Motif batik Trenggalek : cengkeh, manggis, durian (kiri ke kanan) |
Setiap daerah umumnya memiliki potensi produk yang dapat diangkat dan dikembangkan. Menumbuhkembangkan industri kreatif tak bisa lepas dari budaya setempat. Dalam budaya lokal ada yang disebut dengan kearifan lokal yang menjadi nilai-nilai bermakna dan diterjemahkan dalam bentuk fisik berupa produk kreatif dari daerah setempat. Keunikan dan kekhasan produk lokal itulah yang menjadi kekuatan utama industri kreatif berbasis budaya lokal lalu ditambah dengan unsur kreativitas dan sentuhan teknologi.
Batik merupakan hasil produk industri kreatif berbasis budaya lokal yang sudah melalui sejarah panjang. Sifat batik yang luwes dan dinamis artinya selalu berkembang dan mengikuti perkembangan zaman membuat industri batik bertahan dan berkembang pesat. Tak terkecuali dengan perkembangan batik di Kabupaten Trenggalek yang sudah mulai berkembang dari segi motif (cengkeh, manggis, durian) dan pemilihan warna.
Tercatat ada 8 home industry batik yang ada di Trenggalek. Mereka juga membuka lapangan pekerjaan untuk pembatik. Dalam 1 home industry terdapat sekitar 10-20 pembatik yang bekerja disana. Sektor ini cukup berhasil dalam memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.
Para pengusaha batik tidak serta merta berjalan sendiri, tetapi ada sinergi dengan pemerintah setempat. Seperti dari Dinas Koperasi Industri Perdagangan Pertambangan dan Energi (KOPERINDAGTAMBEN), Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (DISNAKERTRANSOS) dan Dinas Lingkungan Hidup di Kabupaten Trenggalek.
Masyarakat Ekonomi ASEAN sebagai bagian dari fenomena globalisasi merupakan hal yang harus mendapatkan perhatian khusus oleh masyarakat. Guna menghadapi tantangan tersebut, pemerintah juga ikut andil dalam mempersiapkan industri batik Trenggalek itu sendiri. Upaya-upaya yang diberikan oleh beberapa dinas setempat, dalam hal ini yaitu dinas Kabupaten Trenggalek, guna menjaga, melestarikan dan mengembangkan eksistensi industri kreatif dalam menghadapi MEA 2015 adalah sebagai berikut :
1. Dinas Koperasi Industri Perdagangan Pertambangan dan Energi (KOPERINDAGTAMBEN)
- Memberikan pelatihan membatik
- Memfasilitasi untuk standarisasi merk, barcode dan cara kemasan produk
- HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) atau hak paten
2. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (DISNAKERTRANSOS)
- Pelatihan membatik bagi tenaga kerja pembatik.
- Sertifikasi pelatihan bagi tenaga kerja pembatik yang memiliki keahlian membatik
- Pemberian modal awal bagi tenaga kerja yang mengikuti pelatihan.
3. Dinas Lingkungan Hidup
- Sosialisasi penanggulangan pencemaran lingkungan yang diakibatkan limbah warna buatan
- Standarisasi IPAL atau Instalasi Pengelolaan Air Limbah
Salah satu syarat produk bisa diterima di pasar dunia khususnya dalam rangka menghadapi MEA adalah produk yang ramah lingkungan dimana produk tersebut tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Industri kreatif berbasis budaya lokal yaitu batik Trenggalek tidak hanya harus kreatif tetapi berkelanjutan (sustainable) dan berdaya saing global. Bagaimana industri batik dapat dikatakan sustainable dan berdaya saing global?
Agar industri batik dapat sustainable maka diperlukan kesadaran akan konsep sustainable fashion dan ethical fashion di masyarakat dan pelaku industri batik di Indonesia. Mengingat permasalahan tekstil dan batik di Indonesia adalah perkembangan zaman dari tahun ke tahun, pewarna alami telah terganti dengan pewarna kimia yang menyediakan banyak variasi warna dan juga batik print yang motifnya dicetak dengan mesin cetak.
Sustainable fashion atau disebut juga eco fashion adalah menerapkan pentingnya aspek lingkungan dan sosial dalam membuat produk fashion termasuk tekstil. Sedangkan ethical fashion memiliki pengertian yang hampir sama dengan sustainable fashion yaitu bagaimana cara mengembangkan industri fashion dengan cara yang etis, mulai dari penggunaan bahan, cara pengolahan, hingga cara pemasaran. Jika kedua konsep ini diterapkan maka industri batik di Trenggalek dapat berkelanjutan dan berdaya saing global. Pelaku industry batik Trenggalek tidak menggunakan pewarna berbahaya bagi lingkungan dan tidak menggunakan mesin printing untuk membuat batik.
Untuk mengetahui analisis keberadaan industri kreatif berbasis budaya lokal (batik) di Trenggalek saat ini dalam rangka menghadapi MEA 2015, dirumuskan dengan analisis SWOT sebagai berikut :
Strength
|
Weakness
|
Opportunity
|
Threat
|
- Unik (motif tidak sama dengan daerah lain)
- Budaya lokal akan hidup bersama masyarakat setempat
|
- Batik bergantung pada kreatifitas pengusaha dan pembatik (SDM)
- Nilai ekonomi rendah karena dijual berupa produk setengah jadi (kain)
|
- Perkembangan fashion yang berkembang pesat
- Kreativitas mengikuti zaman (luwes atau dinamis)
|
- Hak paten atau HAKI motif batik (rentan plagiarisme)
- Pewarna kimia menimbulkan pencemaran lingkungan (jika sudah menjadi sentra batik yang besar)
|
Berdasarkan SWOT di atas, ada beberapa rekomendasi/upaya yang dapat mengantisipasi kekurangan dan memaksimalkan kelebihan agar industri kreatif berbasis budaya lokal yaitu batik Trenggalek dapat sustainable dan berdaya saing di era MEA 2015.
- Pelatihan terhadap pembatik untuk merangsang kreativitas dalam menggambarkan motif batik Trenggalek. Pelatihan ini dapat bekerja sama dengan dinas setempat seperti DEPNAKER atau KOPERINDAG.
- Mengubah produk batik yang biasanya dijual dalam bentuk produk setengah jadi menjadi produk jadi seperti baju, kemeja, gaun, dll. Dengan begitu maka akan meningkatkan pemasaran batik Trenggalek. Atau dengan mengadakan lomba fashion batik atau lomba desain batik yang memotivasi masyarakat untuk mendesain busana dengan batik.
- Bekerja sama dengan KOPERINDAG untuk hak paten (HAKI) motif-motif batik agar tidak terjadi plagiarisme.
- Perlu adanya sosialisasi mengenai standar IPAL atau Instalasi Pengolahan Air Limbah dari dinas lingkungan hidup untuk penanggulangan pencemaran yang diakibatkan pewarna kimia.
Sitasi :
CNN Indonesia
Greenpeace
Trenggalek dalam Angka (2014)
*****
Esai ini ditulis untuk karantina pemilihan Duta Batik Jawa Timur 2015Instagram : zanza_bela | Twitter : @ZanzaBela | FB : Zanza Bela
0 comments:
Post a Comment