1/18/14

Community Based Tourism di Ekowisata Trenggalek

Community Based Tourism atau yang bisa diartikan kepariwisataan berbasis masyarakat (komunitas) adalah pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat. Masyarakat di sini sebagai peran utama melalui pemberdayaan masyarakat untuk andil dalam kegiatan kepariwisataan, mereka berperan aktif dalam perencanaan, pengelolaan dan pengembangan di sektor pariwisata tersebut. Beberapa konsep wisata yang mendukung konsep CBT ini adalah konsep pariwisata untuk penjelajahan (adventure travel), wisata budaya (cultural tourism) dan ekowisata.

Di Indonesia, yang memiliki banyak potensi wisata rupa-rupanya banyak yang menerapkan konsep CBT ini. Contohnya dari wilayah Pulau Jawa, di pesisir selatannya yaitu kabupaten Trenggalek menerapkan CBT dalam konsep ekowisata yaitu di lokasi Konservasi Penyu Kili-Kili yang dikelola oleh Pokmaswas Taman Kili-kili dan Ekowisata Mangrove Pantai Cengkrong yang dikelola oleh Pokmaswas Kejung Samudra. 

Upacara Ucul-ucul, upacara pelepasan
anak penyu (tukik) ke laut bebas
Pokmaswas (Kelompok Masyarakat Pengawas) Taman Kili-kili adalah kelompok masyarakat yang peduli dengan keberadaan penyu di pantai kili-kili. Mereka bertugas mencari telur penyu yang ditinggalkan para induk pada malam hari, untuk kemudian dirawat hingga penyu menetas. Penyu yang baru menetas dinamakan tukik, bentuknya kecil, lucu sekali. Para tukik ini nantinya akan dilepaskan ke laut demi kelangsungan hidup mereka. Pusat Pelatihan dan pendidikan Konservasi Penyu di Kabupaten Trenggalek ini menawarkan sebuah reward berupa sertifikat Orang Tua Asuh bagi pengunjung yang mau melepas penyu ke Laut. Sertifikat ini ditujukan sebagai apresiasi kepada pengunjung yang telah membantu kegiatan konservasi penyu di Taman Kili-kili dengan ikut serta melepas penyu ke laut. Partisipasi anda membantu proses konservasi ini berarti ikut serta menjaga ekosistem laut. Dan anda layak kami sebut sebagai pahlawan bahari.

Hutan mangrove pancer Cengkrong

Sedangkan Pokmaswas Kejung Samudra merupakan kelompok/organisasi kemasyarakatan yang bertujuan meningkatkan peranan dan partisipasi masyarakat pantai dalam pembangunan perikanan sehingga terwujud masyarakat pantai yang sejahtera. Pokmaswas ini juga berkonsentrasi mengelola lingkungan mangrove yang ada di sekitar pantai cengkrong, Watulimo, Trenggalek. Sampai saat ini, Pokmaswas telah melakukan pembibitan, penanaman, perawatan dan pengolahan hasil mangrove. Pokmaswas KEJUNG SAMUDRA yang keanggotaannya terdiri dari nelayan, pedagang ikan, kalangan muda dan tokoh masyarakat pantai, bertugas membuat rencana kerja kegiatan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat pantai, membuat rencana untuk meningkatkan pengelolaan sumberdaya perikanan pantai secara lestari, meningkatkan kemampuan dan keikutsertaan masyarakat pantai dalam pembangunan khususnya  pembangunan masyarakat pantai.

Referensi :

(Admin/Zan) #Lassvera

0 comments:

Post a Comment