9/25/20

Download Buku Visi Trenggalek 2030


Barusaja berakhir diskusi virtual yang membahas mengenai Visi Trenggalek 2030.

"Kok adoh nemen yak sampek 2030?"

Itu pertanyaan yang sama ketika pertama kali dihubungi konsultan Markplus selaku penyelenggara. Namun penjelasannya cukup panjang dan 100% itu bukan ranah saya menjelaskan. Hehehe...

Tentu saja, visi ini tidak disusun dalam waktu semalam. Sebelumnya sudah ada riset yang dilakukan oleh tim Markplus selama 1 bulan dan juga rangkaian FGD yang diadakan secara daring.

Lalu, siapa yang terlibat dalam FGD itu? Ini dia datanya.

Paparan Markplus (25/09/2020)


Peserta yang terlibat dari latar belakang yang beragam. Terdapat internal dan eksternal stakeholder. Dan apa hasilnya? Rekan-rekan bisa unduh bukunya di bawah ini.
Pranala materi paparan narasumber Mochamad Nur Arifin, silahkan unduh disini.

Terima kasih sudah mampir.

 

9/13/20

Pantai Nggisik, Ngulungwetan, Munjungan

 

Pantai Nggisik atau Pantai Ngulungwetan, Munjungan, Trenggalek

Hampir setahun nggak ke pantai, akhirnya mencoba memenuhi asupan nutrisi vitamin sea. Haha..
Kali ini melipir ke salah satu pantai yang ada di kawasan Munjungan, Kabupaten Trenggalek. Karena kami belum terlalu familiar dengan jalanan menuju lokasi, sehingga kami pun diantar oleh teman yang tinggal di kawasan perbatasan Panggul-Munjungan. Kondisi jalan yang lumayan terjal dan berkelok-kelok membuat kami harus perlahan-lahan menyusuri jalan. Sehingga hampir total 3,5 jam barulah kami tiba di lokasi. Tapi kalau teman-teman yang sudah akrab dengan kondisi jalan Munjungan, katanya bisa lebih cepat sih.


Foto diambil dari pemilik akun instagram @mint_morris88

Sesampainya di lokasi, langsung saya terhipnotis dengan keindahan panorama di sana. Seolah terjalnya perjalanan terbayar lunas deh. Oiya, kalau meihat dari bentuknya sekilas seperti telaga atau semacam danau kecil ya (sisi kiri pada foto). Airnya beniiiiing bangeeett. Masih sangat natural dan bersih. Tepat di sebrang telaga terdapat pantai yang keindahannya tak kalah dengan pantai-pantai lain yang ada di Trenggalek. Berdasarkan informasi dari seorang teman yang juga warga lokal Ngulungwetan, ketika kondisi air sedang pasang maka air pantai akan menutup seluruh daratan telaga (yang berwarna hijau). Namun ketika kondisi tidak pasang, beruntung teman-teman akan menyaksikan keindahan panorama seperti foto di atas.

Warga lokal menyebut pantai ini dengan nama pantai nggisik, tetapi ada juga warga yang menyebut dengan nama pantai ngulungwetan. Meskipun belum secara resmi dibuka sebagai kawasan wisata, menurut warga setempat pantai ini sudah cukup ramai pengunjung terlebih di akhir pekan. Bahkan banyak muda-mudi yang menghabiskan waktu untuk camping pada hari Sabtu-Minggu di pantai tersebut.


Nah, untuk teman-teman yang penasaran dengan bagaimana situasi jalanan menuju Pantai Nggisik, bisa cek video di atas ya.

Jika kalian tertarik untuk datang ke Pantai Nggisik, tetap bantu menjaga lingkungan, kebersihan dan jangan membuang sampah sembarangan ya.

(Admin/Zan)

9/1/20

Keluarga "Dispenser"

 

Ada yang melabeli kategori keluarga itu ada 2. Yaitu keluarga "hangat" dan "dingin". Kayak dispenser yak *eh

Dan spontan keluar pertanyaan, "Keluarga hangat dan dingin itu yang bagaimana?". Dia memang tak pandai berkata-kata, jadi hanya nyeletuk, "ya pokoknya begitulah". Lalu mlengoslah dia. "Ciri-cirinya gimana wes yang hangat dan dingin itu?", tanyaku lagi berharap yang kali ini bisa terjawab.

Panjaaang kaliikk jawabannya. Dia yang bicaranya "irit" seketika bisa panjang dan no dead air ngomongnya. Singkatnya begini (supaya muat ditulis di caption), keluarga yang hangat itu penuh romantisme, menjunjung tinggi komunikasi antar keluarga, kira-kira kadar perhatian antar anggota keluarga bisa 70-95%.

"Contoh praktik secara tindakan yang nyata gimana?", tanyaku lagi karena ngerasa jawaban teoritis itu 'kesuwen' hehehe. Butuh contoh nyata.

Katanya, ya selalu meluangkan untuk makan bersama dalam 1 meja. Bagi keluarga ini, momen makan bersama adalah saat-saat dimana antara satu dengan lainnya bisa bercerita tentang aktivitas masing-masing atau bahkan jadi momen demokrasi dimana satu sama lain menyuarakan aspirasi. Karna begitu menjunjung tinggi komunikasi, anggota keluarga ini mengupayakan agar tidak telat bales chat kecuali lagi di jalan/ada agenda yang kurang memungkinkan jempol mengetik chat. Tidak heran jika hal sekecil dan sereceh apapun diceritakan antar anggota keluarga, ya karena faktor kebiasaan juga karna selalu terbuka. Benar-benar menomorsatukan komunikasi dan juga kebersamaan bahkan menjadwal setiap 1x dalam seminggu harus ada agenda JAJAKA (Jalan Jalan Keluarga). Katanya itu akan jadi momen langka terlebih ketika anak-anak sudah kuliah jauh, bekerja apalagi menikah. Mumpung masih ada kesempatan, maka momen kumpul keluarga jadi skala prioritas kuadran 1. Ketika mendengar ini, teringat keluarga di film NKCTHI. Sosok ayah yang pengennya selalu bersama-sama memanfaatkan momen dengan keluarganya. Bahkan ngerjain tugas si bungsu aja juga berjamaah sekeluarga kan.

Nah, ku jadi nyeletuk, "Kalau keluarga yang ber-AC alias "dingin" tadi apa kebiasaan makannya terpisah gitu (nggak semeja)?". Dia mengangguk. Makannya ya bisa nomaden dan LDR. Bisa jadi ayah makan di ruang tv, ibu di meja makan, kakak di dalam kamar, adik di ruang tamu. Wes mencar-mencar dengan mencari PW-nya (posisi wenak) masing masing. Kalau pun ketika anggota keluarga ini ingin membahas sesuatu, kepala keluarga perlu mengadakan panggilan khusus dan kemudian berkumpullah keluarga itu dalam satu ruangan. Itu pun kadang bukan duduk di satu meja atau sejajar di sebuah kursi/sofa. Mereka tetap mencari posisi PW-nya masing-masing. Ada yang ndlosor di lantai karena katanya 'isis' (adem, maklum keluarga "dingin" wkwk), ada juga yang posisinya sambil 'jigang', ada yang posisi duduknya paripurna, ada juga yang senden (bersandar) tembok. T'rus kadang yang diceritain adalah hal-hal yang krusial dan perlu-perlu aja untuk diceritain. Kalau anggota keluarga ada masalah, mengedepankan penyelesaian masalah secara mandiri dulu. Kalau selesai ya sudah, cenderung disimpan sendiri. Kalau belum bisa nyelesaiin mandiri, barulah ngomong ke keluarga. Semoga bisa dibayangkan. Lumayan susah ya nyeritain lewat ketikan jempol. Hehehe... Lanjut.

Lalu di keluarga ini, hakikat "late response" apalagi tidak balas chat adalah sesuatu yang plat mobil Jakarta alias B aja. Bukan kemudian dijadikan sebuah alasan untuk komplain atau malah berantem. Misal ketika ayah menghubungi si kakak, dan dalam waktu sangat lama tidak dibalas, ya si ayah langsung telepon. Ketika diangkat ya pertanyaannya "lagi sibuk apa ini?" dan bukan pertanyaan "kok chatnya ndak dibalas?" dan nggak juga ada pertanyaan "kok chatnya nggak direspon, apa chatnya ketelen chat grup? Apa ayah bukan prioritas kamu?". Dudududu.... ya intinya antar keluarga saling paham dengan kesibukan, dan meletakkan porsi komunikasi dengan kadar senormalnya bagaimana antar keluarga berinteraksi, mungkin skalanya ada di kudran 2 atau 3. Nah perkara liburan, keluarga dingin ini tidak terlalu saklek dengan perkara kumpul bersama dalam tajuk jalan-jalan. Bahkan keluarga ini cenderung bukan pelaku travelling. Tidak heran kalau stock foto keluarganya limit. Paling setahun kumpul bareng jalan-jalan bisa 1x doang atau malah setahun nggak kemana-mana. Hanya di rumah, membiarkan antar anggota keluarga menikmati zona nyaman dan PW-nya masing-masing.

Nah, ternyata percapakan ini masih ada sambungannya. Situasi keluarga seseorang tumbuh, bisa jadi mempengaruhi referensi seseorang dalam menjalin hubungan asmara ketika dia dewasa. Jadi kalau misal si A tumbuh di antara keluarga "hangat", maka bisa jadi referensi dia menjalin hubungan ya seperti itu. Karna tumbuh di tengah keluarga yang penuh romantisme, akhirnya dia jadi sosok yang romantis bahkan diam-diam bisa juga sesekali menjadi pujangga. Senang makan bersama, ngobrol/diskusi saat momen makan, kurang suka kalau chatnya dicuekin dan biasanya dia akan murka kalau misal pacarnya nggak bales chat karena "chatnya tenggelam", bisa-bisa si A ini akan minta contactnya di pin biar muncul paling atas. Apalagi kalau seharian nggak ngabarin, siap-siap mulai ada sedikit komplain. Apalagi udah nggak ngabarin blass tapi update status, waduh bisa muncul kalimat pamungkas "ngasih kabar nggak sempet tapi update status masih sempet" *duaarrrr Dan kalau jalan-jalan sukanya tanpa main gadget, bener-bener quality time. Beda lagi kalau si B tumbuh dari keluarga "dingin". Ya makan sendirian juga tatag tetap tangguh, kalau makan bersama ya bisa tapi tidak heran kalau sambil makan masih pecah fokus dengan pekerjaan akhirnya sambil ngobrol juga sambil balas chat client. Seringnya kurang bisa romantis apalagi puitis, tipikal frontal polos apa adanya, tambah susah kalau harus pakai diksi konotasi. Lalu telat balas chat/pesan itu ya karna kondisinya masih hectic atau kurang memungkinkan untuk membalas pesan dengan kilat dan itu kondisi plat mobil Jakarta menurut dia. Dan begitu-begitulah.

Trus kan jadi berimajinasi. Kalau si A dan si B ini menjalin hubungan, hampir dipastikan selalu ada saja crash ketika masa-masa awal adapatasi antara satu sama lain.

Ini bukan soal mana keluarga yang paling ideal.
Cara pandang A melihat dunia, akan berbeda dengan si B. Contohnya dalam hal komunikasi tadi.

Sudut pandang orang beda-beda ya. Kayaknya sudut pandang juga bisa terbentuk dari field of experience dan frame of refference yang tiap orang berbeda-beda. Penting juga menghargai perbedaan sudut pandang.

Kalau kalian termasuk yang mana? Hangat, dingin apa membeku? Hehehe...

Terima kasih sudah mampir.

7/22/20

Pengalaman Seleksi Kerja di Infomedia Humanika Solution (2)


Ketika saya tulis 2017 lalu tentang pengalaman seleksi kerja di Infomedia Humanika Solution, saya tidak menyangka akan dikunjungi oleh puluhan ribu pembaca. Bahkan beberapa tahun terakhir, banyak DM masuk melalui instagram saya beberapa pertanyaan dari peserta seleksi kerja ISH. Dan lagi, dalam kurun waktu kurang 1 minggu dalam minggu ini sudah ada 3 penanya yang juga peserta recruiter ISH dengan posisi CSR Telkom.

Karena beberapa pertanyaannya, cukup lumayan panjang akhirnya saya inisiatif untuk membuat tulisan ini sebagai lanjutan tulisan sebelumnya berjudul Pengalaman Seleksi Kerja ISH (1)


Ini pertanyaan yang lumayan banyak masuk ke DM, "apakah interviewnya menggunakan bahasa inggris?" atau "Apakah harus berbahasa inggris ketika interview user (tahap akhir)?"

Nah, saya akan menjawab sesuai pengalaman saya saat interview tahun 2017. Dan bisa saja di tahun 2020 atau tahun selanjutnya berbeda. Tulisan ini bisa dijadikan referensi namun tidak menjamin 100% akan sama dengan proses seleksi ISH saat ini. Biasanya setiap perusahaan/institusi memperbaiki strategi untuk recruitment kerja dari tahun ke tahun. Karena kejadiannya cukup lama, semoga saya masih bisa mengingat-ingat dengan baik.

Saat saya mengikuti seleksi interview tahap awal, saya diminta untuk memperkenalkan diri dengan bahasa inggris. Hanya itu saja. Selebihnya tanya jawab dengan staff ISH menggunakan bahasa Indonesia.

Namun pada saat interview user, salah satu pewawancara meminta saya untuk menjawab semua pertanyaan dengan bahasa inggris meskipun pewawancara bertanya dalam bahasa Indonesia. Tetapi ketika saya mencoba bertanya dengan teman-teman yang sama-sama lolos sampai tahap interview user, ada teman yang tidak menjawab pertanyaan wawancara dalam bahasa inggris. Memang tugas CSR rata-rata yang kita layani adalah pelanggan lokal sehingga lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia. Namun saat saya masih menjadi CSR dan ditempatkan di Plaza Telkom Manyar, Surabaya, saat itu saya pernah melayani 2 pelanggan foreigner. Satu berasal dari Thailand, kalau tidak salah mereka mengenyam pendidikan di salah satu pondok pesantren di Indonesia. Karena baru pindah dan menempati rumah kontrakan, mereka memasang internet indiHome. Lalu satu lagi seorang pekerja asing (saya agak lupa asalnya darimana). Dia bekerja di Indonesia dan tinggal di sebuah apartemen. Namun internet indiHome di apertemennya muncul LOS merah, sudah berulang kali dilaporkan namun tidak ada tindakan perbaikan. Ternyata setelah saya cek, jaringannya masih menggunakan tembaga, belum fiber optic. Namun ternyata dia sudah meminta migrasi ke fiber optic, namun ODP di kawasan apartemennya penuh. Sehingga jaringan internetnya bermasalah selama beberapa minggu. Nah, ini salah satu pentingnya menguasai bahasa asing. CSR harus siap untui melayani pelanggan bahkan foreigner sekalipun.


Pertanyaan berikutnya, banyak calon peserta interview ISH menanyakan mengenai jobdesc seorang CSR. Nah, untuk mendapatkan referensi dan informasi lebih lengkap, teman-teman juga bisa browsing di internet mengenai jobdesc seorang CSR Telkom Plaza.

Tapi alangkah lebih baik, sebelum memutuskan untuk mendaftar sebagai CSR Telkom, kalian bisa browsing informasi lengkap mengenai tugas utama seorang CSR.

Tapi berdasar pengalaman, inti peran dari seorang CSR Telkom adalah menjadi garda terdepan dalam pelayanan kepada pengguna layanan Telkom. Seperti melayani PSB (pemasangan paru internet), pencabutan layanan, balik nama, pindah jaringan telepon, ganti paket layanan, dan jika ada permasalahan dengan tagihan pelanggan maka seorang CS juga wajib membantu untuk menyelesaikan komplain pelanggan tersebut.

Pertanyaan lain yang banyak diajukan oleh teman-teman melalui DM instagram adalah seputar gaji. Nah, kebetulan karena penempatan saya di Plaza Telkom yang ada di wilayah Surabaya sehingga untuk gaji mengikuti UMR Kota Surabaya ya. Dan seingat saya masih ditambah dengan uang bensin dan makan. Bahkan masih ada tambahan ketika hari raya/lembur (masuk kerja saat libur nasional atau shift di hari raya). Semoga saya tidak salah ingat hehehe.. karena sudah beberapa tahun lalu, jika saya keliru mohon dibenarkan melalui kolom komentar ya. Bagi fresh graduate, posisi dan penghasilan dari CSR Telkom sepertinya sudah cukup lumayan. Jika teman-teman berminat untuk menjadikan pengalaman di CSR Telkom sebagai batu loncatan untuk bekerja sebagai teller atau pekerjaan yang berhubungan dengan front liner, pengalaman sebagai CSR Telkom akan sangat berharga. Terlebih menjadi CS Telkom wajib menguasai hampir puluhan aplikasi. Sehingga ketika berpindah kerja menjadi teller atau posisi serupa sudah terbiasa dengan penggunaan berbagai aplikasi. Tenang, aplikasi-aplikasi ini tentu diajarkan di masa training kok.

Sedangkan untuk jam kerja, kurang lebih 8 jam per hari. Per harinya untuk istirahat per CS selama 1 jam secara bergantian dengan satu rekan CS lainnya. Masuk setiap hari Senin-Jumat 07.00 - 16.00 WIB dan Sabtu masuk setengah hari, biasanya jam 07.00 - 12.00 WIB. Semoga saya tidak salah ingat lagi hehehe. Maklum sudah lama banget resign dari sana. Ini pengalaman saya penempatan di Plaza Telkom ya. Berbeda dengan penempatan CS di mall, maka jam operasionalnya akan mengikuti dengan jam buka-tutup mall tersebut.

Jika teman-teman ada pertanyaan, silahkan DM ke instagram @zanza_bela.

Terima kasih.
7/18/20

Persiapan Virtual Fashion Show

Selama pandemi, produktivitas dirasa menurun di berbagai sektor kehidupan. Tidak hanya berimbas pada kesehatan, tetapi juga pendidikan, ekonomi hingga industri kreatif. Virtual Fashion Show hadir dengan harapan dapat menjadi sarana berjejaring (connect), menciptakan  (create) ekosistem kreatif yang bagus dan saling berkolaborasi antar pelaku insan kreatif di dunia fashion (collaborate).

Awalnya bermula dari curhatan teman, bagaimana membuat sarana promosi sebagai pengganti event pameran atau bazar yang biasanya sering pelaku industri fashion atau pelaku umkm ikuti di berbagai tempat. Karena selama pandemi, marak kegiatan diselenggaran secara virtual, maka tak ada salahnya jika mengadakan Virtual Show di bidang fashion. Meski masih dilaksanakan secara off air, namun kami cukup terharu dengan antusiasme para komunitas, pelaku ekraf, UMKM lokal, fashion enthusiast di Trenggalek yang ikut menyukseskan acara.

Termasuk para talent atau model yang mendaftarkan diri di online casting #AlabelaModelSearch. Hari ini (18/7) menjadi hari terakhir pendaftaran untuk para talent. Bagi yang lolos dan terpilih akan diumumkan melalui instagram @alabela.id dan @maestria.id serta wajib menyiapkan beberapa perlengkapan berikut.
  • Heels warna netral, no blink minimal 7 cm (no wedges), pantovel & sepatu casual hitam (cowok)
  • Model hijab : peniti, jarum pentul, manset, legging warna hitam/nude, inner ninja warna kulit/nude/coklat muda, hijab (hitam, coklat muda)
  • Model cewek tidak hijab & cowok : legging, kaos lengan pendek, tanktop warna hitam
  • Model cowok : kaos hitam lengan pendek, celana jeans dark blue
  • Aksesoris (kalung, topi, tas, dll jika ada)
  • Softlense (bagi yang terbiasa pakai)
  • Cat kuku warna merah dan nude (jika ada)
  • Perlengkapan sesuai protokol kesehatan
  • Peralatan touch up, deodorant dan parfum
  • Minyak rambut/pomade untuk talent cowok

Perlengkapan tambahan :
  • Yang memakai wardrobe Emath : membawa celana hitam, cream, putih
  • Yang memakai wardrobe Novita : hijab kuning gold

Selain perlengkapan tersebut. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh talent adalah peraturan berikut :
  1. Wajib follow akun @alabela.id @maestria.id dan semua akun partnership
  2. Wajib tepat waktu dalam rangkaian kegiatan Virtual Fashion Show. Jika terlambat datang dari jadwal, terutama untuk keperluan rias, model dipersilahkan untuk make up secara mandiri.
  3. Mengenakan : masker, faceshield kacamata (bukan karet lingkar kepala), membawa handsanitizer spray (bukan gel, bukan non spray), membawa tissu basah dan kering. Jika model tidak membawa salah satu perlengkapan protokol kesehatan, dengan sangat menyesal kami tidak bisa mengijinkan model untuk mengikuti virtual fashion show.
  4. Membawa perlengkapan yang diarahkan oleh panitia (terlampir di atas)
  5. Tidak mengoperasikan gadget/handphone selama kegiatan virtual show. Gadget/handphone diberi nama dan dikumpulkan ke panitia Riya (PIC talent) saat tiba di lokasi dan hanya bisa diambil untuk keperluan mengunggah foto makanan sponsor dan saat acara sudah selesai.
  6. Bertanggung jawab terhadap wardrobe yang dipakai (menjaga kebersihan busana dan tidak ditusuk peniti atau jarum yang membuat serat kain berlubang)
  7. Tidak makan atau minum yang mengakibatkan wardrobe kotor/kena bercak noda. Jika demikian, model wajib bertanggung jawab dengan mencuci (apabila noda bisa hilang dan bahan kain tidak rusak ketika dicuci sendiri) atau mengganti sesuai harga wardrobe tersebut.
  8. Tidak berkeringat berlebih sehingga mengakibatkan busana sponsor bau atau timbul bercak noda. Model wajib memakai manset/kaos sebagai dalaman agar keringat tidak langsung mengenai busana sponsor.
  9. Talent wajib mengunggah foto makanan yang diberikan sponsor di instagram (story dan feed) masing-masing dan tag ke akun instagram @alabela.id, @maestria.id dan akun sponsor (@dapur_maharanii, @tumbas_salad, atau @nisa_dallton sesuai makanan yang diterima)
  10. Seluruh model bisa mendapatkan soft file hasil photoshoot (yang sudah diedit) dengan mengirimkan bukti upload makanan sponsor di instagram masing-masing dan bukti follow akun instagram partnership ke PIC atas nama Riya.
  11. Seluruh model yang mengunggah hasil foto kegiatan Virtual Fashion Show, wajib untuk tag/mention @alabela.id @maestria.id dan seluruh partnership.
Himbauan untuk para talent/model yang akan berpartisipasi dalam Virtual Fashion Show tanggal 29 Juli 2020. Mohon untuk sekurang-kurangnya H-5 menjaga pola makan dengan mengurangi konsumsi pada makanan yang berpotensi memicu sebum aktif atau pemicu stress hormon sehingga rawan berjerawat, seperti :

  • Kacang tanah dan makanan olahan bahan sejenis
  • Telur terutama bagian kuning telur
  • Makanan terlalu pedas (mie setan, ceker gobyos, dan sejenisnya)
  • Keju (mozarella, cedar, dll) dan segala olahan makanan yang bertoping keju
  • Minuman yang mengandung soda dan minuman bubble drink/sejenisnya

Selain itu bagi para talent yang melakukan treatment di dokter kecantikan, memakai skin care atau produk perawatan kulit 'garis keras' seperti treatment yang memiliki down time (pemulihan) lama, atau pemakaian produk pemutih atau cream malam yang rentan menimbulkan pengelupasan pada kulit wajah, mohon H-7 atau H-5 sebelum acara dihentikan sementara waktu. Jika tidak, kondisi wajah yang mengelupas tersebut akan berpotensi menyebabkan foundation atau make up tidak menempel sehingga hasil rias para MuA kurang maksimal di wajah model tersebut. Mohon pengertiannya ya teman-teman talent.

Terima kasih.

Jika ada pertanyaan, bisa WA ke nomor 085233666976.
Semangat untuk semua tim. Jaga kesehatan ya.

7/12/20

Yes, Belum Move On

Apa kabar lapak usangku ini? Pukul 23.40 WIB ini.
Hahaha...

Blog ini bak kertas digital. Ditulis dan kemudian sudah. Kalau kertas konvensional, ya usai cerita ditulis kemudian kertas diremas dan ditinggalkan sembarangan. Sesekali cukup manjur untuk membuat hati lega karna sudah mengutarakan drama kumbara yang 'sego jangan' dilalui.

Katanya, lebih baik jauh namun saling merindu dan mendoakan. Daripada dekat namun saling bosan. Kalau zaman sekarang, meski jauh namun tetap saling stalking ya.

Ah, kamu semakin kurus. Sepertinya banyak tanggung jawab yang sekarang kamu pikul. Tapi seperti biasa, hanya kamu dan Tuhan yang tahu aktivitas apa yang kamu lakukan. Aku hanya tahu dua pekerjaan pokokmu. Pertama, nyinyiri kebijakan yang tidak sejalan dengan sudut pandangmu. Kedua, menyakitiku *asseekkk. Sisa pekerjaan lain yang kamu lakukan, entahlah aku tidak tahu.

Ini sebenarnya aku lagi sedih apa girang sih. Masih bisa aja nulis sambil ngebanyol. Alam bawah sadar sepertinya sudah lelah bersedih *eeaaakkkk. Kesedihan terbaru, kantor lockdown karena ada staff yang gugur karena pandemi, lainnya OTG, reaktif dan ada yang dirawat di RS. Hikss... Mohon doa terbaik untuk beliau-beliau. Aamiin...

Lanjut.

Beberapa waktu lalu, iseng nonton drakor yang sedang naik daun. Dan semesta memperlihatkan sebuah simbol yang seketika di saat yang sama seperti berjalan mundur, teringat ingatan perjalanan masa lalu. Memang benar ya, wanita itu ahli sejarah. Dia sangat bisa mengarsipkan ingatan, kenangan, sejarah bahkan untuk hal tersakit sekalipun. Dan jelasss wanita bisa menutupi rasa sakit di depan orang yang menyakitinya *hokya hokyaa jossss


Semoga tetap sehat ya. Terima kasih sudah memilih foto profil manis di setiap medsosmu. Cukup. Prinsipnya panggah behhh, iso ngendang ra iso nyuling.

Paham kan apa lanjutannya? :") Hakzz...


7/1/20

Mentorship Siswa Foundation


Rasanya sudah tidak ingat kapan pertama kali saya mengenal istilah mentor dan mentorship. Tapi yang pasti, bukan saat sekolah menengah. Hehehe.. rasa-rasanya zaman sekolah saya terbilang 'kolot' ya. Saat itu akses informasi masih belum sebebas sekarang. Bahkan untuk mengikuti kompetisi saja, saya hanya mengandalkan mading sekolah dan informasi dari guru matpel sebagai satu-satunya sumber informasi yang aktual dan terpercaya *dih. Tahunya ya hanya lomba karya tulis, lomba MIPA, olimpiade sains, lomba tari, lomba musik, pernah dulu sesekali mendapat informasi tentang lomba fotografi memakai ponsel.

Bahkan kalau ditarik mundur lagi saat saya di jenjang menengah pertama, paling jauh ikut kegiatan non-akademis ya waktu Bahana Bintang Corps (grup drumband di SMPN 1 Trenggalek) diundang untuk tampil parade senja di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Saat itu dalam rangka penurunan bendera merah putih 17 Agustus (semoga tidak salah ingat). Sudah itu paling beken lah. Sebagai pelajar yang merasa tidak terlalu menonjol di bidang akademis, ya sudah pesimis kalau harus ikut olimpiade sains, matematika, dan sejenisnya. Dan saya pun tidak memiliki talenta seni apalagi olahraga. Lengkap sudah ke-kolot-an saya semasa sekolah. Tapi beruntung kegemaran saya bersosialisasi dan berorganisasi sejak SMP membuat saya tidak "sepi" pengalaman. Ya minimal pernah jadi sekretaris OSIS, pernah jadi panitia pensi, baksos, panitia MOS dan OSPEK, oiya pernah dapat gelar kakak OSIS tergalak gaiss.. Sudah lah, saya iyain saja memang saya ini galak seperti macan. Hehehe. Dan ke-kolot-an saya masih berlanjut sampai SMA. Bahkan saat kelas 1 saya tidak mengikuti organisasi apapun, kecuali ekstrakurikuler Pramuka (karna wajib). Meskipun peringkat pertama di kelas, ternyata tidak membuat girang tuh. Kerinduan saya akan hiruk pikuk organisasi akhirnya membuat saya ingin terjun ke organisasi sekolah lagi. Tidak terduga malah teman-teman mempercayakan saya sebagai kandidat calon ketua MPK (Majelis Perwakilan Kelas, semoga tidak salah ingat singkatannya *cmiiw). Namun karena alasan sejak kelas 1 saya tidak mengikuti organisasi apapun di sekolah, akhirnya meskipun hasil voting sayalah pemenang suara terbanyak, tetap saja tidak bisa menjadi ketua MPK dan saat itu saya menjadi sekretaris MPK (semoga tidak salah ingat juga hehehe). Selain itu, saat kelas 2 SMA saya bersama teman-teman "nekat" menginisiasi adanya majalah sekolah dan mendirikan TKMS (Tim Kreatif Majalah Sekolah) bernama paperMagz, terbit selama 1 semester 1x. Sampai edisi ke-3 saya ikut mengawal penerbitan majalah tersebut. 

Menginjak di kelas 3 dan menjelang kelulusan, seperti dilema pada umumnya yaitu menentukan jurusan kuliah. Hmm... karna ke-kolot-anku masih saja berlanjut hingga lulus, lagi-lagi tak banyak informasi mengenai program studi atau pun mengetahui apa yang sebenarnya aku inginkan.

"Emang nggak ada konseling?"

Ada!!!! Tapi ya begitulah. Sepertinya zaman dulu aku sangat kuper. Tidak melek teknologi untuk akses informasi, nggak ada juga yang ngarahin. Karena mungkin aku terlalu manja ya, apa-apa diarahkan. Waktu itu aku hanya menyadari bahwa aku suka berorganisasi, suka 'ngomong', suka nulis, suka wawancara orang (karena terbawa pengalaman jadi tim majalah sekolah), suka cari sponsor, dan suka jadi panitia kegiatan. Sudah. Tapi aku tidak tahu apakah kesukaanku ini bisa mengantarkanku untuk bekal memilih jurusan kuliah, apakah bisa ditekuni, dan apakah bisa menjadi pekerjaan di masa depanku nanti.

Satu-satunya cara memilih jurusan kuliah dan kampus saat itu, aku disuruh melihat passing grade dan ada/tidaknya alumni di kampus tersebut. Sudah itu saja. Istilah passion saja baru pertama kali aku kenal saat sudah menjadi mahasiswa. Telat banget ye kan? Terlebih latar pendidikan S1 ku tidak seiring dengan aktivitas yang menjadi kegemaranku, bahkan studi S2 ku bahkan juga pekerjaanku. Apa aku salah jurusan? Ah, sudah segini saja curhatnya. Nah di usia sekarang ini saya mulai merefleksi diri, mungkin karena dulu saya tidak cukup banyak mengakses informasi dan tidak ada rekan yang 'membimbing'. Jadi sejak sekolah menengah saya tidak mengenal betul apa passion saya atau apa yang bisa saya lakukan dengan kegemaran saya atau mau 'jadi apa' saya ini nanti kalau sudah dewasa.

Ingatan akan kisah di atas, muncul seketika saat membaca pengumuman kegiatan Inspireaction yang diadakan oleh organisasi non-profit bernama Siswa Foundation. Seperti terhirin-hirin, "dulu aku  kok nggak pernah dapat kegiatan beginian ya". Hehehe. Dan ternyata saat itu bersamaan dengan pembukaan pendaftaran mentorship Inspireaction. Setelah membaca latar belakang kegiatan, tujuan dan persyaratan mentor, akhirnya saya mencoba mendaftar. Hal yang paling membuat saya tertarik dari program ini adalah memberikan ruang seluas-luasnya untuk siapapun yang ingin berbagi pengalaman dan kisah perjalanan hidupnya, terutama yang berkaitan dengan proses menemukan passion dan self improvement. Karena para mentee Inspireaction merupakan orang-orang yang membutuhkan teman sekaligus pembimbing yang bisa mendengar cerita, mimpi, cita-cita mereka bahkan juga bisa membimbing bagaimana baiknya mentee ini memulai perjalanannya untuk berproses.

Saya hanya berpikir, mungkin saja mereka ini seperti saya di masa lalu. Yang tidak tahu kemana harus mencari teman bercerita, bagaimana menggali hal-hal di dalam diri saya bahkan sekedar untuk menemukan passion, sekalipun saat itu saya berhasil menemukan passion saya, saya juga tidak yakin bisa sendirian menemukan peta dan step by step untuk menuju cita-cita bersama 'passion' saya.


Waktu itu saya berpikir, "saya ingin menjadi bagian circle yang positif untuk para mentee jika memang terpilih". Ya, siapa tahu para mentee ini sudah lelah dengan lingkungan yang barangkali tidak mendukung mereka memaksimalkan potensi atau mendalami passion mereka. Atau lebih ekstrimnya, mungkin mereka sudah 'cukup' diremehkan. Sehingga mereka perlu sosok seseorang yang percaya akan potensi mereka dan mungkin memberi referensi akan jalan apa yang bisa mereka tempuh untuk berproses. Seperti apa yang disampaikan Oprah Winfrey, "A mentor is someone to allows you to see the hope inside yourself".


Tahapan pendaftaran sebenarnya tidak terlalu rumit. Cukup melengkapi berkas pendaftaran meliputi form pendaftaran, daftar riwayat terbaru (CV) dan menjawab pertanyaan uraian. Meski begitu pertanyaan uraian sepertinya menjadi bobot tertinggi yang menentukan langkah kalian berikutnya apakah lolos ke tahap interview atau tidak. Kalau diingat-ingat, saya seolah seperti curhat ketika mengisi jawaban uraian pada form pendaftaran. Pertanyaannya meliputi :


- Apa yang anda ketahui tentang mentor dan mentorship?
- Ceritakan secara singkat tentang diri anda!
- Mengapa anda mendaftar di program Inspireaction?
- Apa yang anda harapkan dari program Inspireaction?

Setelah mendaftar, pada tanggal 20 Juni 2020 saya dihubungi oleh panitia Siswa Foundation dan dinyatakan lolos seleksi berkas. Kemudian tahap selanjutnya adalah tahap interview melalui Google Meet yang dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2020 pukul 13.00 WIB.

Muka tegang saat wawancara. Masih sempat ya nyulik moment buat capturescreen. Hahaha.

Deg degan?

Ya pasti dong! Tapi hari itu lebih sedikit santai daripada sesi interview lainnya. Seperti merasa lebih siap, dan yang terpenting tidak ada drama gangguan teknis seperti pengalaman beberapa waktu lalu menjalani interview secara virtual. Karena lebih sedikit santai, meskipun tetap deg degan, akhirnya merasa menjawab pertanyaan pewawancara dengan lebih rileks.

Seperti biasa, wawancara dimulai dengan perkenalan diri, menceritakan pengalaman dan seputar diri sendiri. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai Inspireaction itu sendiri, jadi pastikan teman-teman sudah membaca dan mempelajari mengenai latar belakang program ya. Selain itu coba kalian baca-baca lagi uraian saat menjawap pertanyaan di form pendaftaran. Untuk mengingat kembali apa yang telah kalian tulis. Dan pertanyaannya mengalir, mengenai skala prioritas, membagi waktu, men-treatment para mentee, dan lain-lain.

Selesai interview, dan waktunya pasrah atas semua keputusan. 15 mentor terpilih diumumkan pada tanggal 25 Juni 2020.

Saat hari H, dapat pemberitahuan melalui Whatsapp bahwa dari 182 pendaftar se-Indonesia, saya menjadi salah satu diantara 15 mentor terpilih. Awalnya aku kira prank, karena nomor yang mengirim pemberitahuan lolos berbeda dengan nomor yang awalnya menghubungi untuk jadwal interview. Tetapi setelah ditelusuri, ternyata beneran dari Inspireaction Siswa Foundation.

Setelah diumumkan dan dipublikasikan di media sosial Siswa Foundation, seluruh mentor wajib mengikuti pembekalan yang sudah dijadwalkan oleh Siswa Foundation. Harapannya, 15 mentor yang terpilih nantinya bisa lebih optimal menjalankan perannya sebagai mentor dan bisa membantu para mentee.

Dan hari ini (1/7) adalah pembekalan hari pertama bersama Ibu Susanti Agustina. Seorang founder komunitas Biblioterapi Indonesia, dosen Ilmu Informasi dan Perpustakaan UPI Bandung, Ph.D Candidate UTM Malaysia dan seorang penulis yang sangat berpengalaman.

Seluruh mentor Inspireaction Siswa Foundation

Materinya mengenai STIFIn. Ini kali pertama saya mengenal STIFIn. Ternyata langkah untuk menemukan passion atau mengenali diri sendiri untuk menuju profesi, ada tools-nya. STIFIn merupakan sebuah pengembangan profesi yang bertujuan untuk memudahkan dapam menemukan profesi yang paling sesuai. Sekaligus memberikan arahan untuk bisa berhasil di profesi tersebut sesuai dengan bakat alami.

Dan apa yang saya yakini mengenai passion selama ini ternyata juga dibenarkan dalam STIFIn tersebut. Profesi pilihan = Talent + Passion. Sedangkan passion merupakan hasrat yang menggebu-gebu untuk melakukan sesuatu hingga all-out, jangka panjang dan tidak bisa digantikan dengan hal yang lain.

Ah, penjelasannya panjang ya kalau diketik. Hehehe... Beruntung sekali, alhamdulillah. Belajar terus, terus belajar.



Setelah ini pun masih akan berlanjut ke pembekalan kedua dan seterusnya.

Beruntung dan senang sekali bisa mengenal 14 orang hebat dan berpengalaman di bidang masing-masing, terlebih materi pembekalannya yang sangat menarik. Terima kasih Siswa Foundation.

Oiya bagi kalian yang ingin mendaftar menjadi peserta mentorhsip atau mentee, bisa cek di instagram @siswafoundation ya.

(Adm/Zan)