1/30/14

Pembangunan Bendungan Tugu, Trenggalek Resmi Dimulai


TRENGGALEK TOP NEWS>>PEMBANGUNAN BENDUNGAN TUGU RESMI DIMULAI, GROUNDBREAKING OLEH WAMEN PU Dr. Ir. ACHMAD HERMANTO DARDAK, M.Sc.

ALHAMDULILLAH, hari ini Rabu (29/1/2014), telah dilaksanakan Groundbreaking pencanangan pembangunan Bendungann Tugu Trenggalek oleh Bapak Dr. Ir. ACHMAD HERMANTO DARDAK, M.Sc. Wakil Menteri Pekerjaan Umum. Beliaunya adalah Putra Trenggalek kelahiran tanggal 9 Januari 1957,r umah di Trenggalek berada di seputaran barat alon-alon, ... sekaligus pulang kampung ya Pak..

Tipe Bendungan Tugu adalah tipe urugan batu dengan inti tegak, tinggi bendungan 81,25 m, panjang bendungan 425 m, dan volume tampungannya adalah 9,8 juta m3. Manfaat dari Bendungan Tugu adalah untuk memenuhi kebutuhan air irigasi seluas 1.200 Ha, pemenuhan air baku sebesar 400 lt/dtk, mereduksi debit banjir sebesar 36.5 m3/dtk, Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) sebesar 400 KWh, dan konservasi serta pariwisata.

Pelaksanaan pembangunan Bendungan Tugu akan berlangsung dari TA 2013 – 2017 dengan nilai kontrak Rp 619 miliar secara multiyears, dan tahun 2014 dikucurkan dana sebesar Rp 195 miliar, adapun pelaksana pembangunannya adalah PT. Wijaya Karya (Persero).

Dan malam ini digelar Wayang Kulit menampilkan Dalang Ki Anom Suroto mementaskan lakon "Romo Tambak".

============>>
>>DATA LENGKAP TENTANG BENDUNGAN TUGU TRENGGALEK

RENCANA PEMBANGUNAN BENDUNGAN TUGU

Bendungan Tugu rencananya akan dibangun di Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Propinsi Jawa Timur yang nantinya akan mengalir ke Sungai Keser. Adapun manfaat dari pembangunan Bendungan Tugu ini antara lain adalah untuk ,air irigasi, air baku, PLTMH dan Pengendalian Banjir Hasil Studi terdahulu yang dipakai sebagai acuan :

1. Preliminary Study of Tugu Dam merupakan bagian dari Sub Basin Area Development Study of Ngasinan River, tahun 1984.(Nippon Koei.co.ltd)

2. Review Feasibility Study and Environmental Impact Analysis Tugu Dam, Kabupaten Trenggalek , East Java, tahun 1995 .(PT. Indra Karya)

3. Studi Sosial Ekonomi dan PKM Pembangunan Bendungan Tugu Kabupaten Trenggalek, tahun 2005 (PT. Terasis Erojaya).

4. Survey dan Investigasi as Bendungan Tugu Kabupaten Trenggalek, tahun 2007.(PT. Indra Karya Cabang I Malang )

5. Amdal Pembangunan Waduk Tugu di Kabupaten Trenggalek, tahun 2009, (PT. Surya Cahaya Utama)

6. Detail Enginering Design (DED) waduk Tugu Kabupaten Trenggalek tahun 2010 (PT. Indra Karya)

7. Survey Investigasi Tambahan untuk DD Bendungan Tugu tahun 2010 (PT. Ika Adya Perkasa)

8. Studi LARAP dan ADS Bendungan Tugu, tahun 2011 (PT. Terasis Erojaya) Studi terdahulu terdapat 4 (empat) alternatif lokasi As Bendungan (seperti gambar tersebut di bawah). Berdasarkan berbagai pertimbangan, terpilih alternatif 3(tiga) yang terletak di Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, dengan luas daerah tergenang 41,70 ha dan rencana pemindahan penduduk sejumlah 52 KK.

DATA TEKNIS BENDUNGAN TUGU

a. Waduk :

• Daerah Aliran Sungai : 43,06 km2, • Debit rata-rata tahunan : 1,33 m3/dt • Curah hujan rata-rata tahunan : 1,959 mm • Debit PMF Debit inflow PMF : 928,44 m3/dt , Debit Outflow PMF : 852,23 m3/dt Elevasi Muka Air PMF : El. 258,20 m • Debit Q1000 Debit Inflow Q1000 : 670,95 m3/dt Debit Outflow Q1000 : 608,93 m3/dt Elevasi Muka Air Q1000 : El. 256,71 m • Debit Q100 Debit Inflow Q100 : 368,98 m3/dt Debit Outflow Q100 : 326,51 m3/dt Elevasi Muka Air Q100 : El. 254,68 m • Debit Q25 Debit Inflow Q25 : 252,70 m3/dt Debit Outflow Q25 : 217,83 m3/dt Elevasi Muka Air Q25 : El. 201,64 m • Muka Air Normal (MAN) : El. 251,00 m • Muka Air Rendah (MAR) : El. 215,50 m • Kapasitas Tampungan Bruto : 9,68 x 106 m3 • Kapasitas Tampungan Efektif : 7,68 x 106 m3 • Kapasitas Tampungan Mati : 1,62 x 106 m3 • Luas Daerah Genangan (HWL) : 41,70 Ha • Hujan tahunan rata-rata : 1,959 mm •

b. Saluran Pengelak

• Saluran Pengelak • Tipe : Kondult beton (2 lubang) • Dimensi : 2 buah L=3,20m,T3,20m • Debit Rencana : Q25 = 252,70 m3/dt • Elevasi Inlet Kondult : El. 192,00 m • Elevasi Outlet Kondult : El. 176,00 m • Panjang Kondult : 545,00 m • Bendung Pengelak (Cofferdam) • Cofferdam Hulu

• Tipe : Urugan batu random dengan inti miring • Elevasi Puncak : El. 203,50 m • Lebar Puncak : 8,00 m • Panjang : 191,00 m • Kemiringan, Hulu : 1 : 2,25 • Hilir : 1 : 2,00• Cofferdam Hulu • Tipe : Urugan batu random dengan inti miring • Elevasi Puncak : El. 203,50 m • Lebar Puncak : 8,00 m • Panjang : 191,00 m • Kemiringan, Hulu : 1 : 2,25 • Hilir : 1 : 2,00

c. Bendungan Utama :

• Tipe : Urugan Batuan Random dengan inti tegak zonal • Elevasi Puncak : El. 259,00 m • Tinggi Bendungan : 81,00 m (dari dasar sungai) • Lebar Bendungan : 12,00 m • Panjang Bendungan : 437,27 m • Kemiringan : Hulu 1 : 2,25 Hilir 1 : 2,00 d. Bangunan Pelimpah (Spillway) • Tipe : Pelimpah samping tanpa pintu • Elevasi Ambang : El. 251,00 m • Lebar Ambang : 22,00 m • Saluran transisi Elevasi dasar sal. transisi : El, 241,00 m Lebar saluran transisi : 16,00 m Panjang saluran transisi : 115,00 m Elevasi puncak sill : El. 242,39 m • Saluran peluncur Lebar saluran peluncur : 16,00 m Panjang saluran peluncur : 227,93 m Elevasi puncak sill : El. 242,39 m • Saluran peredam energi Lebar peredam energi : 16,00 m Panjang peredam energi : 40,00 m Elevasi peredam energi : El. 170,00 m

e. Bangunan Pengambilan (intake)

• Tipe Bangunan : Menara Tenggelam • Konstruksi : Beton bertulang • Dimensi : 1,50 x 1,50 m Tinggi 23,30 m • Elevasi Dasar Pengambilan : El. 215,50 m

f. Bangunan Pengeluaran (Outlet)

• Bangunan irigasi : On the ground Dimensi : 22,00 m x 15,50 m Elevasi dasar : El, 176,70 m Tipe pintu outlet : Butterfly valve Tipe pintu untuk kontrol : Hallow jet valve Diameter pipa irigasi : 1,20 m Debit maksimum air irigasi : 1,93 m3/dt Debit rata-rata irigasi : 0,69 m3/dt • PLTM : On the ground Debit pembangkitan : 0,70 m3/dt Tipe turbine : crossflow-horisontal

g. Fasilitas Hidromekanikal

• Saringan (trashrack) Tipe saringan : Kisi-kisi baja, removable Dimensi saringan : 3,40 m L x 0,750 m T Jumlah : 4 @ 2 panel Elevasi dasar dan atas : El. 215,50 m – El. 217,00 m Kemiringan : Tegak Jarak jeruji : 50 mm

• Closure Gate Tipe :

Slide gate tegak Jumlah pintu : 2 set Dimensi pintu : 3,20 m L x 3,20 m T Elevasi dasar : El. 191,70 m Operasi : manual • Inlet di gedung operasi Tipe : Butterfly valve Jumlah pintu : 1 set Dimensi pintu : 1,00 m Debit rencana : 2,00 m3/dt Elevasi dasar : El. 176,70 m Operasi : elektro mekanik/manual

• Control Valve di gedung operasional

Tipe : Hallow jet valve Jumlah pintu : 1 set Diameter valve : 1,00 m Elevasi dasar : El. 176,70 m Operasi : elektro mekanik/manual

• Pipa pengambilan

Tipe : pipa baja Jumlah jalur : 1 jalur Diameter : 1,20m bifurcation 1,20m (persiapan untuk turbin) Tebal plat baja : 15 mm Panjang : 147,00 m

Debit rencana : 0,70 m3/dt

a. Jalan Hantar

b. Panjang jalan hantar & relokasi : 2,50 km

c. Lebar : 6,00 & 12,00 m

d. Tipe perkerasan : Makadam dan Lapisan perkerasan

e. Jembatan : 1 @ 17 m 1 @ 18 m i. Kegunaan Waduk Tugu

• Penyediaan air DI. Ngasinan : 1.200 Ha

• Penyediaan air baku : 12 liter/dt

• PLTM : 0,4 MW

• Pengendali Banjir - Mengurangi debit 100 tahun (Q100) sebesar 42,47 m3/dt - Mengurangi debit 1000 tahun (Q1000) sebesar 62,02 m3/dt - Mengurangi debit PMF tahun (QPMF) sebesar 76,21 m3/dt

Sumber : http://bbwsbrantas.pdsda.net/index.php?option=com_content&view=article&id=161&Itemid=148

Semoga ALLOH SWT senantiasa menganugerahkan Ridho, Inayah dan Perlindungan-NYA dalam Proses pembangunannya, sehingga pembangunannya bisa berjalan aman, lancar dan sukses serta hasilnya kelak membawa manfaat serta keberkahan bagi masyarakat di sekitarnya dan masyarakat Trenggalek pada umumnya. Aamiin.

Reportase : Renny Andinnie
Foto Lokasi : Smaneska Trenggalek & Internet

(Admin/Zan)
1/18/14

Community Based Tourism di Ekowisata Trenggalek

Community Based Tourism atau yang bisa diartikan kepariwisataan berbasis masyarakat (komunitas) adalah pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat. Masyarakat di sini sebagai peran utama melalui pemberdayaan masyarakat untuk andil dalam kegiatan kepariwisataan, mereka berperan aktif dalam perencanaan, pengelolaan dan pengembangan di sektor pariwisata tersebut. Beberapa konsep wisata yang mendukung konsep CBT ini adalah konsep pariwisata untuk penjelajahan (adventure travel), wisata budaya (cultural tourism) dan ekowisata.

Di Indonesia, yang memiliki banyak potensi wisata rupa-rupanya banyak yang menerapkan konsep CBT ini. Contohnya dari wilayah Pulau Jawa, di pesisir selatannya yaitu kabupaten Trenggalek menerapkan CBT dalam konsep ekowisata yaitu di lokasi Konservasi Penyu Kili-Kili yang dikelola oleh Pokmaswas Taman Kili-kili dan Ekowisata Mangrove Pantai Cengkrong yang dikelola oleh Pokmaswas Kejung Samudra. 

Upacara Ucul-ucul, upacara pelepasan
anak penyu (tukik) ke laut bebas
Pokmaswas (Kelompok Masyarakat Pengawas) Taman Kili-kili adalah kelompok masyarakat yang peduli dengan keberadaan penyu di pantai kili-kili. Mereka bertugas mencari telur penyu yang ditinggalkan para induk pada malam hari, untuk kemudian dirawat hingga penyu menetas. Penyu yang baru menetas dinamakan tukik, bentuknya kecil, lucu sekali. Para tukik ini nantinya akan dilepaskan ke laut demi kelangsungan hidup mereka. Pusat Pelatihan dan pendidikan Konservasi Penyu di Kabupaten Trenggalek ini menawarkan sebuah reward berupa sertifikat Orang Tua Asuh bagi pengunjung yang mau melepas penyu ke Laut. Sertifikat ini ditujukan sebagai apresiasi kepada pengunjung yang telah membantu kegiatan konservasi penyu di Taman Kili-kili dengan ikut serta melepas penyu ke laut. Partisipasi anda membantu proses konservasi ini berarti ikut serta menjaga ekosistem laut. Dan anda layak kami sebut sebagai pahlawan bahari.

Hutan mangrove pancer Cengkrong

Sedangkan Pokmaswas Kejung Samudra merupakan kelompok/organisasi kemasyarakatan yang bertujuan meningkatkan peranan dan partisipasi masyarakat pantai dalam pembangunan perikanan sehingga terwujud masyarakat pantai yang sejahtera. Pokmaswas ini juga berkonsentrasi mengelola lingkungan mangrove yang ada di sekitar pantai cengkrong, Watulimo, Trenggalek. Sampai saat ini, Pokmaswas telah melakukan pembibitan, penanaman, perawatan dan pengolahan hasil mangrove. Pokmaswas KEJUNG SAMUDRA yang keanggotaannya terdiri dari nelayan, pedagang ikan, kalangan muda dan tokoh masyarakat pantai, bertugas membuat rencana kerja kegiatan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat pantai, membuat rencana untuk meningkatkan pengelolaan sumberdaya perikanan pantai secara lestari, meningkatkan kemampuan dan keikutsertaan masyarakat pantai dalam pembangunan khususnya  pembangunan masyarakat pantai.

Referensi :

(Admin/Zan) #Lassvera
1/13/14

Problematika Ahli Waris Budaya Bangsa

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai kebudayaannya”, bagaimanakah wujud cinta sebenarnya terhadap kebudayaan? Bagaimana perilaku yang mencerminkan rasa cinta sesungguhnya? Membentangkan banner besar yang bertuliskan cinta budaya? Atau marak berkoar-koar dengan kalimat persuasif dan diplomatis mengenai cinta budaya?
            Remaja, sebagai pemuda yang merupakan generasi penerus sekaligus ahli waris budaya bangsa. Lunturnya rasa cinta dan bangga akan pesona budaya bangsa adalah kurang tertanamnya jiwa cinta budaya dalam diri remaja. Sebagai contoh problematika beberapa remaja terhadap warisan budaya Indonesia terhadap wayang dan angklung.
            Wayang sebagai “Karya Agung Budaya Dunia”, diakui oleh UNESCO sejak tahun 2003. Jenisnya pun ada banyak, seperti wayang Jawa, wayang Krucil, wayang Bali, wayang golek Sunda, dll. Umumnya, wayang yang dimainkan berkisah tentang dewa-dewi, persilatan, percintaan dan kepahlawanan yang pertunjukannya diiringi dengan musik gamelan dan menggunakan bahasa pengantar bahasa Jawa. Bahasa Jawa yang digunakan pun tidak seperti bahasa jawa ngoko andhap, krama inggil atau seperti bahasa jawa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari, tetapi yang digunakan adalah bahasa Jawa Kawi atau Jawa Kuno. Problematika remaja terhadap jenis budaya ini terlihat dari sini, bahasa. Pantas saja kalau minat remaja terhadap salah satu warisan budaya ini rendah, hal ini karena kurang familiarnya bahasa pengantar yang digunakan dalam pementasan. Dalam skala regional atau nasional, pementasan wayang masih mempertahankan cara pementasan konvensional dengan mengandalkan satu pengantar bahasa aslinya, yaitu bahasa Jawa.
Wayang bersifat universal dan luwes atau mengikuti perkembangan zaman. Seperti contoh dalang Ki Purbo Asmoro yang menyajikan pementasan wayang dalam skala global dan pementasan wayang pun menyesuaikan dengan keadaan global yang ada. Beliau dibantu Kathryn Emerson, dari Kalamazoo, Michigan, USA, seorang penerjemah pementasan wayang dan Yayasan Lontar mengemas pergelaran wayang kulit dalam paket pendidikan wayang kulit dalam tiga bahasa: Jawa, Indonesia, dan Inggris. Ki Purbo Asmoro mendalang dengan tiga kelir atau layar. Layar utama yang terletak di bagian tengah adalah tempat ki dalang mendalang dengan sekotak wayangnya. Dua layar di bagian kanan dan kiri layar utama merupakan tempat teks. Di kedua layar itulah tuturan dalang diterjemahkan dari bahasa Jawa ke bahasa Inggris. Penerjemahnya adalah Kathryn Emerson atau Kathy. Duduk di kanan depan layar, Kathy dengan komputernya menjadi semacam ”dalang bayangan”. Ia menerjemahkan seluruh kejadian di jagat pewayangan yang didalangi Purbo Asmoro.
            Selain problematika dalam bahasa pementasan wayang, beralih ke jenis warisan budaya bangsa yang lain, yaitu angklung. Alat musik yang terbuat dari bambu ini diakui UNESCO sebagai salah satu warisan dunia sejak tahun 2010. Ciri khas alat musik ini adalah satu angklung hanya menghasilkan satu nada, sehingga dibutuhkan beberapa set angklung dengan berbagai ukuran yang dimainkan oleh banyak orang untuk menghasilkan sebuah harmoni atau lagu yang diinginkan, kita lebih sering melihat pertunjukan angklung dalam bentuk orchestra. Namun, ciri khas ini menjadi dilema bagi remaja masa kini yang menilai angklung kurang fleksibel untuk dimainkan. Jika dinilai sebagai pertunjukan orchestra, bermain angklung dengan kuantitas alat atau massa tidaklah repot. Namun, jika dimainkan untuk skala personal, angklung dinilai kurang praktis sehingga menyebabkan para ahli waris budaya enggan dan memiliki minat yang rendah terhadap angklung. Selain itu, majunya teknologi sudah menyediakan alat-alat musik modern yang lebih praktis untuk digunakan. Seperti piano, gitar, bass, atau organ yang bisa diset atau diberi efek suara yang bisa menirukan suara angklung.
            Beberapa problematika di atas muncul di kalangan remaja, karena mereka masih berpikiran awan dan kurangnya jiwa cinta budaya dalam diri mereka. Cinta tidak sekedar diungkapkan dengan kata-kata, tetapi cinta adalah rasa memiliki, ikut berperan aktif melestarikan dan andil dalam mendaya gunakan.
            Wayang memang sejatinya dipentaskan dengan bahasa asalnya yaitu bahasa Jawa, namun untuk mengatasi masalah tingkat apresiasi dari masyarakat khususnya remaja yang ditimbulkan oleh faktor bahasa, solusi persoalan dapat melalui proses pementasan dengan menggunakan bahasa pengantar yang tidak hanya bahasa Jawa, bisa diterjemahkan dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing lainnya (dengan tidak menghilangkan keaslian bahasa pengantarnya). Sedangkan angklung, dilema yang dirasakan bagi para remaja sebagai ahli waris warisan budaya bangsa karna kurang pahamnya filosofi dibalik alat musik bambu tersebut bahwa satu alat musik angklung hanya menghasilkan satu nada, tidak mungkin bermain sendiri untuk membentuk harmoni. Memang hidup selalu memerlukan orang lain, dan angklung membawa pesan kemanusiaan bahwa sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup tanpa manusia yang lainnya.
1/7/14

Si Bolang Trans7 Shooting di Panggul Trenggalek



Si Bolang Trans7 sebuah program tv yang sangat digandrungi anak-anak ini hadir di pesisir selatan Kabupaten Trenggalek tepatnya di Kecamatan Panggul. Rombongan kru Si Bolang Trans7 hadir pada hari minggu 5 Januari 2014 di Kecamatan Panggul dan langsung mengadakan audisi untuk memilih anak-anak berbakat petualang sebagai bintang cilik di acara tersebut.

Si Bolang Trans7 sebuah program tv yang sangat digandrungi anak-anak ini hadir di pesisir selatan Kabupaten Trenggalek tepatnya di Kecamatan Panggul. Rombongan kru Si Bolang Trans7 hadir pada hari minggu 5 Januari 2014 di Kecamatan Panggul dan langsung mengadakan audisi untuk memilih anak-anak berbakat petualang sebagai bintang cilik di acara tersebut.

Terpilihlah 12 anak yang dibagi menjadi 2 kelompok. kelompok pertama terdiri dari 4 sebagai bintang utama termasuk Si Bolang. Dan kelompok kedua terdiri dari 8 anak yang berperan sebagai pelengkap/ pembantu kelompok utama. Terpilih sebagai Si Bolang adalah Angger siswa kelas 5 SDN 2 Wonocoyo.

Shooting Si Bolang Trans7 6 Januari 2014 berlokasi di Pantai Joketro dan Pantai Pelang. Keindahan alam Pantai Joketro dan kesibukan para nelayan disana menjadi pemandangan yang sangat eksotik sebagai latar bermain para bocah petualang. Tidak hanya permainan-permainan di alam bebas, namun Si Bolang dan teman-teman juga menunjukkan keakraban dan kepeduliannya dengan membantu para nelayan disana.

Untuk hari selasa 7 Januari 2014 lokasi shooting akan pindah di Konservasi Penyu Taman Kili-Kili. Program Si Bolang Trans7 Edisi Panggul – Trenggalek ini akan tayang sekitar tanggal 20-an Januari 2014. Jangan lupa tonton yaa..

(Admin/Zan) ~ 

1/1/14

Ketika Jilbab Menjadi Kedok


“Aku paling gak suka liat cewe pake jilbab bermesra mesran sama pacarnya” ..

“Sama aku juga .. mending gak usah pake jilbab aja sekalian” ..
“Bener tuh ... daripada pake jilbab tapi kelakuan kayak gitu” ..

Sering sekali kita mendengar teman-teman kita mengucapkan kata-kata seperti itu .. terutama mereka yang belum mengenakan jilbab ...

Sungguh malang sekali nasib jilbab itu ..yang salah orangnya .. tapi jilbabnya pun ikut di hujat ...

Yang lebih miris lagi mereka mengatakan ..“mending gak usah pake jilbab daripada kelakuan buruk” ...

Sudah tidak memakai jilbab .. plus kelakuan buruk kok dibilang mending ..?? Itu artinya menurut mereka perbuatan tercela itu pantas untuk dilakukan asal tidak memakai jilbab ...

Bukankah perbuatan tercela itu tetap dosa dilakukan oleh manusia siapapun dia .. tak peduli dia kaya .. miskin .. laki laki .. perempuan .. memakai jilbab ataupun tidak .. besarnya dosa yang mereka lakukan pun sama .. hukuman yang mereka terimapun juga sama ...

Lantas bagaimana mereka bisa berkata seperti itu ..??

Manusia tak ada yang sempurna .. Begitupun semua perempuan yang memakai jilbab ... mereka juga hanyalah manusia biasa tempat khilaf dan lupa ...

Tak ada tuntutan jilbab itu hanya boleh dipakai oleh mereka yang telah sempurna akhlaknya ...

Bukankah sudah jelas bahwa jilbab wajib dikenakan semua perempuan islam yang sudah baligh seperti wajibnya shalat ..tak perduli sifat seperti apa yang mereka miliki ... Tapi sungguh masih ada saja sebagian orang yang menganggap memakai jilbab itu hanya sunnah ....
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu .. anak-anakmu yang perempuan dan isteri-isteri orang mu’min ... “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka ”... yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal .. karena itu mereka tidak diganggu .. .Dan Allah adalah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang (Al-Adzhab :59)..

Janganlah jilbabnya yang di hujat .. tapi ingatkanlah mereka ...
Nasehatilah mereka jika kita tahu perbuatan yang mereka lakukan itu salah ...

Dan tidak harus sempurna dulu atau harus memakai jilbab untuk bisa mengingatkan saudara kita yang salah ....

Namun alangkah baiknya jika kita berjilbab sehingga nasehat pun didengar oleh mereka ... Bukankah saling mengingatkan sesama saudara muslim itu mendapat pahala ..??

Jangan sampai iman pudar lalu hawa nafsu yang menang ...
Ketika itu yang terjadi .. maka cinta Allah yang agung tidak akan pernah bisa diindera, dirasa ... Cinta antar manusia pun hanya akan berbuah malapetaka ... Keinginan kita menuju surga dan ridha-Nya akan sirna ...

Semoga bermanfaat..