7/29/13

Jurnalistik : "...jurnalistik menjadi bagian dari teaching and learning."


Bagi sebagian orang, jurnalistik dianggap kegiatan yang berhubungan dengan wartawan dan media massa. Secara umum, masyarakat sudah paham dengan hal tersebut. Namun, tidak semua orang mengerti mengenai peran dan manfaat jurnalistik di kehidupan sehari – hari.

Sebelum kita membahas lebih jauh, kita ketahui  lebih dulu, Apakah yang dimaksud sebagai ilmu jurnalistik?

Ilmu jurnalistik adalah bagian dari ilmu publisistik (to publish = publikasi). Publisistik sendiri merupakan bagian dari ilmu komunikasi. Makna jurnalistik adalah hal ihwal yang berhubungan dengan persurat-kabaran (media massa cetak = pers). Secara lebih sederhana, jurnalistik sering diartikan sebagai ilmu tentang tulis-menulis di media massa. Padanan ilmu jurnalistik adalah pengetahuan kewartawanan. Hingga jurnalis juga dipadankan dengan wartawan, yang merupakan profesi untuk memperoleh informasi guna disebarluaskan ke masyarakat melalui media massa cetak. Sekarang profesi jurnalis / wartawan tidak hanya terkait dengan media massa cetak, melainkan juga radio, televisi, kantor berita dan multi media (web site). (sumber)

Bidang jurnalistik memang masih terbilang minim peminat, hanya segelintir orang yang bergelut dengan dunia ini. Mayoritas masyarakat masih beranggapan dokter, polisi, TNI, guru adalah penjamin karir yang menjanjikan. Padahal, bidang jurnalistik juga memiliki penawaran karir yang cukup menjanjikan.

Eits, lupakan dulu tentang karir. Jurnalistik itu juga merupakan ilmu praktek dalam dunia pendidikan, khususnya bagi siswa dan atau mahasiswa. Entah mereka sadar atau tidak, jurnalistik menjadi bagian dari teaching and learning. Meskipun di dalam kurikulum pendidikan tidak disebutkan secara gambling mengenai Jurnalistik, tapi bagian – bagian dari ilmu jurnalistik sudah melekat erat dalam bidang pendidikan.

Sejak SMP, siswa sudah dikenalkan dengan metode presentasi sebagai salah satu variasi tugas rumah atau tugas kelompok. Dalam tugas tersebut, siswa dituntut mampu mengerti dan menguasai materi yang kemudian ditulis per poin dalam slide presentasi dan mempresentasikannya di depan teman  dan gurunya. Lalu, tugas yang juga sudah dikenalkan sejak SMP adalah karya ilmiah, mungkin di SMP hanya sebatas pengenalan. Untuk pendalaman tentang karya ilmiah ini ditemui saat SMA. Dalam penyusunan karya ilmiah ini, dibutuhkan observasi, survey, dan lain sebagainya yang nantinya akan dituangkan dalam bentuk tulisan juga. Selain itu, tugas fantastis para “mahasiswa”, yaitu skripsi. Tetap, berujung dengan bentuk tulisan dan akan dipertanggung jawabkan di depan para penguji alias presentasi.

Berdasarkan deskripsi di atas, semuanya mengandung unsur jurnalistik lohh. Mulai dari tulis menulis, observasi layaknya jurnalis yang memburu fakta untuk liputan beritanya dan presentasi (publisistik ).
Bagi yang masih SMP atau SMA atau mahasiswa atau sudah lulus dan bekerja, bagaimana sensasi Anda ketika menghadapi tugas – tugas tersebut?

Saya tidak berbicara betapa sulitnya materi atau pelajaran yang dibahas, namun saya membahas bagaimana unsur – unsur dari ilmu jurnalistik di dalam tugas – tugas tersebut.

Bagi yang memang sudah lihai menulis, rasanya gampang kok. Menulis pendahuluan untuk karya ilmiah ataupun skripsi itu kayak nulis cerpen cerita cinta remaja kok, menyenangkan. Tidak hanya materi saja yang dibutuhkan untuk menyusun karya ilmiah atau skripsi, namun logika diksi dan skill untuk merangkainya menjadi sebuah laporan layak baca juga perlu.  Apalagi ditambah dengan kemampuan komunikasi yang cukup mumpuni. Maka sempurnalah penerapan unsur – unsur jurnalistik tersebut.

Masih banyak lagi penerapan ilmu jurnalistik selain pendidikan dan dunia jurnalis sendiri. Semua yang berhubungan dengan tulis menulis dan publisistik adalah peran dari  unsur-unsur jurnalistik. (zan)

0 comments:

Post a Comment