Community Based Tourism atau
yang bisa diartikan kepariwisataan berbasis masyarakat (komunitas) adalah
pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh masyarakat, dari masyarakat dan
untuk masyarakat. Masyarakat di sini sebagai peran utama melalui pemberdayaan
masyarakat untuk andil dalam kegiatan kepariwisataan, mereka berperan aktif
dalam perencanaan, pengelolaan dan pengembangan di sektor pariwisata tersebut.
Beberapa konsep wisata yang mendukung konsep CBT ini adalah konsep pariwisata
untuk penjelajahan (adventure travel), wisata budaya
(cultural tourism) dan ekowisata.
Di
Indonesia, yang memiliki banyak potensi wisata rupa-rupanya banyak yang
menerapkan konsep CBT ini. Contohnya dari wilayah Pulau Jawa, di pesisir
selatannya yaitu kabupaten Trenggalek menerapkan CBT dalam konsep ekowisata
yaitu di lokasi Konservasi Penyu Kili-Kili yang dikelola oleh Pokmaswas Taman
Kili-kili dan Ekowisata Mangrove Pantai Cengkrong yang dikelola oleh Pokmaswas
Kejung Samudra.
Upacara Ucul-ucul, upacara pelepasan anak penyu (tukik) ke laut bebas |
Pokmaswas (Kelompok Masyarakat Pengawas) Taman Kili-kili adalah
kelompok masyarakat yang peduli dengan keberadaan penyu di pantai kili-kili.
Mereka bertugas mencari telur penyu yang ditinggalkan para induk pada malam
hari, untuk kemudian dirawat hingga penyu menetas. Penyu yang baru menetas
dinamakan tukik, bentuknya kecil, lucu sekali. Para tukik ini nantinya akan
dilepaskan ke laut demi kelangsungan hidup mereka. Pusat Pelatihan dan
pendidikan Konservasi Penyu di Kabupaten Trenggalek ini menawarkan sebuah
reward berupa sertifikat Orang Tua Asuh bagi pengunjung yang mau melepas penyu
ke Laut. Sertifikat ini ditujukan sebagai apresiasi kepada pengunjung yang
telah membantu kegiatan konservasi penyu di Taman
Kili-kili dengan ikut serta melepas penyu ke laut. Partisipasi anda membantu
proses konservasi ini berarti ikut serta menjaga ekosistem laut. Dan anda layak
kami sebut sebagai pahlawan bahari.
Hutan mangrove pancer Cengkrong |
Sedangkan
Pokmaswas Kejung Samudra merupakan kelompok/organisasi kemasyarakatan yang
bertujuan meningkatkan peranan dan partisipasi masyarakat pantai dalam
pembangunan perikanan sehingga terwujud masyarakat pantai yang sejahtera.
Pokmaswas ini juga berkonsentrasi mengelola lingkungan mangrove yang ada di
sekitar pantai cengkrong, Watulimo, Trenggalek. Sampai saat ini, Pokmaswas
telah melakukan pembibitan, penanaman, perawatan dan pengolahan hasil mangrove.
Pokmaswas KEJUNG SAMUDRA yang keanggotaannya terdiri dari nelayan,
pedagang ikan, kalangan muda dan tokoh masyarakat pantai, bertugas membuat
rencana kerja kegiatan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat pantai, membuat
rencana untuk meningkatkan pengelolaan sumberdaya perikanan pantai secara
lestari, meningkatkan kemampuan dan keikutsertaan masyarakat pantai dalam
pembangunan khususnya pembangunan masyarakat pantai.
Referensi :
(Admin/Zan) #Lassvera
0 comments:
Post a Comment