7/31/18

TATA RIAS PENGANTIN TRENGGALEK, JAWA TIMUR

Salam budaya!
Kali ini, Bela kembali dengan konten budaya. Setelah membaca ulasan ini semoga sudah tidak bingung ya mau rias apa untuk hari pernikahannya. Hehe...

Rias Pengantin Menak Sopal (dokumentasi pribadi)

Hari ini (31/07), Bela berkesempatan untuk menyaksikan pembakuan tata rias pengantin khas Kab. Trenggalek, Jawa Timur. Upaya untuk menggali dan mengkaji hingga akhirnya tata rias ini dibakukan memakan waktu kurang lebih 6 tahun. Tentunya dengan diskusi dan koordinasi dengan budayawan, pakar budaya setempat dan dinas-dinas terkait. Ibu Anik Setiani sebagai pioneer dibantu dengan tim penggali yaitu Imam Ropingi, Muryanti dan Erlina Efendi telah berhasil menyajikan 2 tata rias pengantin khas Trenggalek yang diberi nama Retno Panganti dan pengantin kebesaran Menak Sopal yang juga sedikit mengadopsi dari tata rias pengantin Solo dan Yogyakarta. Hal ini juga disampaikan Ibu Anik bahwa Trenggalek, dulunya juga dipengaruhi oleh 2 kerajaan dari Solo dan Jogja (mataraman). Tentunya juga disesuaikan dengan rentetan filosofi yang kental dengan sejarah dan segala hal yang merepresentasikan Trenggalek.

Sebelum Bela lanjutkan, tulisan ini mungkin tidak akan 100% memuaskan pembaca sekalian. Informasi yang dapat Bela unggah masih sangat jauh dari kata lengkap. Baik dokumentasi foto, video dan selayang pandang rias pengantin Trenggalek ini bersifat 'ala kadar' dan hanya mengandalkan kekuatan hengpong ajaib. Hehehe. Semoga ulasan ini dapat dijadikan sebagai ladang berbagi untuk masyarakat Trenggalek dan netizen tercinta yang penasaran dengan kehadiran tata rias khas dari kawasan pesisir selatan Jawa Timur ini.
Retno Panganti (Doc. Dhendy)

Yang pertama adalah pengantin keputren Retno Panganti. Ketika pertama kali saya melihat, saya penasaran dengan pemilihan warna merah maroon sebagai busananya. Ternyata warna itu diadopsi dari warna cengkih yang matang. Mengingat salah satu hasil bumi daerah yang membuat Trenggalek semakin dikenal adalah cengkihnya. Motif Cengkih ini juga dipakai sebagai kain jarit pengantin yang diberi nama Bledhak Cengkeh Sumawur. Makna Retno = intan atau berlian dan Panganti = penantian, sehingga dapat diartikan "sepasang pengantin yang menanti sebuah kebahagiaan dalam mengarungi bahtera keluarga". Untuk detail rias Retno Panganti bisa dilihat pada video berikut ini.



Sedangkan yang kedua merupakan rias pengantin kebesaran Menak Sopal. Menurut saya tatanan rambut/sanggul beserta perhiasan mahkotanya sangat unik dan cantik. Sanggul pengantin ini diberi nama Keongan Kumlawe.


Pengantin putri Menak Sopal
(Doc. Bayphotography1) 
Roncean sanggul pengantin Putri terdiri dari Pari Pauli, Keket Sekar Ngenguwung dan Tibo Dodo Boga Panuwun. Sedangkan perhiasan kepalanya terdiri dari sumping cumi cumanthil, mahkota kelautan cumi-cumi Mimi Karangrang, menthul 5 bunga durian panca sekar sarkara (sarkara berarti manis), mentul 3 kerang Mustika karangrang, dan mahkota karangrang alit.

Untuk detail tata riasnya, bisa dilihat di video berikut ini. Maaf bukan HD. Hehe...



Menjadi hal yang wajar ketika inovasi  dipublikasikan memicu pro dan kontra. Terlepas itu semua patut diapresiasi atas niat, upaya dan kerja kerasnya. Tentu tidak ada karya yang benar-benar sempurna. Tapi setidaknya semangat cinta budaya dan cinta tanah kelahiran patut kita contoh bersama.

Rasanya pengen ya menuliskan secara detail dan rinci tiap-tiap filosofi di masing-masing elemen rias pengantin Trenggalek ini. Tapi aku tak punya buku pakemnya. Hahaha. Barangkali ada yang tertarik untuk berdiskusi, meliput atau wawancara dengan narasumber yaitu Ibu Anik saya hanya bisa membantu untuk menyambungkan ke beliau saja. Bisa email ke zanzabela@yahoo.com

Terima kasih sudah membaca.

0 comments:

Post a Comment