9/2/18

Lokakarya Wirausaha USAID


Hari ini adalah hari terakhir saya mengikuti kegiatan lokakarya kewirausahaan yang diadakan oleh Yayasan Prestasi Junior Indonesia USAID. Acara ini dilaksanakan mulai tanggal 1 September 2018 di Aula Prigi, Bukit Jaas Permai. Dan ternyata, acara kewirausahaan ini sudah pernah dilaksanakan sebelumnya namun dengan tajuk yang berbeda dengan gelombang kedua. Jika gelombang 1 tajuk acaranya adalah pelatihan kewirausahaan dan ada masa bimbingan sampai September 2018, untuk tajuk acara gelombang 2 hanya sebatas lokakarya motivasi kewirausahaan saja. Saya pun baru mengetahui ini di hari pertama kegiatan dimulai. Memang agak menyayangkan, karena bimbingan berkelanjutan itulah yang saya harapkan namun segala bentuk kegiatan positif saya rasa tidak pernah ada yang sia-sia. Hehehe...

Melalui lokakarya ini, saya bertemu dengan 250 muda mudi Trenggalek yang produktif dan kebanyakan dari mereka sudah memulai usahanya. Ada yang budi daya jamur, supplier sayur mayur dan buah-buahan, pengolah hasil ikan laut, usaha boneka kayu, boneka flanel, konveksi, pembuat aksesoris, dan lain sebagainya. Dari jejaring ini saya berkesempatan untuk menjalin rekanan dengan sesama pelaku usaha. Selain jejaring yang luas, saya juga berkesempatan untuk mendapat bimbingan dari fasilitator dan coach yang sudah berpengalaman di bidang kewirausahaan.

Namun ada beberapa peserta yang belum memulai wirausaha tetapi memiliki keinginan untuk berwirausaha. Dalam lokakarya tersebut, pemateri memberikan motivasi untuk para pemula seperti ini. Bagaimana memulai berwirausaha sesuai passion, bagaimana membaca peluang, bagaimana cara menggali ide atau inspirasi wirausaha, bentuk wirausaha seperti apa yang potensial di Trenggalek dan perkembangan jenis wirausaha saat ini di era millenial. Pesan pemateri yaitu mas Syafril (ternyata dosen FIB UNAIR, haha.. ketemu satu almamater) tentang memulai wirausaha, yang utama adalah melihat passion dan peluang. Dari hal-hal yang kita suka yaitu passion, kita akan menikmati apapun jenis usaha yang kita bangun dari nol. Karena menjadi seorang wirausaha itu jatuh bangun, ketika jatuh karena memperjuangkan passion atau memperjuangkan hal yang disukai biasanya waktu yang dibutuhkan untuk bangkit dan menyemangati diri sendiri lebih cepat. Daripada memperjuangkan hal yang tidak disukai, meskipun dalam kondisi tertentu ini relatif dan tergantung masing-masing individu. Seperti misalnya kita melihat peluang usaha yang menjanjikan. Belum tentu, peluang usaha yang kita temui sejalan dengan passion kita. Namun, peluang ini cukup menjanjikan untuk dijadikan basis wirausaha. Nah, ini bisa juga dijadikan pertimbangan kalian sebagai ide wirausaha.

Untuk contoh berwirausaha sesuai passion, saya rasa ini cukup mudah ditemui di sekitar kita. Misalnya, Bu Ami memiliki hobi memasak, dia ingin berwirausaha yang tidak jauh dari kegemarannya itu. Lalu, dia memutuskan untuk menekuni masak sebagai passion, bahkan Bu Ami mencoba berbagai resep masakan. Lalu memulai membuka usaha catering. Oiya, dari paparan materi di lokakarya tersebut saya juga jadi sedikit paham tentang perbedaan hobi dan passion. Dan ternyata sesuai dengan apa yang saya rasakan. Perbedaan hobi dan passion cukup kontras. Hobi adalah sesuatu yang dilakukan saat waktu luang dan biasanya cenderung hanya menghabiskan uang. Tetapi passion adalah gairah hidup seseorang yang justru bisa menghasilkan uang. Nah... mulai melihat ke cermin, yang saya lakukan selama ini hobi atau passion ya? Hehehe....

Dalam tulisan ini saya juga menambahkan dari sudut pandang saya, bahwa dengan passion kalian juga bisa menciptakan peluang. Gali dan terus berkreasi dengan passion-mu. Fokus dan lakukan apapun yang menjadi passion-mu penuh totalitas. Selain itu, kalau 2P dari narasumber untuk memulai wirausaha adalah passion dan peluang. Saya menambahkan 1P lagi, yaitu prihatin. Bisa juga kita memulai wirausaha karena keprihatinan atau permasalahan tertentu. Ini berdasar pengalaman saya sendiri. Di tahun 2015, saya prihatin dengan harga jual batik tulis di Trenggalek yang sangat murah jika dibandingkan dengan harga jual seharusnya di daerah lain. Dari situ, saya berpikir untuk membuat batik sebagai trend fashion yang anti mainstream dan bisa berdaya jual tinggi. Muncullah ide membuat Hijab Batik saat itu. Lalu, keprihatinan berikutnya adalah "kenapa ya, kok delegasi Kab. Trenggalek yang maju ke ajang Raka Raki, skill untuk berbicara di depan umum tidak se-menter perwakilan Kota Malang, Surabaya, atau daerah yang cetar itu?" Wkwkwk... Lalu ditambah dengan beberapa kali kesempatan saya melihat bagaimana kemampuan berbicara di depan umum para anak muda di Trenggalek (sepengalaman saya saat bertemu beberapa anak muda meskipun tidak gebyah uyah semuanya ya) yang kurang mampu mempengaruhi audience. Ditambah dengan kenyataaan durjana, yang menganggap bahwa kemampuan dalam berbicara di depan umum (bagi kebanyakan masyarakat Trenggalek) bukan hal yang penting, akibatnya banyak yang ngomongnya masih belepotan. Eiimmm.... Jika mendengar istilah public speaking, mereka selalu berpikir itu keterampilan hanya untuk MC, presenter atau orang-orang di dunia entertainment. Ehmmm... Dari keprihatinan itulah asal usul ingin membuka kelas public speaking, siapa tahu nanti bisa punya sekolah public speaking sendiri. Aamiin.. semoga ya. Untuk soal ini tidak ditulis lebih detail lagi, curhatan khusus tentang public speaking sudah diunggah di tulisan sebelumnya. Hehehe...

Kelompok 3 "BERANI"

Oiya, di akhir kegiatan ini kami diminta untuk memuat peta mimpi. Apa mimpi wirausaha yang sudah atau ingin direalisasikan dan bagaimana target mimpi itu untuk 10-15 tahun ke depan. Wuhuuu... saya langsung bingung, mau bikin apa yak waktu itu. Wkwkwk... Dengan kekuatan kepepet dan gonjreng gonjreng, akhirnya jadi ala kadarnya. Taraaaaa.. (maaf super tidak genah).

Ini tentang ALABELA ID, ada onlineshop Gabucu yang sudah dimulai sejak 2012 (menjual daily hijab, instan hijab, baju kekinian, dll); modern ethnic fashion yang dimulai tahun 2015 (Hijab Batik & Lurik) dan rencananya ingin buka kelas untuk belajar public speaking di Trenggalek. Untuk public speaking ini sudah mulai ngasih workshop dan ngisi materi di beberapa acara sejak 2015, tapi niat untuk istiqomah mengadakan kelas secara rutin baru dimulai 2018 ini. Doakan ya netizen yang budiman. Mungkin 10 tahun lagi, aku akan ngakak so hard membaca tulisan ini, "eeee ternyata aku dulu tukang mimpi". Wkwkwk...

Oke, sekian curhat di tulisan ini. Terima kasih telah membaca.
Wujudkan cita-cita Indonesia Berwirausaha :)

Salam sukses!

0 comments:

Post a Comment