Pernahkah Anda menjalani hubungan
(pacaran) jarak jauh? Bagaimana hubungan Anda dengan kekasih Anda? Bagaimana
rasanya? Enak atau tidak? Sanggupkah Anda? Mengapa sanggup? Mengapa tidak?
Pertanyaan-pertanyaan
tersebut barangkali akan menjadi pertanyaan fundamental tatkala kita menjalani
hubungan jarak jauh. Saya sudah beberapa kali mendengarkan cerita pribadi dari
orang-orang yang menjalani hubungan jarak jauh. Ada yang mengatakan tidak enak,
ada yang mengatakan biasa saja, dan ada pula yang mengatakan bahwa hal itu adalah
ujian yang sangat sulit—dan orang yang menjalankannya harus tahan godaan
(wow!!!).
Pertanyaan
saya selanjutkan, benarkah orang yang menjalani hubungan jarak jauh itu adalah
pacaran yang serius? Saya kira hal ini perlu dikritisi. Sebab, bagi saya
hubungan jarak jauh adalah hubungan yang kehilangan salah satu syarat hubungan
yang harmonis, yaitu “kebersamaan”.
Menurut
saya, hubungan jarak jauh adalah jenis hubungan yang cacat. Sebab, hubungan
tersebut adalah cara berhubungan yang “tidak lengkap”. Bila seseorang memang dikatakan
menjalani hubungan, seharusnya sang kekasih harus di sampingnya bila ia sedang
membutuhkannya. Namun, hal ini tidak terjadi pada orang yang menjalani hubungan
jarak jauh. Ketika ia memerlukan kekasihnya saat ia dalam kesepian (atau apa
pun), kekasihnya tak ada. Kekasihnya berada di tempat nun jauh di sana. Saya kira
manusia tidak bisa seperti itu. Seorang kekasih harus ada pada saat ia ingin
kekasihnya di sampingnya.
Yang
banyak terjadi pada orang yang menjalani hubungan jarak jauh adalah mereka
berhungungan lewat HP. Seseorang akan mengetahui kondisi kekasihnya lewat HP.
Kencan lewat HP. Kesimpulannya, seolah-olah ia bukan pacaran dengan kekasinya,
tetapi pacaran dengan HP. Manusia sejatinya berpacaran dengan manusia
(berjasmani dan berohani), bukan berpacaran dengan barang elektronik (HP, FB, chatting, dll.).
Akhirnya,
saya pikir hubungan jarak jauh adalah hubungan yang kurang—atau bahkan
tidak—serius. Hubungan dengan dunia maya, tersekat jarak dan waktu adalah
hubungan yang abstrak, tidak manusiawi, dan mengabaikan rasa. Hubungan jarak
jauh adalah gejala cinta yang rapuh, kurang gizi, dan devitalisasi cinta itu
sendiri. Bila ingin cinta Anda tetap survival, maka satukanlah jiwa Anda dengan
belahannya. Sedangkan jiwa hanya ada dalam raga, bukan HP, internet, dan
seterusnya dan seterusnya. (Royyan Julian)
5 comments:
"Menurut saya, hubungan jarak jauh adalah jenis hubungan yang cacat"
SAYA TIDAK SETUJU...
:P
ada beberapa aLasan mengapa Long Distance ReLationship dijadikan piLihan...
"Menurut saya, hubungan jarak jauh adalah jenis hubungan yang cacat"
SAYA TIDAK SETUJU...
:P
Ada beberapa aLasan mengapa Long Distance ReLationship dijadikan piLihan...
Yapssss...manusia selalu memiliki pilihan dan alasan untuk segala sesuatunya. Sudah ditimbang bagaimana dampaknya :) hehehee.. thanks bos.
Pacaran? Tidak....
Menikah? OK....
tidak setuju
Post a Comment