3/18/19

Duta Muslimah Preneur 2019, Jawa Timur

Saat pemanggilan Top 6
Satu ke-semoga-an yang tidak usang hanya menjadi sebuah tulisan, tetapi kini menjadi kenyataan.

Ini kompetisi ke-2 ku untuk mengusung Hijab Batik AlabelaID. Rasanya sudah cukup senang ketika mendapat kesempatan untuk berdiskusi mengenai kreativitas dan inovasi dalam berwirausaha dengan Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) Jawa Timur. Dan ternyata dapat bonus kejuaraan.

Lega?
Ah, belum.. Justru ini masih awal. Karena masih harus menjadi perwakilan untuk beradu di tingkat nasional tanggal 29-31 Maret 2019 yang akan datang.

Mungkin banyak yang ingin bertanya bagaimana proses seleksi kegiatan ini. Saya akan sedikit share mekanisme pendaftaran, sesi wawancara, unjuk bakat hingga grand final.

Muslimah dari berbagai Kab/Kota se-Jawa Timur berhak mendaftarkan diri sebagai  peserta secara mandiri atau melalui perwakilan IPEMI daerah. Kebetulan karena dari tempat asal saya yaitu Kab. Trenggalek belum terbentuk kepengurusan IPEMI, sehingga saya mendaftarkan secara mandiri ke panitia provinsi. Sedangkan ada beberapa peserta perwakilan Kediri, Gresik, Madiun, dan Surabaya yang mendaftar melalui IPEMI daerah masing-masing. Selain mengisi formulir, peserta juga harus melampirkan foto postcard tampak samping, depan dan close up dengan memakai baju hitam dan hijab berwarna merah muda.

Setelah itu, peserta mengikuti serangkaian proses seleksi atau penyisihan. Dari total seluruh peserta, yang akan lolos menjadi grand finalis hanya 6 orang saja. Seleksi meliputi tes tulis, tes psikologi, tes wawasan umum dan keagamaan, mengaji, wawasan bisnis dan organisasi IPEMI, bahasa inggris, presentasi usaha yang dimiliki peserta serta unjuk talenta. Dalam serangkaian seleksi ini, peserta juga dilatih blocking untuk sesi parade.

Babak penyisihan selesai, dan untuk finalis yang lolos menjadi jajaran Top 6 masih harus akan berjuang di babak QnA atau tanya jawab.

Oiya, bagi sebagian orang ketika mengikuti kompetisi sejenis ini akan sedikit merasa terbebani jika harus menyiapkan wardrobe sendiri. Apalagi jika tema baju yang sedikit rumit, glamour dan biaya sewanya mahal. Hehehe... Tapi beruntung, untuk kompetisi DMP 2019, mulai dari babak penyisihan hingga final, seluruh wardrobe sudah disediakan oleh panitia.

DMP dalam Harian Surabaya Pagi
Tidak ada strategi atau tips khusus, saya pun bukan ahli kompetisi. Hehehe.. Awalnya saya berpikir, berdiskusi dan berada dalam satu forum bersama IPEMI akan menjadi tambahan wawasan dan networking yang semakin luas. Namun, ketika berkompetisi saya tidak effortless. Tetap mempersiapkan semaksimal mungkin. Sisanya pasrah. Yang terpenting memang menjadi diri sendiri, berusaha menyiapkan materi yang akan disampaikan (terkait presentasi wirausaha yang dijalankan), menggali wawasan mengenai IPEMI atau hal-hal berkaitan dengan bisnis yang belum diketahui, dan update pengetahuan dengan isu-isu terkini. Oiya, jika mungkin kalian ada yang ingin mencoba kompetisi ini tahun 2020, jangan lupa untuk belajar catwalk. Belajar catwalak tidak melulu untuk para model runway saja. Bagi sebagian orang yang memang profesi atau perannya dituntut untuk tampil di depan publik, saya rasa skill ini diperlukan. Tujuannya hanya menampilkan sikap yang pantas, terlebih ketika menjadi ambassador IPEMI. Ini berarti ketika kita tampil, bukan hanya membawa nama sendiri tetapi juga membawa nama IPEMI. Tampil sesuai dengan tempat dan tema acara, terlebih jika dituntut membawakan baju dari sponsor, kita bisa membawakan dengan cukup baik di atas panggung. Dan satu lagi yang tidak kalah penting. Asah keterampilan public speaking kalian ya. Menjadi seorang duta itu seperti spoke person atau jubir. Hehehe... Dan harus siap, sigap, sedia untuk berbicara dimanapun, kapanpun dengan siapapun.


Saya masih penasaran, akan ada apa lagi yang menarik di perjalanan setahun ke depan. Hehehe...

Terima kasih sudah mampir.

(Adm/Zan)