KOMPAS PEMUDA
Oleh: Berdit
Zanzabela
Duduk manis sebagai seorang pemuda patut berbangga hati.
Kenapa? Pemuda dari kasta apapun sama, “Pemuda sebagai generasi penerus bangsa”. Siapa lagi bibit-bibit muda segar yang akan meneruskan perjalanan panjang
bangsa ini selain para pemuda?
Pemuda
bukan sekedar berumur muda, pemuda adalah aset bangsa. Ketika usia belia,
pemuda sedang melalui proses panjang menuju usia emas. Maksud usia emas di sini
adalah usia yang cukup untuk mencapai titik klimaks sebagai pemimpin bangsa.
Sifat pemuda yang cenderung aktif, banyak melakukan kegiatan, dan mencari
pengalaman baru merupakan modal besar. Ditambah dengan tenaga pemuda yang masih
full, pikiran yang masih fresh dan greget mau belajar serta dibimbing
menjadikan pemuda sebagai aset bangsa yang berkualitas lengkap dan siap
meneruskan perjalanan panjang bangsa ini ke depan.
Saat
ini bangsa sedang gencar-gencarnya memupuk bibit unggul dalam diri pemuda,
yaitu pemuda yang berinovasi, berkreasi dan berprestasi. Dengan adanya ketiga
hal tersebut yang dikemas dalam diri pemuda, diharapkan bangsa ini lebih maju
dan memiliki masa depan cerah. Menurut saya, tiga hal cemerlang tersebut tidak
cukup karena bangsa ini membutuhkan para pemuda yang tidak hanya sebagai konseptor
tetapi harus ikut berperan aktif dalam memposisikan karakter muda yang mampu
menjadi agen perubahan ke arah yang lebih baik. Di dalam suatu organisai massal,
bangsa butuh yang namanya penyegaran. Akan tetapi, siapa sih yang ingin dipecundangi?
Beberapa kasus yang kadang terjadi adalah adanya kalangan tua yang tidak mau
digantikan baik posisinya maupun aturan-aturannya yang telah lama ada (pakem) dan diyakini kebenarannya. Nah,
akhirnya anak muda bukan sebagai generasi penerus dengan sejuta ide segar
tetapi posisinya sebagai penerus golongan terdahulu untuk terus melanjutkan apa
yang sudah ada tanpa ada perubahan yang lebih baik. Itu sama halnya dengan
makan di piring bekas orang lain tanpa mencucinya bukan?
Tantangan
pemuda saat ini adalah bagaimana mau melakukan tindakan untuk kelangsungan
hidup berikutnya atau tindakan futuristik. Musuh bagi pemuda saat ini bukanlah
penjajah, perang atau pelaku tindak penindasan, tetapi lebih ke moral anak
bangsa. Seiring dengan era globalisasi, pemuda yang harusnya menjadi pengarah
bangsa berikutnya, justru lebih mudah digiring dengan mental pop barat.
Kecenderungan mengganti kiblat pengabdian tidak kepada tanah air bisa menjadi
salah satu dampak yang cukup memprihatinkan. Apa jadinya jika pemuda-pemuda
bangsa ini tidak bergairah lagi terhadap bangsanya sendiri?
Kompas Pemuda, istilah
untuk generasi penerus bangsa yang memiliki mental penunjuk arah yang lebih
baik terhadap bangsanya. Dengan konsep futuristik, maka lahirlah para pemuda
pemimpi. Ingat, meskipun bangsa ini memiliki fasilitas seperti bangsa barat,
sistem transportasi canggih seperti negara lain, jangan pernah lupa siapa kita dan
asal kita sebenarnya.
(Admin/Zan) | #Lassvera | Follow @ZanzaBela
0 comments:
Post a Comment