada modul yang diajarkan, ada ujian (kalau di Indonesia ada UTS dan UAS) dan penilaian.
  3. Komponen penelitian: Proyek penelitian skala kecil atau tesis/disertasi (6-12 bulan).
  4. Pengembangan keterampilan: Fokus pada metode penelitian lanjutan, pemikiran kritis dan keahlian subjek.
  5. Durasi biasanya 2-3 tahun.


Program Research (Penelitian)

  1. Fokus penelitian asli: Mahasiswa melakukan penelitian independen di bawah bimbingan supervisor/profesor.
  2. Kursus minimal: Mungkin termasuk kursus metode penelitian atau seminar.
  3. Tesis/disertasi: Fokus utama adalah menghasilkan kontribusi penelitian asli yang dapat dipublikasikan.
  4. Studi independen: Mahasiswa bekerja sama dengan pembimbing, dengan otonomi signifikan.
  5. Durasi lebih lama, biasanya 3-6 tahun.

Kalau aku sendiri karna ingin memperdalam ilmu secara menyeluruh, merasa buntu sekali karena lama nggak kuliah, apalagi S1 dan S2ku nggak linear, pengetahuan teoritisku kayaknya ngerasa sangat amat kureeeeng banget. Jadi aku prefer untuk ambil taught programs sih. Nah kalian juga bisa menentukan sesuai dengan future goals kalian ya!

Kampus di Indonesia yang menyediakan program serupa untuk pascasarjana juga ada kok. Tapi istilahnya kelas jalur reguler (coursework) dan jalur penelitian.  Yang setahuku ada, di  Universitas Airlangga, Surabaya, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada. Kayaknya aku kurang update untuk kampus-kampus lainnya, kalau kalian tahu bisa tulis di kolom komentar ya. Dan bahkan aku pernah membaca di beberapa jalur masuk perguruan tinggi indonesia, selain 2 kategori di atas, ada juga program jalur kerjasama. Sekilas ngobrol dengan salah satu pejabat publik, jalur kerjasama ini memang dari segi biaya lebih mahal. Tapi karna aku nggak memperdalam informasi seputar jalur kerjasama ini, jadi aku nggak bisa nulis banyak.

Oiya, untuk kalian yang nyari beasiswa dan kuwalahan untuk browsing informasi jurusan ilmu komunikasi (dan yang serumpun) di kampus internasional, udah aku rangkum! Kalian bisa klik di sini.

Terima kasih sudah mampir. See you!

1/6/25

Fully Funded: YSEALI CREATORS CO-LAB 2025

 


Tulisan perdana di 2025, kembali ke mode "berburu" program berfaedah nan fully funded. Oh tentu saja, ini masih proses pendaftaran kok. Dan tentu saja kalian yang membaca tulisan ini juga bisa mendaftarkan diri (selama masa pendaftaran belum ditutup).

Tulisan ini tentang bootcamp yang diadakan oleh YSEALI ditujukan untuk para digital creators yang ada di Southeast Asia termasuk Indonesia. Nah, untuk informasinya bisa diakses di Creators Co Lab (di sini) sekaligus online formnya bisa diakses di situs yang sama.

Bootcamp ini akan dilaksanakan secara daring tanggal 5-6 April 2025 dan luring selama 5 hari tanggal 28 Mei sampai 1 Juni 2025 di Manila, Filipina.

Oiya, isian di form pendaftarannya lumayan banyak dan perlu mengingat portofolio di bidang konten kreator. Menurutku nggak bisa diisi mode dadakan tahu bulat. Jadi harus luangkan waktu khusus untuk ngisi formnya.

Online form YSEALI Creators Lab 2025

Total ada 43 pertanyaan yang harus dijawab dan diisi oleh calon kandidat. 43 pertanyaan itu ada pertanyaan esai, check box, dan yes/no question. Tenang tenang, enggak semua muanya esai kok. Mabuk ntar >_<

Sambil kalian inget-inget lagi deh dulu pernah ikut workshop or training apa yang bidangnya masih berkaitan dengan konten kreator dan yang serumpun. Selain itu pernah kolaborasi project apa dan sama siapa aja, sama content creator lain atau sama institusi? Ceritain juga sebagai konten kreator, kalian concern di hal apa, tentang isu apa?

Khaaannn makanya aku bilang tadi isi formnya nggak bisa dadakan tahu bulat!

Aku spill pertanyaan esainya ya. Maksimal ditulis dengan 200 kata aja kok.



Renungkan baik-baik. Kalau semisal nggak yakin sama tulisan sendiri, bisa minta bantuan guru, mentor, teman, senior atau siapapun yang kalian anggap mereka mampu dan mau ngasih masukan. Karena insight dari mereka akan ngebantu menyempurnakan jawaban kalian.

Akhirnya udah submit. Bissmillah...


Jangan sedih, nggak cuma itu aja. Hampir kelupaan nulis. Jadi salah satu persyaratan lainnya untuk pendaftaran program ini adalah membuat video tentang profile singkat, concern konten kalian tentang apa dan motivasi mengikuti program berdurasi 1-2 menit. Komplit lah sudah! Program ini cocok untuk kalian yang senang mempersulit hidup, menambah beban diri sendiri, padahal hidup udah berat beut yak. Hehehe..

Terima kasih sudah mampir ya!

(Adm/Zan)

12/26/24

ERASMUS MUNDUS JOINT MASTERS : JOURNALISM

Masih edisi memburu beasiswa! Karna kalau memburu cintamu, aku tak sanggup :) lol candaaaaaaa ya. Biar nggak spaneng.

Kali ini aku meninggalkan jejak di lapak virtual ini untuk membahas tentang salah satu program beasiswa bergengsi untuk kesempatan berkuliah di Uni Eropa. Yaps! Erasmus Mundus Joint Masters program. Program jenjang Master ini bagian dari Erasmus+ yang digagas oleh Uni Eropa untuk mendukung bidang pendidikan, pelatihan, pemuda dan olahraga. Secara teknis, dilaksanakam bersama-sama dengan konsorsium internasional yang terbentuk berkat kerjasama berbagai institusi pendidikan di Uni Eropa.

Nah, bagi kalian yang suka tantangan, suka kitiran (followers lamaku pasti paham), suka explore tempat baru, suka travelling, maka beasiswa ini akan cocok untuk kalian. Karena kuliah tiap semesternya akan berpindah-pindan kampus bahkan negara. Wowwww! Informasi lain tentang beasiswa ini udah banyak yang mengulas, aku mau lanjut membahas lebin teknis lagi ya. Lanjut!

Pertama-tama, cek bidang studi yang ingin kalian perdalam di jenjang master EMJM ini dengan mengunjungi situs Erasmus Mundus Catalogue (klik disini) yang memiliki total 212 konsentrasi jurusan. Setiap tahun jumlahnya akan berbeda-beda ya. Tampilan halaman akan muncul seperti ini :

Kemudian cari prodi atau bidang minat kalian dengan menuliskan pada keywords atau kata kunci di kolom sisi kiri. Misal, aku mencari dengan kata kunci journalism karna memang aku mengincar bidang ini yang masih satu rumpun dengan ilmu komunikasi.

Kemudian kalian bisa mengunjungi website resmi milik konsorsiumnya dan cek kapan deadline pendaftaran, persyaratan, kampus, dll.

Nah ternyata untuk Mundus Journalism, batas waktu pendaftarannya sampai 10 Januari 2025 guys uhuy mepet syekaliiiii dari tenggang waktu aku buka sekarang. Ehmm.. kita upayakan yang terbaik, semoga terkejar. Semisal pun enggak, tahun depan akan dibuka lagi. Jadi anggap sekarang ini mencicil berkas persyaratan. Hehe...

Untuk Mundus Journalism, di tahun pertama semua mahasiswa akan berkuliah di Aarhus, Denmark, di tahun kedua ada spesialisasi yang ditawarkan seperti konsertasi Politics & Communication di Unuversity of Amsterdam, atau konsentrasi Totalitarianism & Transition di Charles University di Prague, atau konsentrasi Crisis & Conflict di City St George's, University of London di United of Kingdom atau konsentrasi Cultures & Contexts di Ludwig-Maximilians University of Munich (LMU). Kalian bisa memilih salah satu konsentrasi untuk tahun ke-2 sesuai dengan peminatan yang kaoian ingin pelajari.

Apa saja yang perlu disiapkan? Banyak beuuttssss. Alurnya kira-kira seperti ini. Wah mulai ngetik sambil keringat dingin. Hehehe.. Ini daftar berkas atau dokumen yang diperlukan :

  1. Application form
  2. Academic documents
  3. Journalistic documents
  4. Language documents
  5. Curriculum Vitae
  6. Academic and journalistic reference letters
  7. Documentation of nationality
  8. Special needs/Chronic illness/disabilities
  9. Application package title
Jika kalian sama denganku, ingin memilih program Mundus Journalism, kalian bisa klik situs resmi di sini. Untuk online registration bisa diakses di alamat ini

Pastikan ijazah dan transkrip kalian sudah dalam berbahasa inggris ya, jika belum, segera urus ke penerjemah tersumpah atau bagi yang kampusnya menyediakan translate bisa ke kampus masing-masing.

Kemudian, bagian termenguras energi lainnya selain belajar IELTS adalah menulis esai. Tapi esainya sudah dalam bentuk menjawab pertanyaan ya. Aku spill pertanyaannya:


Gimana? Mayan kan? Haha.. Namanya juga beasiswa bagus, pasti susah hikss..

Tapi ternyata untuk tahun 2025-2027, Mundus Journalism hanya memberikan 2 beasiswa konsorsium saja. Wah.. ketir-ketir nih. Perlu untuk menjelajah informasi lebih deep lagi deh. Terutama soal biaya hidup, dll.

Penting untuk 'tidak mepet' dalam menyiapkan aplikasi beasiswa, termasuk membaca semua syarat, ketentuan, jika ada hal-hal seperti ini bisa segera mencari prodi lain, melakukan proofread esai secara optimal, belum lagi jika tes TOEFL/IELTS belum memenuhi skor target, dan belum lagi menggalaunya haha.. intinya jangan mepet!

Sementara ini dulu karna jari udah lemes mau ngetik, mau menggalau dulu. Terima kasih sudah mampir ya.


(Adm/Zan)




UJI KOMPETENSI WARTAWAN (Part 1)

Awal mula menggeluti bidang jurnalistik, dimulai saat aku duduk di bangku SMP dan berlanjut di SMA. Karena memiliki kesenangan dalam bidang tulis menulis, ku tuangkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya Karya Tulis Ilmiah. Dan kebetulan waktu SMA, ada salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang menurutku sangat memorable. Yaitu tugas untuk mengadakan praktik talkshow dimana kami dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok akan dibagi perannya. Dan kelompokku menunjukku sebagai host sedangkan temanku lainnya berperan sebagai narasumber. Mulaikah kami berdiskusi tentang topik, membuat pertanyaan, menyusun jawaban narasumber, aku pun menyusun scriptku dengan kemampuan ala kadarku. Haha..

Ternyata diam-diam, guruku, bu Tatik, memperlombakan performa tiap kelompok dengan kelompok antar kelas lain. Angkatanku waktu itu itu terdiri dari 3 kelas jurusan IPA dan 4 kelas jurusan IPS. Per kelas bisa saja terdiri dari 3-4 kelompok. Setelah masa tugas selesai, seluruh kelompok sudah tampil, guruku mengumumkan host terbaik dari seluruh kelas. Dan ternyata, akulah yang dianggap memberikan performa terbaik. Dari sejak saat itu, melakukan presentasi atau berbicara di depan umum tidak lagi hanya sebuah syarat belajar mengajar di kelas, tapi bagiku udah seperti hobi dan passion. Aku mencoba mencari kesempatan entah melalui lomba, forum, pertemuan rapat organisasi atau lainnya untuk menyalurkan hobiku berbicara. Bahkan diam-diam aku mulai mencari-cari topik apa yang harus aku sampaikan di depan forum.

Menulis dan berbicara, bagiku hal yang menyenangkan. Walaupun saat itu belum mempelajari ilmu khususnya. Ya, hanya berbekal pelajaran bahasa Indonesia dan tugas sekolah, tapi lumayan untuk menumbuhkan kecintaanku terhadap dua hal ini.

Saat duduk di kelas 2 SMA, aku mengikuti sebuah kompetisi pemilihan duta wisata Kakang Mbakyu Trenggalek. Dan akhirnya membuatku memiliki banyaj teman baru yang berasal dari sekolah lain bahkan ada yang sudah mahasiswa. Saat bertemu, kami berdiskusi banyak hal termasuk salah satunya tentang majalah sekolah. Saya yang waktu itu sebagai anggota MPK, juga akhirnya baru sadar bahwa di sekolah kami belum ada majalah sekolah sebagai ruang sarana ekspresi pelajar dan ruang apresiasi. Saat pertemuan rutin OSIS-MPK, aku mulai membahas tentang majalah sekolah. Dan temanku bernawa Wahyu Fajar Bahari, dia ketua divisi publikasi OSIS menyepakati usulanku tersebut. Dan mulailah kami menyusun anggota, membagi tugas, berkonsultasi dengan guru pembina, mencari narasumber, menyusun rubrik, hingga menyusun layout majalah.

Nah disinilah bidang jurnalistikku mulai lebih diasah. Tak hanya sekedar teori, tetapi langsung praktik sembari menulis banyak artikel dan sumber wawancara kemudian dimuat di majalah sekolah yang kami beri nama paperMagz. Menjadi tantangan baru ketika bisa berburu berita, meliput acara, melakukan investigasi, berkenalan dengan orang baru dan banyak hal menyenangkan lainnya.

Berlanjut saat kuliah, ternyata dua kesenanganku ini tetap istiqomah ku lakukan. Awalnya aku kira hanya hobi sesaat, ya kan pelajar labil ya. Hehehe.. Aku kira setelah lukus SMA, aku nggak akan hobi menulis atau berbicara lagi. Ternyata salah! Aku masih konsisten melakukannya bahkan aku mendapat banyak info lomba yang mengedepankan 2 hobiku itu. Bonusnya, di setiap lomba itu, keterampilan public speakingku kian meningkat. Sampai pada akhirnya, ketika menang suatu lomba, aku ditawari salah satu TV lokal di Surabaya untuk menjadi penyiar dan ikut casting

Sampai akhirnya menjadi penyiar, reporter dan ternyata tugasku tidak hanya bersiaran di studio tetapi juga melakukan reportase dan menulis berita hasil liputan. Wah.. jadi flashback pengalaman sebagai crew majalah sekolah saat SMA.

Setelah 4 tahun sebagai insan media, akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti UKW atau Uji Kompetensi Wartawan. Sebelum pelaksanaan ujian tatap muka, kami wajib mengikuti pembekalan dan pra asesmen secara daring. Termasuk kami diingatkan kembali mengenai Undang Undang dan Peraturan yang mengatur Pers dan Jurnalis di Indonesia oleh Bu Ninik Rahayu dari Dewan Pers. Dilanjutkan dengan materi-materi lainnya.




Baca juga lanjutan part 2 ya untuk pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan 2023.
9/16/24

CARA PEMULA MENCARI DAFTAR KAMPUS LN UNTUK BEASISWA

Hola hai... Lama nggak tegur sapa online yak. Bagaimana hidup? Di qodarullah era ini masih penuh semangat atau penuh sambat? *lol skip

Tulisan ini masih melanjutkan perjuangan tentang studi lanjut di bidang ilmu komunikasi. Utamanya untuk teman-teman yang sudah lulus Sarjana dan akan lanjut studi Master atau Doktor ya. Dan setelah aku ingat-ingat, ada yang terlewat. Banyak teman-teman yang baru pertama kali memulai persiapan beasiswa untuk kampus LN dan kebingungan, harus mulai darimana untuk menggali informasi kampus beserta course jurusannya. Nah ini sharing pengalaman yang aku lakukan. Memang tidak mutlak dan tidak satu-satunya cara yang benar, ini hanya referensi bagi pemula yang masih sangat asing dengan dunia pemburu beasiswa dan di fase pencarian kampus beserta jurusan. Are you ready? 

Tapi coba refleksi dulu, kalian benar-benar sudah tahu nanti mau menggeluti "bidang tertentu" kan? Soalnya memang ada fenomena, walau sudah lulus Sarjana, tapi masih bingung mau mendalami bidang jurusan apa, ada juga yang merasa 4 tahun kuliah salah jurusan. Hmm..

Jika sudah di tahap pencarian kampus, disarankan sudah tidak bingung mau ambil jurusan apa. Setidaknya di kepala sudah ada referensi "oh aku akan menggeluti bidang ilmu sosial khususnya yang berkaitan dengan komunikasi" misalnya. Tapi kalau di dalam kepala kalian masih bertanya-tanya, "aku sebenarnya mau kuliah jurusan apa ya? Aku minat di bidang apa sih?", maka sebaiknya kalian temukan dulu bidangnya. Spesifik lebih baik tapi semisal masih secara umum (general) juga tidak masalah. Intinya sudah tahu jurusan apa yang kalian ingin tuju. Terus gimana caranya menemukan jurusan impian? Sesuai passion? Walaahh panjaang bener.. tulisan di unggahan ini bukan spesifik bahas tentang how to find your passion tapi lebih spesifik tentang cara selancar kampusnya.

Tapi aku sering bikin webinar tentang cara nemuin passion di platform Maestría jadi kalian bisa daftar kalau ikut mentoring dan konsultasi.

Bidang jurusannya secara general dulu nggak apa-apa kok, nanti bidang spesifiknya bisa kita gali di kampus-kampus LN yang akan kita cari.

Misalnya :
Kalian senang data ke suatu event dan membuat recape acara itu baik dalam bentuk artikel tertulis maupun video. Semangat banget kalau kalian menceritakan lagi soal event yang baru kalian kunjungi. Kalian unggah itu di blog dan kanal youtube milik kalian. Dari sekian banyak event yang sudah dikunjungi dan ditonton, ternyata kalian merasa lebih sreg untuk acara-acara berbau fashion atau peragaan busana. Seiring berjalannya waktu, kalian ingin hasil tulisan dan video recape kalian lebih menarik untuk dibaca dan ditonton. Akhirnya kalian pun juga membaca blog atau buku tentang tips-tips menulis hasil liputan event, cara membuat konten video menarik, dst. Intinya, hal yang semula hanya hobi kesenangan bahkan iseng gabut, kemudian ada step lebih lanjut kalian perdalam ilmunya. Lama kelamaan, kalian ingin menjadikan bidang ini untuk studi lanjut di jenjang pendidikan formal yaitu perguruan tinggi. Kalian juga berpikir untuk mengambil kursus atau les tentang konten kreator atau tentang kepenulisan sembari mencari kampus impian.

Nah, dari contoh pendek ini setidaknya seseorang telah sedikit menemukan apa bidang yang ingin ditekuni kan? Kata kuncinya dia suka "meliput event" informasi tambahannya dia lebih sreg meliput tentang "acara fashion". Nggak sekedar gabut semata tapi dia akhirnya niat untuk ke jenjang serius *aszekk alias memperdalam ilmu di bidang penulisan hasil liputan, content creation, kepenulisan, dll.

Sekarang kita kaitkan dengan jurusan di kampus-kampus. Yang jelas, enggak ada judul jurusan "Sarjana Meliput Event", ini nggak ada gengs ya. Kata kunci "suka meliput event" tadi kan bahasa awam kita aja, kita harus cari istilah dalam rumpun ilmu jurusan kampus itu apa ya. Singkat cerita, dengan kekuatan Google dan TikTok, kata kunci "suka meliput event" tadi mempertemukan kalian dengan keyword "jurnalistik atau journalism". Lalu kalian cari untuk bidang jurnalisme itu, masuknya di prodi atau fakultas apa ya?

Kalau kampus di Indonesia, bisa jadi masuk dalam jurusan broadcast and multimedia atau ilmu komunikasi dengan peminatan media/jurnalistik fakultas ilmu sosial dan politik.

Informasi ini sudah bagus untuk menjadi bekal kalian menemukan jurusan impian kalian. Untuk menentukan mau di jurusan broadcast atau ilmu komunikasi, kalian perlu browsing tentang mata kuliah atau deskripsi jurusannya ya.

Gambaran contoh di atas kalau misal di kampus Indonesia, maka kalian bisa saja memilih jurusan :
Opsi 1 : Broadcast atau Jurnalistik
Opsi 2 : Ilmu Komunikasi peminatan Media (peminatan lain ada Kehumasan)

Bagaimana dengan kampus di luar negeri?

Ada 2 jenis program perkuliahan yang bisa diambil.

Pertama, taught programme : biasanya perkuliahan lebih sistematis dan terstruktur seperti program sarjana umumnya. Mahasiswa mengikuti semua kelas mata kuliah full, seminar, ada evaluasi dengan ujian tulis, presentasi proyek akhir atau tesis/disertasi. Ditempuh selama kurang lebih 1-2 tahun (master) tapi tergantung jurusan dan negara. Ini cocok untuk mahasiswa yang mengejar pengetahuan praktis sesuai dengan industri dan profesi. Contoh gelar : Master of Science (MSc), Master of Arts (MA) dan Master of Business and Administration (MBA).

Kedua, research programme : perkuliahan berfokus pada proyek penelitian mandiri dengan disupervisi oleh dosen pembimbing. Durasi pelaksanaan di program ini agak lebih lama dibanding dengan taught programme, yakni sekitar 2-4 tahun tergantung tingkat gelar dan bidang studi. Evaluasi berupa penulisan disertasi dan tesis yang menunjukkan hasil penelitian mahasiswa. Program ini diperuntukkan untuk mahasiswa yang mengejar karir di bidang akademis atau penelitian karna pendekatannya pun lebih akademis dan teoritis dengan fokus untuk pendekatan ilmu pengetahuan baru yang dipublikasikan dalam bentuk jurnal akademik. Contoh gelar : Master of Philosophy dan Doctor of Philosophy.

Kalau di Indonesia ada pilihan kelas karyawan dan reguler, ini beda ya dengan opsi yang di kampus LN. Hehehe... Lanjut!

Setelah kalian memahami bidang jurusan apa yang ingin kalian tuju, ini mempermudah untuk mencari jurusan di luar negeri. Kalian bisa langsung mencari dengan mesin pencari Google atau TikTok, ketik keyword misalnya "jurusan jurnalisme di kampus UK", lalu enter. Akan muncul halaman-halaman rekomendasi yang memuat informasi ini.

Tapi, kalau kalian benar-benar masih pemula apalagi pekerja yang nggak punya waktu melimpah untuk berputar-putar di banyak situs, kalian akan kesusahan untuk menuju kampus impian dengan cara pencarian seperti ini. Apalagi list kampus yang muncul akan snagat banyak kan? Tentu kalian ingin mencari kampus terbaik, jurusan yang pas di hati, fasilitas kampus memadai, mungkin sudah terstandarisasi bahkan masuk Top World Rank tertentu, pokoknya kampus nggak ecek ecek kan ya? Setidaknya bukan kampus bodong. 

Berdasarkan pengalaman pribadi, untuk memudahkan mengerucutkan kampus-kampus tujuan, maka gunakan keyword "Russel Group" untuk kampus impian kalian di UK.

Buat yang belum tahu, Russel Group ini didirikan sejak tahun 1994 yang merupakan kelompok universitas-universitas penelitian terkemuka di Inggris dengan total 24 anggota universitas yang fokus dengan riset dimana hasilnya berkontribusi dan memiliki peranan besar untuk pertumbuhan ekonomi di UK. Selain itu, kampus-kampus ini juga menempati peringkat atas, baik di UK maupun menurut QS World University Rankings, Times Higher Education dan Complete University Guide. 24 kampus yang termasuk Russel Group bisa kalian cek di sini.

Nah, akan lebih mudah ketika kalian sudah mengerucut untuk mencari jurusan impian di antara 24 kampus tadi kan? Tapi tidak ada salahnya juga kalian mencari di luar daftar Russel Group, kalian bisa cari di web Chevening yang memuat informasi daftar kampus partnership dengan Chevening. Selanjutnya kalian mencari departemen yang sesuai jurusan kalian.

Misalnya lanjutan contoh tadi di atas ya!
Jika kampus di Indonesia, pilihan yang mungkin disarankan antara broadcast atau ilmu komunikasi peminatan media. Tetapi jika melihat di kampus LN salah satunya di kawasan UK, kalian bisa menemukan yang sangat spesifik seperti Fashion Journalism and Content Creation (MA) di University of The Arts London, Journalism (Audio, Docs and Podcast) di University of Bristol. Kalau ingin memperdalam bidang jurnalisme dan ilmu komunikasi bisa memilih Journalism, Media dan Communication di Cardiff University atau Media, Communication and International Journalism di University of Glasgow. Untuk yang bidang serupa, tapi segmen olahraga, ada juga sport journalism di University of Brighton, dan masih banyak lainnya.

Gambaran contoh di atas kalau misal di kampus Indonesia, maka kalian bisa saja memilih jurusan :
Opsi 1 : Broadcast atau Jurnalistik
Opsi 2 : Ilmu Komunikasi peminatan Media (peminatan lain ada Kehumasan)

Kampus LN jenjang Master (S2) :
Opsi 1 : Fashion Journalism and Content Creation
Opsi 2 : Journalism, Media dan Communication
Opsi 3 : Communication Science
dst.

Ini kalau di UK istilahnya Russel Group ya, kalau negara lain gimana?
  • US / Amerika : Ivy League
  • Australia : The Group of Eight
  • Tiongkok : C9 League
  • Jepang : Imperial Universities
  • Korea Selatan : SKY Universities
Tulisan ini bukan menganjurkan satu-satunya kampus yang dipilih hanya kampus ternama saja di dalam grup di atas, bukan. Ini hanya referensi untuk step awal kalian mencari referensi kampus LN utamanya yang keterbatasan waktu untuk selancar situs. Apalagi kalau ngejar pendaftaran esai beasiswa yang deadlinenya pendek. Tentu dengan mengerucutkan daftar kampus ini akan lebih memudahkan.

Aku juga sedang mencari informasi tentang kampus-kampus LN khusus bidang ilmu komunikasi (jenjang S2/S3), yang membutuhkan list-nya bisa klik di sini ya. Semoga membantu. Tidak bersifat mutlak, tetap kalian harus cek di situs resmi yang tertera di masing-masing kolom. Semangat!

Terima kasih sudah mampir.

(Adm/Zan)

9/5/23

UJI KOMPETENSI WARTAWAN (Part 2)

 

Pengumuman hasil Kompeten dengan Penguji Ending Sutardi LU ANTV

Lanjutan part 1 ya. Ini hari H pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diadakan selama 2 hari yaitu tanggal 1-2 September 2023 di Hotel Bumi Surabaya. 


Di hari pertama, kami mengikuti acara pembukaan yang dibuka oleh Ibu Dr. Ninik Rahayu. S.H.,M.H selaku Ketua Dewan Pers. Kemudian seluruh peserta UKW dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan Lembaga Uji (LU) yaitu LU ANTV, LU IJTI dan LU PWI.

Mulailah sesi pertama yaitu simulasi rapat proyeksi, atau kalau di TVRI (tempatku bekerja) disebut sebagai rapat redaksi berita. Sebelum memulai simulasi, kami diminta untuk mengecek kelengkapan berkas dan dokumen-dokumen meliputi CV, KTP, ijazah terakhir, surat rekomendasi dari pimred/perusahaan tempat bekerja, form pendaftaran dan portofolio hasil liputan, dan surat pernyataan. Semua perlengkapan dokumen ini sudah kami kumpulkan jauh-jauh hari ya. Waktu itu aku mendaftarkan diri sekitar bulan Mei, namun untuk jadwal ujiannya aku memilih bulan September 2023 agar bisa menyesuaikan dengan jadwal siaran, ngajar di kampus dan event-event lain.

Setelah selesai pengecekan, kami mulai mendapatkan pengarahan dari penguji kami yaitu Bapak Ending Sutardi (penguji LU ANTV). Dan secara bergiliran ditunjuk untuk memimpin rapat proyeksi. Kami tentukan apa yang sedang hot issues, lalu dimana lokasinya, siapa yang akan diwawancarai beserta bagaimana komposisi sudut pengambilan gambar untuk visual/footage. Oiya, ini aku ikut untuk level Muda dan skema Reporter televisi ya. Hasil dari sesi simulasi ini adalah shortlist berita dan akan dibuat menjadi rundown berita.


Setelah itu kami ditugaskan untuk liputan berita dengan topik yang bisa ditentukan secara mandiri. Bentuk pengumpulan tugasnya adalah berupa hasil naskah berita dan video yang siap ditayangkan di televisi. Jadi sudah diedit sederhana dengan visual/footage, voice over, dan hasil wawancara narasumber.

Jangan lupa setiap langkah kalian mengerjakan tugas, didokumentasikan ya teman-teman. Karena ini juga jadi syarat pelaporan ke lembaga uji. Jadi waktu wawancara narasumber, ya difoto, saat proses pengerjaan naskah dan proses editing juga didokumentasikan. Agar tidak menjadi masalah saat sidang akhir nanti perihal pelaporan.


Nah, setelah selesai semua proses liputan, kita proses edit. Kalau aku kemarin editing-nya pakai Capcut aja kok, cut to cut sampai rekam voice over semua di Capcut. Setelah selesai, render, semua tugas dijadikan dalam 1 file dan dikirimkan melalui email lembaga uji.

Total ada 5 tugas yaitu shortlist topik berita, rundown berita, naskah berita hasil liputan, video hasil liputan (jangan lupa title nama narasumber), dan daftar 20 nomor telepon narasumber yang selama ini pernah diwawancarai. Untuk nomor narasumber ini nanti akan ada test call ya. Penguji akan menentukan untuk kita menghubungi siapa dari 20 daftar itu, dan kita diminta langsung di hadapan penguji untuk berbincang singkat dengan narasumber tersebut.


Keesokan harinya tiba waktu sidang. Aseekk... Berasa sidang skripsi yak. Jadi semua tugas yang sudah dikumpulkan akan dicek satu per satu dan yaa bincang seru lah seputar tugas-tugas itu. Lalu sesi wawancara seputar Kode Etik Jurnalis, Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS), persiapan liputan, dll.

Setelah selesai, seluruh peserta diminta untuk menunggu hasil sidang. Dinyatakan kompeten atau belum kompeten oleh penguji.


Sebelum pengumuman, foto bareng dulu lah. 10 tahun kemudian akan jadi kenangan euy. Haha...
Sampai akhirnya pengumuman dan kami semua satu kelompok dinyatakan KOMPETEN. Yeay! Dan ini anggota kelompokku yang kompeten bareng-bareng sampai hari terakhir. Hormat senior!

Pak Medo Mtero TV - Penguji Pak Sutardi - Aku - Mas Bejo AREK TV - Mas Munir Kompas TV

Teman-teman juga bisa cek di videoku untuk rangkuman singkat alur UKW 2023.
Ada yang mau ikut UKW juga?

(Adm/Zan)
8/6/23

PhD Jurusan Ilmu Komunikasi di Amerika

Pencarian beasiswa masih berlanjut dong. Merasa lambat sekaliiii, tapi ya gimana ya? Emang sambil bagi waktu dengan pekerjaan dan project kitiran. Jadi ya setidaknya ada progress pelan-pelan.

Nah, lanjutan tulisanku kemarin yang sedikit ngulik 9 kampus dengan Jurusan Ilmu Komunikasi Terbaik Dunia. Kali ini aku ketemu website yang cukup memudahkanku mencari informasi tentang perguruan tinggi dengan jurusan ilmu komunikasi yang memiliki program jenjang S3 atau kalau di luar negeri nyebutnya PhD program.

Konsentrasi di 5 kampus di Amerika ini berbeda-beda ya. Ada yang fokus di media, ada yang fokus di public relation. Berikut 5 perguruan tinggi prodi ilmu komunikasi di Amerika yang memiliki jenjang PhD :

1. University of Pennsylvania Annenberg
2. University of Wisconsin-Madison - Konsentrasi di komunikasi massa
3. University of Miami School of Communication
4. University of Minnesota College of Liberal Arts - Retorika dalam Komunikasi Ilmiah dan Teknis
5. Indiana University of Pennsylvania College of Education and Communications - Studi Media dan Komunikasi


Atau kalian bisa juga baca langsung di situsnya, klik di sini.

Terima kasih sudah mampir. Sukses scholarship hunter dimanapun kalian berada! :)

3/30/23

Familiar Nggak Familiar : Komunikasi Publik

Halo teman-teman! Bagaimana kabar kalian di tahun 2023 ini? 
Dan semoga kabar kalian selalu baik dan berbahagia (teruntuk yang membuka tulisan ini di tahun 2024 dan seterusnya).

Setelah kemarin menuliskan tentang 9 perguruan tinggi terbaik dunia untuk jurusan ilmu komunikasi, akhirnya pelan-pelan mulai agak mantab untuk lebih spesifik studi area yang ingin aku ambil untuk rencana lanjut studiku. Yes, sesuai judulnya doong! "Komunikasi publik".

Kayaknya familiar ya dan mungkin sudah sering mendengar istilah ini, banyak juga ditulis berupa berita, artikel atau pojok opini pembaca yang beredar baik di media cetak atau media elektronik. Tapi, jujur sampai detik ini, sampai hari ini dan sampaiiii tulisan blog ini aku tulis, aku masih kesulitan untuk menemukan "siapa pakar komunikasi publik di Indonesia?". Kalau pakar kebijakan publik, buanyaaakkkkkkk. Tapi ada salah satu pakar kebijakan publik yang juga sedikit menyenggol tentang komunikasi publik di kanal youtubenya bernama Nalar Institute, beliau dulunya juga di KSP (Kantor Staf Presiden), yaitu Bapak Yanuar Nugroho. Pengen rasanya kalau beliau ada kuliah umum yang dibuka untuk publik, aku daftar dan ikut nyimak. Materi di kanal youtube beliau juga bagus, namun karna memang kepakaran beliau adalah kebijakan publik, maka kecenderungan yang beliau bahas adalah tentang kebijakan publiknya, berkaitan dengan bagaimana kebijakan itu berdampak kepada masyarakat, bagaimana urgensi riset untuk melatarbelakangi sebuah kebijakan yang akan diberlakukan, dan lain-lain. Sedangkan materi yang ingin aku pelajari lebih dalam adalah komunikasi publik. Nampaknya "mainku kurang jauh", sehingga merasa cupet merasa sempit circle-nya, kayak nggak tahu apa-apa. Tapi memang lingkupnya masih di Indonesia saja aku nyari-nyari hasil riset, baru beberapa bulan terakhir mulai menggali literatur dari jurnal atau hasil riset internasional. Bahkan juga nanya-nanya ke temenku, ke temannya temenku, ke dosennya temenku, ke konselor pendidikan dan entah sudah berapa banyak yang aku tanyai, untuk menambah sumber bacaanku terutama perihal teori-teori komunikasi yang bisa membantuku semakin mendalami komunikasi publik termasuk rekomendasi perguruan tinggi yang sejalur dengan jurusan tersebut.

Nah, sambil mencari itu semua, sambil menyiapkan dokumen-dokumen untuk persiapan melamarmu eh melamar beasiswa *hakzz maaf *peace. Ya mulai persiapan translate ijazah S1 dan S2 (karena kepengen nyoba kampus LN), latihan dan tes IELTS (sing angel banget apalagi udah lama nggak belajar beginian), lalu personal statement yang sampek migrain aku bikinnya huhuhu, yang nggak kalah mumet juga nyiapin recommendation letter dari orang yang benar-benar mengenalku dari segi keterampilan akademik dan non akademik, esai dan proposal riset yang puyengnya sampek bikin nggak kepikiran nikah *lol dan lain-lain. Kalian scholarship hunter juga? Peluuukkk virtual, semangaatt yaa kita. Bissmillah. Semoga dilancarkan ya segala niat dan ikhtiar baik kita untuk lanjut studi dengan beasiswa. Aamiin...

Lanjut!
Tapi selain pentingnya menyiapkan semua dokumen-dokumen di atas, yang nggak kalah penting dan menurutku ini fundamental adalah kalian tahu dan mantab dan yaqin dan paham betul dengan jurusan apa yang mau kalian ambil plus kampus mana yang ingin kalian tuju. Jangan kayak aku, yang mulai nulis personal statement, proposal tesis sampai recommendation letter tapi masih 'agak abu-abu' dengan jurusanku (karena masih langka dan jarang di Indonesia menurutku) dan aku belum samsek browsing tentang kampus mana yang support dan sesuai dengan jurusan impianku. Hiksss.. Jangan ditiru ya. Pastikan kalian sejak awal udah manteb mau jurusan apa, kenapa jurusan itu dan kampus mana dengan pertimbangan segala aspek. Ini berlaku untuk yang mau lanjut studi di dalam maupun luar negeri. Dan beneran deh, kalau kalian sudah tahu mau jurusan apa dan kampus mana, akan memudahkan kalian untuk menuliskan esai dan personal statement kalian, termasuk ketika lolos administrasi dan ada seleksi wawancara.

Gini gini gini...
S1 ku memang tidak linear dengan S2 ku. Jadi nampaknya aku merasa masih 'dangkal' dengan bidang ilmu komunikasi ini. Ini salah satu alasanku, kenapa kok masih minder kalau diminta jadi dosen tetap non PNS atau PPPK, kayak ngerasa masih jauuhhh ilmunya. Ya akhirnya beberapa tahun ini jadi dosen praktisi aja, eh ternyata ada program baru "Praktisi Mengajar", ya sudah sekalian daftar saja biar bisa diakses secara nasional.

Oiya, S2 ku jurusan Media dan Komunikasi di Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya ya teman-teman. Untuk minat yang diambil adalah kompro. Nah, kalau di Indonesia, penjurusan untuk ilmu komunikasi itu dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu kompro / komunikasi profesional (orang juga nyebut ini penjurusan tentang public relation atau humas) dan media (jurnalistik, media baru, konvergensi media, dll). Asumsiku, yaa kalau aku punya minat di bidang komunikasi publik itu masuknya di kompro. Ini bener nggak sih? Aku juga ingin diskusi dengan kalian pembaca.

Setelah aku cari informasi tentang communication science di beberapa kampus luar negeri, ternyata  ada hal yang beda beuutt!! Bener-bener ada yang jurusannya sudah spesifik banget banget studi areanya. Teman-teman bisa baca di tulisanku tentang 9 kampus jurusan komunikasi terbaik dunia, Ya kayak media studiesjournalism, public engagement, dan lain-lain. Maka akhirnya aku mencoba menggali lebih dalam tentang komunikasi publik di kampus-kampus luar negeri. Awalnya aku mencari dengan keyword communication public bahkan juga konsultasi ke konselor. Akhirnya aku dapat rekomendasi kampus yang termasuk russel group yang ada di UK yaitu The London School of Economics and Political Science. Kampus ini termasuk ke dalam salah satu list kampus LN untuk beasiswa LPDP tahun 2023 (list LPDP tahun berikutnya bisa saja berubah, jadi update informasinya di laman resmi LPDP ya).

Dan kayak aku seperti jatuh cinta pandangan pertama ketika membuka situs LSE ini lalu baca tulisan  mereka ini :

"The MSc Social and Public Communication explores communication as a social psychological process central to the conduct of everyday life, in public as well as in private"

Aaakkk... sebenarnya aku juga punya ketertarikan di bidang psikologi komunikasi. Pengen mendalami itu, tapi kalau di Indonesia, materi psikologi komunikasi hanya jadi salah satu materi kuliah (cuma 2 apa 3 SKS ya, agak lupa). Aku tanya ke anak-anak jurusan psikologi pun juga sama. Kalau bagi yang berlatar belakang psikologi, ya materi itu nggak bisa kita ampu secara dalam, sampek benar-benar detail banget. Kayaknya nggak bisa.

Aku mulai nyari-nyari informasi, kira-kira mata kuliahnya tentang apa aja ya, bahas topik apa saja, dan lain-lain. Biar apa sih kok repot amat ngecek segitunya? Ya... agar aku bisa tahu ini sesuai apa enggak dengan jurusan komunikasi publik yang aku inginkan. Jangan-jangan konteks komunikasi publiknya agak berbeda atau jangan-jangan tidak sesuai dengan rencana risetku. Nah.. perlu dipastikan dong ya!

Ada lagi The University of Edinburgh. Aku masih mencoba lebih mendalami course area di kampus ini. Karena kalau membaca di websitenya, kampus ini lebih ke Medical School, Biomedical Science. Khawatirnya, maksud communication science and public engagement di kampus ini konteksnya memang untuk medical gitu ya, bukan yang maksudnya ke social or public (cmiiw).



Dan melalui situsnya, mereka juga tegas menuliskan bahwa communication science yang diajarkan tidak spesifik mempelajari mengenai bidang marketing, advertising dan corporate communication. Nah lhoo... kan kan kan.. harus menggali-gali lagi kan.

Sumber situs LSE

Karena membutuhkan waktu lebih banyak untuk selancar informasi, belum lagi di tengah keriwehan pekerjaan, jadi aku meminta bantuan konselor IDP khusus untuk konsultasi kampus-kampus di UK. Biar agak memudahkanku juga. Oiya, kalau kalian juga pengen dibantu konselor seperti ini untuk mencari rekomendasi kampus sesuai jurusan impian kalian, biaya untuk konsultasinya ini free of charge ya teman-teman. Nggak harus berjuang selalu sendirian buat cari beasiswa, kalau memang ada support system bahkan konselor kayak gini juga bisa memudahkan kan?

"Tapi kan kak, belum tentu ketrima juga kan? Kok repot-repot segitunya buat cari info!"
Apa ada yang berpikir begini?

Proses pendaftaran jenjang S2 atau S3 apalagi kalian mengharapkan beasiswa, ya jangan kalian samakan dengan kalian mendaftar jenjang sekolah SMA dari nilai rapor atau ujian nasional atau di jenjang S1 yang lewat ujian tulis serentak secara nasional gitu ya. Karna sangat jauh berbeda.

Di S1, kita daftar, diterima dan barulah kita tahu mata kuliah di dalamnya. Baik mata kuliah wajib maupun mata kuliah pilihan.

Kalau di jenjang S2 dan S3, justru sebaliknya. Kita bisa akses apa mata kuliah yang nanti akan kita jalani dulu. Sehingga kita bisa menyesuaikan prospek mata kuliah dengan riset tesis atau disertasi kita. Saat pendaftaran jenjang S2 dan S3, kalian sudah diminta untuk membuat draft proposal penelitian kalian. 

"Masuk aja belum, udah disuruh tesis!"
Ya kan emang kalau niat kuliah, at the end kita pasti akan skripsi, tesis atau disertasi kan? Haha... 
Semua akan sidang pada waktunya kok. Entah sidang skripsi, sidang tesis atau disertasi.

Dan kalian tidak perlu bingung dimana bisa akses informasi tentang mata kuliahnya. Sebenarnya di website masing-masing perguruan tinggi, biasanya sudah menyediakan informasi tentang mata kuliah dari mulai semester 1 sampai semester akhir. Oiya, kalau di kampus LN, selain informasi mata kuliah, kalian juga bisa akses informasi tentang siapa profesor yang sekiranya bisa jadi supervisormu. Cari yang background profesor itu sekufu dengan apa yang ingin kalian pelajari dan teliti ya. Di personal statement dan/atau esai (tergantung jenis beasiswanya), kalian juga perlu menuliskan tentang kampus impianmu ini bahkan ketersediaan dosen pengajar yang sesuai dengan bidangmu. Kata para awardee, poin ini bisa menjadi salah satu pertimbangan interviewer dalam menyeleksi. Setidaknya kita benar-benar siap dan serius untuk mendaftar. Tidak hanya belajar TOEFL atau IELTS, tapi dari segala aspek bahkan kita sudah survey gimana kondisi lingkungan baru di sana. Ya, sesiap ituuuu kita emang niat mau belajar. Sekali lagi yang kita yakinkan adalah pemberi beasiswa yang mereka bukan orang tua kita. Kalau minta biaya kuliah ke orang tua, nggak perlu bikin motlet, nggak perlu TOEFL apalagi recommendation letter kan ya? Hahaha...

Gimana gimana? Masih semangat kan buat hunting beasiswanya? 😁

(Adm/Zan)



8/3/22

Jurusan Ilmu Komunikasi di 9 Perguruan Tinggi Terbaik Dunia

Usang sekali, lama nggak nulis. Hahaha.. Yaps, sambil menepi dari hiruk pikuknya keramaian duniawi untuk persiapan IELTS dan topik riset, keinget blog usang ini dan tiba-tiba pengen nulis sesuatu ah.

Mungkin banyak diantara kalian yang mencari referensi program doctoral dan sedang selancar dunia maya untuk menggali informasi tentang perguruan tinggi luar negeri dengan jurusan ilmu komunikasi terbaik. Nah aku akan share berdasar yang aku dapatkan ya. Oiya, karena aku sedang mencari referensi untuk program S3, maka aku tidak menggali terlalu dalam tentang jenjang S1 atau S2. Dan memang aku hanya mencari informasi tentang jurusan ilmu komunikasi saja, tidak dengan jurusan lain. Silahkan mencari sumber referensi lain kalau informasi yang aku tulis ini kurang relevan dengan yang kalian butuhkan. Semangat!!

University of Amsterdam (www.uva.nl)

Menurut scholarsofficial, ada 10 universitas dunia dengan jurusan ilmu komunikasi terbaik tahun 2021. Tetapi aku hanya akan membahas 9 universitas saja yang sekaligus terdaftar sebagai perguruan tinggi LPDP 2022. Teman-teman juga bisa mencari dan mengumpulkan referensi dari situ-situs lain ya.


Rata-rata kalau jurusan ilmu komunikasi di perguruan tinggi yang ada Indonesia, cenderung terbagi menjadi peminatan corporate communication dan media ya. Aku penasaran kalau pembagian peminatan jurusan ilmu komunikasi di luar negeri apa juga sama ya? Nah hasil tirakat alias browsing internetnya aku tulis di bawah ini ya. Selamat membaca.

University of Amsterdam

Perguruan tinggi di Inggris ini menempati peringkat pertama sebagai kampus dengan jurusan ilmu komunikasi terbaik. Jurusan komunikasi yang ditawarkan mulai jenjang S1, S2 dan S3. Aku deg degan ketika browsing jurusan ilmu komunikasi di kampus ini, terbaik dunia men, woww... Dan tebak apa yang ku temukan? Website yang sangat ramah untuk mata, dan dengan mudah aku langsung menemukan informasi yang ku inginkan yaitu tentang riset area. Riset di bidang ilmu komunikasi diselenggarakan oleh ASCoR atau Amsterdam School of Communication Science yang terbagi menjadi 4 grup yaitu corporate communication, persuasive communication, political communication and journalism, dan youth and media entertainment. Wah.. dari sekian kampus yang ku cari, untuk yang spesifik menjadikan komunikasi persuasi serta anak muda dan media hiburan ya masih University of Amsterdam sih. Kayak aku juga baru ngeh bahwa iya ya power dari komunikasi persuasi itu juga penting, nggak cuma soal bagaimana membujuk dan mempengaruhi. Terus soal anak muda dan media hiburan, berasa relate dengan fenomena media digital saat ini. Kayak baru ngeh, woww di sana ini dijadikan fokus riset mereka woy! Aku kemana aja. Haha.. Oiya, untuk kalian yang ingin mencari informasi program PhD di kampus ini, bisa klik link ini.


University of Southern California

Letaknya di Los Angeles, Amerika Serikat yang disebut-sebut sebagai kampus penyedia jurusan ilmu komunikasi terbaik peringkat dua nih. Fokus area study di kampus ini adalah Speech Communication. Untuk kalian yang sangat antusias dan berniat mendalami tentang komuniasi media atau jurnalisme, kayaknya kalian bakal cocok di kampus ini. Informasi selengkapnya bisa klik di sini.


University of Texas Austin

Sedangkan peringkat ke-4 dengan jurusan ilmu komunikasi terbaik dunia adalah University of Texas Austin. Jujurly, aku agak bingung dan terqejhud ketika buka website kampus ini. Karena konsentrasi penjurusan ilmu komunikasi di kampus ini cukup berbeda dari kebanyakan yang aku udah search. Meskipun sebenarnya area studi yang menjadi concern di kampus ini juga dipelajari di mata kuliah jurusan ilmu komunitas baik PTN atau PTS di Indonesia. Di kampus ini terbagi menjadi 3 area bidang studi utama yaitu 1) interpersonal, 2) organizational communication and technology, 3) rhetoric, language and political communication. Di masing-masing bidang studi juga sudah dicantumkan graduate coursework-nya, kalau di Indonesia itu semacam mata kuliah kayaknya (cmiiw), kalian bisa klik di sini. Sehingga kalian sudah memiliki sedikit gambaran umum tentang apa saja yang akan dipelajari di masing-masing bidang. Tapi khusus untuk jenjang program doctoral atau S3 terbaik di kampus ini adalah media dan jurnalisme. Informasinya bisa dicek di sini.


Stanford University

Nama perguruan tinggi yang akhir-akhir ini makin booming gegara Audy Mayunda. Hakzz.. Kampus terbaik dunia untuk jurusan ilmu komunikasi peringkat ke-5 ini memiliki tiga area bidang studi yang menjadi concern jurusan ilmu komunikasi. Menurutku menarique sih. Ada 3 yaitu Media Psychology yang fokus tentang bagaimana cara media mempengaruhi manusia, Political Communication  yang concern bagaimana komunikasi dan media bisa mempengaruhi sikap politik dan bagaimana sistem kerja lembaga politik itu sendiri. Kemudian Journalism, Media and Culture, yang menganalisa bentuk komunikasi publik. Penjelasan lengkapnya kalian bisa klik hyperlink di website masing-masing ya. Wih wih wih.. Karena memang agak agak tertarik sama psikologi, apalagi juga punya work experience di media, aku agak agak jatuh cinta sama Media Psychology. Tapi tapi tapi.. ah mari kita lanjutkan dulu browsing-nya. Hahaha... Oiya, kalau kalian juga sedang mencari gambaran topik riset disertasi jurusan ilmu komunikasi, dan sedang buntu *eciyee.. Kalian bisa buka website Stanford ini. Karena di webstie tersebut juga menampilkan daftar nama-nama mahasiswa yang sedang menempuh S3 beserta deskripsi bidang minat mereka. Ada yang concern di komunikasi media, komunikasi dan teknologi, psikologi politik, human-computer interaction, dan lain-lain. Siapa tahu membaca judul-judul mahasiswa doctoral di sana bisa sedikit memberi inspirasi. Link-nya bisa klik di sini ya. Informasi beasiswa Stanford, bisa klik di sini.


Nanyang Technological University, Singapore

Universitas di Singapura ini berhasil menempati posisi peringkat terbaik untuk jurusan ilmu komunikasi. Lokasi kampus yang masih bersebelahan dengan Indonesia mungkin menjadi salah satu pendorong kuat untuk menambatkan hati di pilihan kampus ini. Tapi, jujurly aku agak bingung ketika browsing informasi tentang jurusan ilmu komunikasi di kampus ini. Justru pencarian teratas yang muncul di laman pencarianku adalah Doctor of Philosophy (Ph.D) untuk Communication and Information. Nah, aku juga minta maaf kalau pencarianku kurang maksimal. Tetapi kalau kalian memiliki banyak informasi lebih lengkap dan detail tentang jurusan ilkom di kampus ini, bisa tulis di kolom komentar ya. Aku juga agak gegana (gelisah galau merana) apakah Communication and Information yang dimuat di situs ini sama dengan ilmu komunikasi atau berbeda. Tetapi dua rumpun besar riset area yang menjadi fokus di jurusan ini terdiri dari Information Studies dan Communication Studies.

Sedangkan untuk cakupan Information Studies terdiri dari : HCI (Human Computer Interaction), games and gamification, information retrieval and analytics, social media, mobile and ubiquitous, information behaviour, information literacy, knowledge organization, knowledge management application and practice.

Cakupan Communication Studies meliputi health communication and information, marketing communication and public relation, media arts and cultural studies, computer mediated communication, journalism, international/intercultural communication, communication law and policy, political communication.

Setelah ku scrolling, dimuat juga core course atau semacam materi kuliah di jurusan ini. Bisa cek link di sini.


New York University

Begitu baca nama kampusnya, langsung keinget sama reff lagu "Now you're in New York.. The street will make you feel brand new, big lights will inspire you" dari Jay Z feat. Alicia Keys yang judulnya Empire State of Mind. Haha.. skip. Kalau kalian lulus dari S3 di NYU ini maka kalian akan mendapat gelar PhD in Media, Culture and Communication. Dibayangin aja dulu, lulus t'rus makek gelar itu *Aamiin.. ya biar termotivasi gitu lho! Hehe.. Di kampus ini terdapat lima fokus riset area yang ditawarkan pada mahasiswa khususnya untuk jenjang program doctoral (PhD) yang meliputi Global Communication & Media, Media Industries & Politic, Visual Culture & Sound Studies, Technology & Society, dan Interaction & Experience. Untuk mengetahui areas of study di NYU bisa klik link di sini. Agak mirip dengan website milik Stanford, website NYU juga menyediakan contoh abstrak disertasi yang bisa kalian jadikan referensi untuk menggali inspirasi topik riset nih. Kalian bisa cek contoh abstrak disertasi NYU di sini. Jika kalian ingin mendaftar di perguruan tinggi ini, beberapa dokumen yang harus kalian lengkapi juga bisa dilihat di sini.


University of Pennsylvania

Peringkat terbaik ke delapan dalam jurusan ilmu komunikasi berikutnya terletak di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat. Nah, research area di kampus ini ada 6 ya untuk bidang ilmu komunikasi. Yaitu culture and media; global communication; health communication; media institution; political communication dan technology & society. Selengkapnya kalian bisa baca di sini. Sedangkan yang ingin membaca referensi hasil riset dari mahasiswa-mahasiswa S3 di kampus ini, bisa diakses melalui link ini. Semoga lekas tercerahkan setelah membaca-baca riset topik mahasiswa di sana.


University of Wisconsin-Medison

Aku baru pertama kali ini menemukan jurusan ilmu komunikasi yang bukan departemen komunikasi biasa seperti pada umumnya, tapi secara spesifik mendeklarasikan sebagai The Department of Communication Arts. Dan dan dan area studinya nggak kalah menarique cihuy. Mungkin di antara kalian ada yang berminat mendalami dunia film tapi background-nya anak ilmu komunikasi? Banyak ya anak ilmu komunikasi, otodidak belajar film dan dapat cuannya dari situ? Nah, mungkin kampus impian kalian di sini nih. Di universitas ini menawarkan empat area studi. Pertama adalah Communication Science yang concern terhadap social influence, computer-mediated communication, human development and communication, political communication. Tentu saja, kalian anak ilmu komunikasi sudah nggak asing dengan area studi ini? Oke lanjut. Berikutnya adalah film; media & cultural studies; serta rhetoric, politics & culture. Deskripsi masing-masing area studi, bisa kalian klik di sini.


University of California, Berkeley

Atau disingkat UCB juga merupakan salah satu jajaran kampus dengan jurusan ilmu komunikasi terbaik dunia kesepuluh. Ketika aku mencoba mencari-cari informasi mengenai doctoral communication di UCB, yang ku temukan pertama adalah program untuk journalism, linknya di sini kalau kalian mau membaca lebih lengkap. Nah yang pengen mengasah banget banget di dunia jurnalis, kayaknya ini kampus yang cocok banget buat kamu. Areas of study-nya juga lebih spesifik. Ada enam area studi ini, yaitu audio journalism, documentary, multimedia, narrative writing, photojournalism, dan video journalism. Mata kuliah (coursework) dan penjelasan masing-masing area studinya bisa kalian akses di sini ya. Mata kuliah per semesternya juga sudah dituliskan cukup mendetail, kalian bisa pelajari. Wah.. pantas saja jika banyak lahir jurnalis-jurnalis handal dari kampus ini. Aku suka sama kata-kata ini dari website nya UCB, "journalism is about revealing and persuasively communicating the truth". Kata temanku yang pernah meliput acara berskala internasional, dan dia bertemu dengan jurnalis-jurnalis mancanegara, ya di negara asal mereka rata-rata profesi jurnalis memang sangat well educated, bergengsi, diapresiasi layaknya pekerjaan sebagai dokter. Jadi wajar jika untuk mendapatkan profesi itu, mereka pun menempuh pendidikan formal yang proper. Tetapi di situs yang berbeda, aku juga menemukan jurusan Media Studies di UCB, linknya di sini. Untuk doctorate degree mereka di area Communication/Media Studies dan Feminist Cultural Studies. Wihh.. makin menarik ya, ada aktivis feminis nggak yang baca ini? Hehe..


Catatan :
Di Indonesia, sudah familiar bagi kita mengenal istilah peminatan jurusan yaitu komunikasi profesional, corporate communication, studi media hingga jurnalisme dalam jurusan ilmu komunikasi. Sedangkan untuk perguruan tinggi di luar negeri, istilah-istilah yang sering muncul adalah areas of study, research areas atau primary areas of study. Kalau menurutku, istilah-istilah ini meski artinya tidak bisa disamakan dengan istilah "peminatan jurusan" dalam bahasa Indonesia, tetapi sudah cukup untuk dijadikan acuan guna menentukan konsentrasi keilmuan yang akan kita ambil di jenjang doctoral itu ke arah mana. Mau ke arah media, jurnalisme, komunikasi kehumasan, komunikasi politik, dll. Pastikan kalian mendalami dan mencari referensi mendalam tentang kampus dan jurusan bahkan jika memungkinkan sampai ke mata kuliah. Eits, jangan lupa peran seorang supervisor untuk mahasiswa S3 juga tidak kalah penting. Pastikan apa yang ingin kalian pelajari, juga sesuai dengan apa yang menjadi minat supervisor kalian. Kalau mungkin kalian ada pendapat lain, bisa tuliskan di kolom komentar ya untuk menyempurnakan tulisan ini. Terima kasih sudah mampir. 


Follow instagram @zanza_bela! (Adm/Zan)