3/9/14

Esai pertamaku : Kompas Pemuda

KOMPAS PEMUDA
Oleh: Berdit Zanzabela

            Duduk manis sebagai seorang pemuda patut berbangga hati. Kenapa? Pemuda dari kasta apapun sama, “Pemuda sebagai generasi penerus bangsa”. Siapa lagi bibit-bibit muda segar yang akan meneruskan perjalanan panjang bangsa ini selain para pemuda?
            Pemuda bukan sekedar berumur muda, pemuda adalah aset bangsa. Ketika usia belia, pemuda sedang melalui proses panjang menuju usia emas. Maksud usia emas di sini adalah usia yang cukup untuk mencapai titik klimaks sebagai pemimpin bangsa. Sifat pemuda yang cenderung aktif, banyak melakukan kegiatan, dan mencari pengalaman baru merupakan modal besar. Ditambah dengan tenaga pemuda yang masih full, pikiran yang masih fresh dan greget mau belajar serta dibimbing menjadikan pemuda sebagai aset bangsa yang berkualitas lengkap dan siap meneruskan perjalanan panjang bangsa ini ke depan.
            Saat ini bangsa sedang gencar-gencarnya memupuk bibit unggul dalam diri pemuda, yaitu pemuda yang berinovasi, berkreasi dan berprestasi. Dengan adanya ketiga hal tersebut yang dikemas dalam diri pemuda, diharapkan bangsa ini lebih maju dan memiliki masa depan cerah. Menurut saya, tiga hal cemerlang tersebut tidak cukup karena bangsa ini membutuhkan para pemuda yang tidak hanya sebagai konseptor tetapi harus ikut berperan aktif dalam memposisikan karakter muda yang mampu menjadi agen perubahan ke arah yang lebih baik. Di dalam suatu organisai massal, bangsa butuh yang namanya penyegaran. Akan tetapi, siapa sih yang ingin dipecundangi? Beberapa kasus yang kadang terjadi adalah adanya kalangan tua yang tidak mau digantikan baik posisinya maupun aturan-aturannya yang telah lama ada (pakem) dan diyakini kebenarannya. Nah, akhirnya anak muda bukan sebagai generasi penerus dengan sejuta ide segar tetapi posisinya sebagai penerus golongan terdahulu untuk terus melanjutkan apa yang sudah ada tanpa ada perubahan yang lebih baik. Itu sama halnya dengan makan di piring bekas orang lain tanpa mencucinya bukan?
Tantangan pemuda saat ini adalah bagaimana mau melakukan tindakan untuk kelangsungan hidup berikutnya atau tindakan futuristik. Musuh bagi pemuda saat ini bukanlah penjajah, perang atau pelaku tindak penindasan, tetapi lebih ke moral anak bangsa. Seiring dengan era globalisasi, pemuda yang harusnya menjadi pengarah bangsa berikutnya, justru lebih mudah digiring dengan mental pop barat. Kecenderungan mengganti kiblat pengabdian tidak kepada tanah air bisa menjadi salah satu dampak yang cukup memprihatinkan. Apa jadinya jika pemuda-pemuda bangsa ini tidak bergairah lagi terhadap bangsanya sendiri?
        Kompas Pemuda, istilah untuk generasi penerus bangsa yang memiliki mental penunjuk arah yang lebih baik terhadap bangsanya. Dengan konsep futuristik, maka lahirlah para pemuda pemimpi. Ingat, meskipun bangsa ini memiliki fasilitas seperti bangsa barat, sistem transportasi canggih seperti negara lain, jangan pernah lupa siapa kita dan asal kita sebenarnya.

(Admin/Zan) | #Lassvera | Follow @ZanzaBela