9/16/24

CARA PEMULA MENCARI DAFTAR KAMPUS LN UNTUK BEASISWA

Hola hai... Lama nggak tegur sapa online yak. Bagaimana hidup? Di qodarullah era ini masih penuh semangat atau penuh sambat? *lol skip

Tulisan ini masih melanjutkan perjuangan tentang studi lanjut di bidang ilmu komunikasi. Utamanya untuk teman-teman yang sudah lulus Sarjana dan akan lanjut studi Master atau Doktor ya. Dan setelah aku ingat-ingat, ada yang terlewat. Banyak teman-teman yang baru pertama kali memulai persiapan beasiswa untuk kampus LN dan kebingungan, harus mulai darimana untuk menggali informasi kampus beserta course jurusannya. Nah ini sharing pengalaman yang aku lakukan. Memang tidak mutlak dan tidak satu-satunya cara yang benar, ini hanya referensi bagi pemula yang masih sangat asing dengan dunia pemburu beasiswa dan di fase pencarian kampus beserta jurusan. Are you ready? 

Tapi coba refleksi dulu, kalian benar-benar sudah tahu nanti mau menggeluti "bidang tertentu" kan? Soalnya memang ada fenomena, walau sudah lulus Sarjana, tapi masih bingung mau mendalami bidang jurusan apa, ada juga yang merasa 4 tahun kuliah salah jurusan. Hmm..

Jika sudah di tahap pencarian kampus, disarankan sudah tidak bingung mau ambil jurusan apa. Setidaknya di kepala sudah ada referensi "oh aku akan menggeluti bidang ilmu sosial khususnya yang berkaitan dengan komunikasi" misalnya. Tapi kalau di dalam kepala kalian masih bertanya-tanya, "aku sebenarnya mau kuliah jurusan apa ya? Aku minat di bidang apa sih?", maka sebaiknya kalian temukan dulu bidangnya. Spesifik lebih baik tapi semisal masih secara umum (general) juga tidak masalah. Intinya sudah tahu jurusan apa yang kalian ingin tuju. Terus gimana caranya menemukan jurusan impian? Sesuai passion? Walaahh panjaang bener.. tulisan di unggahan ini bukan spesifik bahas tentang how to find your passion tapi lebih spesifik tentang cara selancar kampusnya.

Tapi aku sering bikin webinar tentang cara nemuin passion di platform Maestría jadi kalian bisa daftar kalau ikut mentoring dan konsultasi.

Bidang jurusannya secara general dulu nggak apa-apa kok, nanti bidang spesifiknya bisa kita gali di kampus-kampus LN yang akan kita cari.

Misalnya :
Kalian senang data ke suatu event dan membuat recape acara itu baik dalam bentuk artikel tertulis maupun video. Semangat banget kalau kalian menceritakan lagi soal event yang baru kalian kunjungi. Kalian unggah itu di blog dan kanal youtube milik kalian. Dari sekian banyak event yang sudah dikunjungi dan ditonton, ternyata kalian merasa lebih sreg untuk acara-acara berbau fashion atau peragaan busana. Seiring berjalannya waktu, kalian ingin hasil tulisan dan video recape kalian lebih menarik untuk dibaca dan ditonton. Akhirnya kalian pun juga membaca blog atau buku tentang tips-tips menulis hasil liputan event, cara membuat konten video menarik, dst. Intinya, hal yang semula hanya hobi kesenangan bahkan iseng gabut, kemudian ada step lebih lanjut kalian perdalam ilmunya. Lama kelamaan, kalian ingin menjadikan bidang ini untuk studi lanjut di jenjang pendidikan formal yaitu perguruan tinggi. Kalian juga berpikir untuk mengambil kursus atau les tentang konten kreator atau tentang kepenulisan sembari mencari kampus impian.

Nah, dari contoh pendek ini setidaknya seseorang telah sedikit menemukan apa bidang yang ingin ditekuni kan? Kata kuncinya dia suka "meliput event" informasi tambahannya dia lebih sreg meliput tentang "acara fashion". Nggak sekedar gabut semata tapi dia akhirnya niat untuk ke jenjang serius *aszekk alias memperdalam ilmu di bidang penulisan hasil liputan, content creation, kepenulisan, dll.

Sekarang kita kaitkan dengan jurusan di kampus-kampus. Yang jelas, enggak ada judul jurusan "Sarjana Meliput Event", ini nggak ada gengs ya. Kata kunci "suka meliput event" tadi kan bahasa awam kita aja, kita harus cari istilah dalam rumpun ilmu jurusan kampus itu apa ya. Singkat cerita, dengan kekuatan Google dan TikTok, kata kunci "suka meliput event" tadi mempertemukan kalian dengan keyword "jurnalistik atau journalism". Lalu kalian cari untuk bidang jurnalisme itu, masuknya di prodi atau fakultas apa ya?

Kalau kampus di Indonesia, bisa jadi masuk dalam jurusan broadcast and multimedia atau ilmu komunikasi dengan peminatan media/jurnalistik fakultas ilmu sosial dan politik.

Informasi ini sudah bagus untuk menjadi bekal kalian menemukan jurusan impian kalian. Untuk menentukan mau di jurusan broadcast atau ilmu komunikasi, kalian perlu browsing tentang mata kuliah atau deskripsi jurusannya ya.

Gambaran contoh di atas kalau misal di kampus Indonesia, maka kalian bisa saja memilih jurusan :
Opsi 1 : Broadcast atau Jurnalistik
Opsi 2 : Ilmu Komunikasi peminatan Media (peminatan lain ada Kehumasan)

Bagaimana dengan kampus di luar negeri?

Ada 2 jenis program perkuliahan yang bisa diambil.

Pertama, taught programme : biasanya perkuliahan lebih sistematis dan terstruktur seperti program sarjana umumnya. Mahasiswa mengikuti semua kelas mata kuliah full, seminar, ada evaluasi dengan ujian tulis, presentasi proyek akhir atau tesis/disertasi. Ditempuh selama kurang lebih 1-2 tahun (master) tapi tergantung jurusan dan negara. Ini cocok untuk mahasiswa yang mengejar pengetahuan praktis sesuai dengan industri dan profesi. Contoh gelar : Master of Science (MSc), Master of Arts (MA) dan Master of Business and Administration (MBA).

Kedua, research programme : perkuliahan berfokus pada proyek penelitian mandiri dengan disupervisi oleh dosen pembimbing. Durasi pelaksanaan di program ini agak lebih lama dibanding dengan taught programme, yakni sekitar 2-4 tahun tergantung tingkat gelar dan bidang studi. Evaluasi berupa penulisan disertasi dan tesis yang menunjukkan hasil penelitian mahasiswa. Program ini diperuntukkan untuk mahasiswa yang mengejar karir di bidang akademis atau penelitian karna pendekatannya pun lebih akademis dan teoritis dengan fokus untuk pendekatan ilmu pengetahuan baru yang dipublikasikan dalam bentuk jurnal akademik. Contoh gelar : Master of Philosophy dan Doctor of Philosophy.

Kalau di Indonesia ada pilihan kelas karyawan dan reguler, ini beda ya dengan opsi yang di kampus LN. Hehehe... Lanjut!

Setelah kalian memahami bidang jurusan apa yang ingin kalian tuju, ini mempermudah untuk mencari jurusan di luar negeri. Kalian bisa langsung mencari dengan mesin pencari Google atau TikTok, ketik keyword misalnya "jurusan jurnalisme di kampus UK", lalu enter. Akan muncul halaman-halaman rekomendasi yang memuat informasi ini.

Tapi, kalau kalian benar-benar masih pemula apalagi pekerja yang nggak punya waktu melimpah untuk berputar-putar di banyak situs, kalian akan kesusahan untuk menuju kampus impian dengan cara pencarian seperti ini. Apalagi list kampus yang muncul akan snagat banyak kan? Tentu kalian ingin mencari kampus terbaik, jurusan yang pas di hati, fasilitas kampus memadai, mungkin sudah terstandarisasi bahkan masuk Top World Rank tertentu, pokoknya kampus nggak ecek ecek kan ya? Setidaknya bukan kampus bodong. 

Berdasarkan pengalaman pribadi, untuk memudahkan mengerucutkan kampus-kampus tujuan, maka gunakan keyword "Russel Group" untuk kampus impian kalian di UK.

Buat yang belum tahu, Russel Group ini didirikan sejak tahun 1994 yang merupakan kelompok universitas-universitas penelitian terkemuka di Inggris dengan total 24 anggota universitas yang fokus dengan riset dimana hasilnya berkontribusi dan memiliki peranan besar untuk pertumbuhan ekonomi di UK. Selain itu, kampus-kampus ini juga menempati peringkat atas, baik di UK maupun menurut QS World University Rankings, Times Higher Education dan Complete University Guide. 24 kampus yang termasuk Russel Group bisa kalian cek di sini.

Nah, akan lebih mudah ketika kalian sudah mengerucut untuk mencari jurusan impian di antara 24 kampus tadi kan? Tapi tidak ada salahnya juga kalian mencari di luar daftar Russel Group, kalian bisa cari di web Chevening yang memuat informasi daftar kampus partnership dengan Chevening. Selanjutnya kalian mencari departemen yang sesuai jurusan kalian.

Misalnya lanjutan contoh tadi di atas ya!
Jika kampus di Indonesia, pilihan yang mungkin disarankan antara broadcast atau ilmu komunikasi peminatan media. Tetapi jika melihat di kampus LN salah satunya di kawasan UK, kalian bisa menemukan yang sangat spesifik seperti Fashion Journalism and Content Creation (MA) di University of The Arts London, Journalism (Audio, Docs and Podcast) di University of Bristol. Kalau ingin memperdalam bidang jurnalisme dan ilmu komunikasi bisa memilih Journalism, Media dan Communication di Cardiff University atau Media, Communication and International Journalism di University of Glasgow. Untuk yang bidang serupa, tapi segmen olahraga, ada juga sport journalism di University of Brighton, dan masih banyak lainnya.

Gambaran contoh di atas kalau misal di kampus Indonesia, maka kalian bisa saja memilih jurusan :
Opsi 1 : Broadcast atau Jurnalistik
Opsi 2 : Ilmu Komunikasi peminatan Media (peminatan lain ada Kehumasan)

Kampus LN jenjang Master (S2) :
Opsi 1 : Fashion Journalism and Content Creation
Opsi 2 : Journalism, Media dan Communication
Opsi 3 : Communication Science
dst.

Ini kalau di UK istilahnya Russel Group ya, kalau negara lain gimana?
  • US / Amerika : Ivy League
  • Australia : The Group of Eight
  • Tiongkok : C9 League
  • Jepang : Imperial Universities
  • Korea Selatan : SKY Universities
Tulisan ini bukan menganjurkan satu-satunya kampus yang dipilih hanya kampus ternama saja di dalam grup di atas, bukan. Ini hanya referensi untuk step awal kalian mencari referensi kampus LN utamanya yang keterbatasan waktu untuk selancar situs. Apalagi kalau ngejar pendaftaran esai beasiswa yang deadlinenya pendek. Tentu dengan mengerucutkan daftar kampus ini akan lebih memudahkan.

Aku juga sedang mencari informasi tentang kampus-kampus LN khusus bidang ilmu komunikasi (jenjang S2/S3), yang membutuhkan list-nya bisa klik di sini ya. Semoga membantu. Tidak bersifat mutlak, tetap kalian harus cek di situs resmi yang tertera di masing-masing kolom. Semangat!

Terima kasih sudah mampir.

(Adm/Zan)

8/9/24

SOSIALISASI LITERASI DIGITAL KOMINFO RI 2024

Tulisan ini diperuntukkan untuk relawan baik yang turut berperan untuk membantu pelaksanaan sosialisasi literasi digital di Kabupaten Trenggalek dan untuk memberikan informasi mengenai dasar pelaksanaan kegiatan sosialisasi kepada bapak/ibu guru, pelajar, pihak OPD yang turut mendukung pelaksanaan kegiatan ini. Sumber tulisan ini dari juknis litdig segmen pendidikan.


Kegiatan ini dilaksanakan bukan tanpa karna alasan ya. Coba baca dulu faktanya nih!

Berdasarkan Survei APJII Tahun 2023, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 215,62 juta pengguna aktif atau sekitar 78,19% dari total populasi penduduk Indonesia. Disaat yang bersamaan, pertumbuhan pengguna yang massif ini membuka ruang yang lebih luas untuk meningkatnya penyalahgunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Internet. Sebagai ilustrasi, penggunaan dunia digital di Indonesia, sejak 2013-2021 terdapat lebih dari 393 kasus pelanggaran Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), terutama terkait dengan berita palsu dan ujaran kebencian di media social (www.databoks.katadata.co.id, 2022). Lebih lanjut lagi, sejak 2018 hingga September 2023 terdapat 3.761.730 konten situs yang telah diblokir oleh Kementerian Kominfo dan mayoritas situs tersebut merupakan situs pornografi (Kominfo, 2023). Tindakan pemerintah ini menunjukkan dengan jelas bahwa perkembangan penggunaan TIK dan Internet di Indonesia kurang sehat. Karena itu, Literasi Digital sangatlah diperlukan bagi masyarakat.

Pengukuran Status Literasi Digital Indonesia tahun 2022 di 38 provinsi di Indonesia dalam rangka untuk mengukur dan menganalisa kebiasaan dan aktivitas responden dalam menggunakan internet, melaporkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi informasi - komunikasi yang semakin membaik dalam setahun terakhir. Indeks Literasi Digital Indonesia pada awal tahun 2023 berada di level 3,54 dari skala 1-5. Artinya secara umum tingkat literasi digital masyarakat Indonesia berada di level "sedang". Indeks itu sedikit meningkat dibanding tahun 2020 yang masih berada di level 3,46.

Indeks literasi digital dalam laporan ini diukur melalui empat pilar indikator besar, yakni DigitalSkills, Digital Ethics, Digital Safety, dan DigitalCulture. Skor Digital Culture atau budaya digital mengalami peningkatan skor paling tinggi yaitu dari 3,55 pada 2020 menjadi 3,90 pada 2021, dan pada tahun 2022 menjadi 3,84. Pilar ini mengukur kebiasaan pengguna internet seperti mencantumkan nama penulis/pengunggah asli saat melakukan reposting, membuat unggahan dengan mempertimbangkan perasaan pembaca dari suku/agama/pandangan politik berbeda, menikmati dan berbagi konten seni budaya Indonesia di ruang digital, dan sebagainya.

Skor indeks Digital Skills atau kecakapan digital juga meningkat dari 3,34 pada 2020 menjadi 3,44 pada 2021, dan 3,52 pada tahun 2022. Pilar ini mengukur kecakapan pengguna internet dalam menggunakan komputer atau gawai, mengunggah/mengunduh data, mengecek ulang informasi dari internet, dan sebagainya.

Di sisi lain, skor Digital Ethics atau etika digital menurun dari sebelumnya 3,72 menjadi 3,53 di tahun 2021, meningkat lagi di tahun 2022 yaitu 3,68. Pilar ini mengukur kepekaan pengguna internet dalam mengunggah konten tanpa izin, berkomentar kasar di media sosial, menghargai privasi di media sosial, dan sebagainya.

Skor Digital Safety atau keamanan digital juga turun dari 3,24 menjadi 3,10 pada tahun 2021, meningkat menjadi 3,12 pada tahun 2022. Pilar ini mengukur kemampuan pengguna internet dalam mengidentifikasi dan menghapus spam/malware/virus di komputer atau gawai pribadi, kebiasaan mencadangkan data, perlindungan data pribadi, dan sebagainya.

Indeks ini disusun berdasarkan hasil survei terhadap 10.000 responden yang tersebar di 34 provinsi Indonesia. Responden merupakan anggota rumah tangga berusia 13-70 tahun dan pernah mengakses internet dalam 3 bulan terakhir.


Berdasarkan hasil kajian literasi digital diatas, Kementerian Komunikasi dan Informatika dituntut berperan aktif dalam menghentikan penyebaran hoaks serta dampak negatif internet lainnya dengan meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat Indonesia melalui pelatihan kecakapan literasi digital. Dunia internet saat ini semakin dipenuhi konten berbau berita bohong, ujaran kebencian, dan radikalisme, bahkan praktik- praktik penipuan. Keberadaan konten negatif yang merusak ekosistem digital saat ini hanya bisa ditangkal dengan membangun kesadaran dari tiap-tiap individu. Menjadi literat digital berarti dapat memproses berbagai informasi, dapat memahami pesan dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk. Dalam hal ini, bentuk yang dimaksud termasuk menciptakan, melaksanakan kolaborasi, komunikasi, dan bekerja sesuai dengan aturan etika, dan memahami kapan dan bagaimana teknologi harus digunakan agar efektif untuk mencapai tujuan. Termasuk juga kesadaran dan berpikir kritis terhadap berbagai dampak positif dan negatif yang mungkin terjadi akibat penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Memacu individu untuk beralih dari konsumen informasi yang pasif menjadi produsen aktif, baik secara individu maupun sebagai bagian dari komunitas. Jika generasi muda kurang menguasai kompetensi digital, hal ini sangat berisiko bagi mereka untuk tersisih dalam persaingan memperoleh pekerjaan, partisipasi demokrasi, dan interaksi sosial. Literasi digital akan menciptakan tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis-kreatif. Mereka tidak akan mudah termakan oleh isu yang provokatif, menjadi korban informasi hoaks, atau korban penipuan yang berbasis digital. Membangun budaya literasi digital perlu melibatkan peran aktif masyarakat secara bersama- sama. Dengan demikian, kehidupan sosial dan budaya masyarakat akan cenderung rukun dan kondusif.

Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan literasi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah Menyusun Peta Jalan Literasi Digital 2021 -2024 yang menggunakan sejumlah referensi global dan nasional. Dalam Peta Jalan ini dirumuskan 4 (empat) kerangka literasi digital untuk penyusunan kurikulum, yaitu Digital Skills,Digital Safety,Digital Ethics,dan Digital Culture. Dan 3 (tiga) kerangka literasi digital yang digunakan dalam penyusunan program yaitu, Digital Society,Digital Economy,dan Digital Government.
 
Sejak tahun 2021-2022, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melakukan literasi digital kepada 20.141.097 orang. Di tahun 2023 juga menargetkan 5.500.000 orang mengikuti kegiatan literasi digital pada tahun 2022, hingga tercapai 50 juta orang yang mengikuti literasi di bidang digital pada tahun 2024. Oleh karena itu, dibutuhkan penyelenggaraan Kegiatan literasi digital yang massif di seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun wawasan dan pengetahuan terkait literasi digital dalam bentuk Seminar dan Diskusi secara online dan hybrid (offline dan online) dengan target penduduk di wilayah tersebut khususnya di Segmen Pendidikan dan Masyarakat/Komunitas.

Gambar 1: Referensi Kerangka Literasi Digital Global dan Nasional


Gambar 2: Kerangka Kerja Literasi Digital untuk Kurikulum dan Program

Berikut data jumlah penduduk Indonesia berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2022:

Tabel 2 Data jumlah penduduk Indonesia BPS 2022 

No

Provinsi

Jumlah Penduduk

Prosentase

1

Aceh

5.407.900

2,0%

2

Bali

4.415.100

1,6%

3

Banten

1.225.200

0,4%

4

Bengkulu

2.060.100

0,7%

5

DI Yogyakarta

3.761.900

1,4%

6

DKI Jakarta

1.068.000

0,4%

7

Gorontalo

1.192.700

0,4%

8

Jambi

3.631.100

1,3%

9

Jawa Barat

4.940.580

1,8%

10

Jawa Tengah

3.703.240

1,3%

11

Jawa Timur

4.115.000

1,5%

12

Kalimantan Barat

5.541.400

2,0%

13

Kalimantan Selatan

4.182.100

1,5%

14

Kalimantan Tengah

2.741.100

1,0%

15

Kalimantan Timur

3.859.800

1,4%

16

Kalimantan Utara

727.800

0,3%

17

Kep. Bangka Belitung

1.494.600

0,5%

18

Kep. Riau

2.179.008

0,8%

19

Lampung

9.176.600

3,3%

20

Maluku

1.881.700

0,7%

21

Maluku Utara

1.319.300

0,5%

22

Nusa Tenggara Barat

5.473.700

2,0%

23

Nusa Tenggara Timur

5.466.300

2,0%

24

Papua

4.418.600

1,6%

25

Papua Barat

1.183.300

0,4%

26

Riau

6.614.004

2,4%

27

Sulawesi Barat

1.458.600

0,5%

28

Sulawesi Selatan

9.225.800

3,3%

29

Sulawesi Tengah

3.066.100

1,1%

30

Sulawesi Tenggara

2.701.700

1,0%

31

Sulawesi Utara

2.659.500

1,0%

32

Sumatera Barat

5.640.600

2,0%

34

Sumatera Utara

15.115.200

5,5%

 

Total

275.773.800

100%

Sumber:www.bps.go.id


Penyelenggaraan Kegiatan literasi digital yang masif di wilayah Indonesia dibagi ke dalam 2 segmentasi dan sembilan (9) wilayah sesuai jumlah proporsional pengguna internet dengan
 
mempertimbangkan kemudahan pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan di daerah tersebut. Sembilan (9) wilayah ini didalamnya dikecualikan beberapa kota/kabupaten yang sudah menjadi target sasaran dari kegiatan Indonesia Makin Cakap Digital 2023.

Untuk segmen pendidikan, didalamnya merupakan pelajar yang dimulai dari kelas 5 dan 6 SD, Siswa SMP, SMA, Madrasah dan sederajat. Adapun jumlah peserta didik dan guru untuk SD, SMP, SMA, SMK, Madrasah dan sederajat adalah sebagai berikut berdasarkan data dari BPS tahun ajaran 2022/2023:

Tabel 3 jumlah peserta didik dan guru untuk SD, SMP, SMA, SMK, Madrasah dan sederajat BPS TA 2022/2023 :

No

Wilayah

Total Peserta Didik

Total Guru

1

Prov. Aceh

1.105.135

107.045

2

Prov. Bali

851.088

902.353

3

Prov. Banten

2.440.318

122.192

4

Prov. Bengkulu

440.663

36.419

5

Prov. D.I. Yogyakarta

704.973

50.706

6

Prov. D.K.I. Jakarta

1.676.495

94.663

7

Prov. Gorontalo

258.831

94.663

8

Prov. Jambi

761.353

56.221

9

Prov. Jawa Barat

9.698.702

475.004

10

Prov. Jawa Tengah

6.179.975

353.592

11

Prov. Jawa Timur

6.548.753

412.566

12

Prov. Kalimantan Barat

1.129.308

72.621

13

Prov. Kalimantan Selatan

773.812

57.603

14

Prov. Kalimantan Tengah

587.774

48.638

15

Prov. Kalimantan Timur

874.108

54.264

16

Prov. Kalimantan Utara

170.536

12.954

17

Prov. Kepulauan Bangka Belitung

325.502

19.202

18

Prov. Kepulauan Riau

469.396

29.551

19

Prov. Lampung

1.722.714

115.363

20

Prov. Maluku

462.161

39.975

21

Prov. Maluku Utara

333.412

27.064

22

Prov. Nusa Tenggara Barat

1.179.112

94.183

23

Prov. Nusa Tenggara Timur

1.493.833

11.895

24

Prov. Papua

247.358

16.065

25

Prov. Papua Barat

141.757

1.022

26

Prov. Papua Barat Daya

119.463

9.899

27

Prov. Papua Pegunungan

225.588

7.013

28

Prov. Papua Selatan

164.522

8.334

29

Prov. Papua Tengah

262.115

9.936

30

Prov. Riau

1.492.984

102.924

31

Prov. Sulawesi Barat

335.134

28.165


No

Wilayah

Total Peserta Didik

Total Guru

32

Prov. Sulawesi Selatan

1.879.494

137.085

33

Prov. Sulawesi Tengah

69.173

55.083

34

Prov. Sulawesi Tenggara

680.404

58.789

35

Prov. Sulawesi Utara

503.864

39.697

36

Prov. Sumatera Barat

1.220.862

92.292

37

Prov. Sumatera Selatan

1.811.404

121.522

38

Prov. Sumatera Utara

3.170.294

211.546

 

Total         Seluruh         Provinsi

(Indonesia)

52.512.370

3.261.087

Sumber : BPS 2022/2023


Dan jumlah target peserta untuk segmen pendidikan adalah sebagai berikut: Tabel 4 jumlah target peserta untuk segmen pendidikan.

Nama

Wilayah

Jumlah Peserta Didik &

Guru

Target peserta

%

Wilayah Sumatera dan sekitarnya

13.412.392

484.187

3,61%

Wilayah DKI Jakarta, Banten,

dan sekitarnya

4.333.668

156.445

3,61%

Wilayah Jawa Barat dan sekitarnya

10.173.706

367.271

3,61%

Wilayah Jawa Tengah, DIY, dan

sekitarnya

7.289.246

263.142

3,61%

Wilayah Jawa Timur dan sekitarnya

6.961.319

251.304

3,61%

Wilayah Bali, Nusa Tenggara dan

sekitarnya

3.681.376

132.898

3,61%

Wilayah Kalimantan dan sekitarnya

3.781.618

136.516

3,61%

Wilayah Sulawesi dan sekitarnya

4.064.448

146.727

3,61%

Wilayah Maluku, Papua, dan

sekitarnya

1.715.208

61.510

3,59%

TOTAL

55.412.981

2.000.000

 

Sumber: BPS 2022/2023

Sedangkan untuk dasar hukum pelaksanaan adalah sebagai berikut :
  • a. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 F
  • b. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), khususnya pasal 4, khususnya point (a), (d), dan (e) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
  • c. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
  • d. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi dan Informatika.
  • e. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea 4 “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”
  • f. Arahan Presiden Republik Indonesia dalam Musrembangnas 2019 terkait pembangunan infrastruktur yang merata, reformasi struktural untuk peningkatan daya saing, dan pembangunan sumber daya manusia.
  • g. Asean ICT Masterplan 2020, Strategic Thrust ke 5 tentang Human Capital Development
  • h. Pidato Presiden Republik Indonesia bulan Agustus 2020 mengenai percepatan transformasi digital.
  • i. Visi Misi Presiden Republik Indonesia: Indonesia Toward Digital Nation 2035, dengan menciptakan dan mengembangan digital talent skill masyarakat Indonesia.
  • j. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia.
  • k. Peta Jalan Literasi Digital 2021-2024
Penerima manfaat dari Penyelenggaraan Kegiatan Literasi Digital untuk Segmen Pendidikan meliputi:
a. Peserta Didik kelas 5-6 Sekolah Dasar (SD)/MI/Sederajat
b. Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama (SMP)/MTs/Sederajat
c. Peserta Didik kelas 1-2 Sekolah Menengah Atas (SMA)/MA
d. Pesantren
e. Guru dan Tenaga Kependidikan
 
Wilayah Kegiatan meliputi:
a. Sumatera dan sekitarnya
b. DKI Jakarta dan Banten dan sekitarnya
c. Jawa Barat dan sekitarnya
d. Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya
e. Jawa Timur dan sekitarnya
f. Bali, Nusa Tenggara dan sekitarnya
g. Kalimantan dan sekitarnya
h. Sulawesi dan sekitarnya
i. Maluku, Papua, dan sekitarnya

Penerima manfaat untuk Kegiatan Literasi Digital segmen Pendidikan merupakan peserta yang belum pernah ikut kegiatan atau di luar dari daftar sekolah/ instansi yang pernah bekerja sama dengan Direktorat Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika selama tahun 2020-2023.

Semoga bermanfaat.

Jika ada pertanyaan atau ada hal yang ingin didiskusikan, bisa email ke zanzabela@yahoo.com atau DM di instagram @maestria.id :) 

Diunggah oleh :
Runner pendidikan wilayah Jawa Timur (Kab. Trenggalek, Kota Batu, dll)