Bagi sebagian orang, jurnalistik dianggap kegiatan yang
berhubungan dengan wartawan dan media massa. Secara umum, masyarakat sudah
paham dengan hal tersebut. Namun, tidak semua orang mengerti mengenai peran dan
manfaat jurnalistik di kehidupan sehari – hari.
Sebelum kita membahas lebih jauh, kita ketahui lebih dulu, Apakah yang dimaksud sebagai ilmu jurnalistik?
Ilmu jurnalistik adalah bagian dari ilmu publisistik (to
publish = publikasi). Publisistik sendiri merupakan bagian dari ilmu
komunikasi. Makna jurnalistik adalah hal ihwal yang berhubungan dengan persurat-kabaran
(media massa cetak = pers). Secara lebih sederhana, jurnalistik sering
diartikan sebagai ilmu tentang tulis-menulis di media massa. Padanan ilmu
jurnalistik adalah pengetahuan kewartawanan. Hingga jurnalis juga dipadankan
dengan wartawan, yang merupakan profesi untuk memperoleh informasi guna
disebarluaskan ke masyarakat melalui media massa cetak. Sekarang profesi
jurnalis / wartawan tidak hanya terkait dengan media massa cetak, melainkan
juga radio, televisi, kantor berita dan multi media (web site). (sumber)
Bidang jurnalistik memang masih terbilang minim peminat, hanya
segelintir orang yang bergelut dengan dunia ini. Mayoritas masyarakat masih
beranggapan dokter, polisi, TNI, guru adalah penjamin karir yang menjanjikan. Padahal,
bidang jurnalistik juga memiliki penawaran karir yang cukup menjanjikan.
Eits, lupakan dulu
tentang karir. Jurnalistik itu juga merupakan ilmu praktek dalam dunia pendidikan,
khususnya bagi siswa dan atau mahasiswa. Entah mereka sadar atau tidak,
jurnalistik menjadi bagian dari teaching
and learning. Meskipun di dalam kurikulum pendidikan tidak disebutkan
secara gambling mengenai Jurnalistik, tapi bagian – bagian dari ilmu
jurnalistik sudah melekat erat dalam bidang pendidikan.
Sejak SMP, siswa sudah dikenalkan dengan metode presentasi
sebagai salah satu variasi tugas rumah atau tugas kelompok. Dalam tugas
tersebut, siswa dituntut mampu mengerti dan menguasai materi yang kemudian
ditulis per poin dalam slide presentasi
dan mempresentasikannya di depan teman
dan gurunya. Lalu, tugas yang juga sudah dikenalkan sejak SMP adalah
karya ilmiah, mungkin di SMP hanya sebatas pengenalan. Untuk pendalaman tentang
karya ilmiah ini ditemui saat SMA. Dalam penyusunan karya ilmiah ini,
dibutuhkan observasi, survey, dan lain sebagainya yang nantinya akan dituangkan
dalam bentuk tulisan juga. Selain itu, tugas fantastis para “mahasiswa”, yaitu
skripsi. Tetap, berujung dengan bentuk tulisan dan akan dipertanggung jawabkan
di depan para penguji alias presentasi.
Berdasarkan deskripsi di atas, semuanya mengandung unsur jurnalistik
lohh. Mulai dari tulis menulis, observasi layaknya jurnalis yang memburu fakta
untuk liputan beritanya dan presentasi (publisistik ).
Bagi yang masih SMP atau SMA atau mahasiswa atau sudah lulus
dan bekerja, bagaimana sensasi Anda
ketika menghadapi tugas – tugas tersebut?
Saya tidak berbicara betapa sulitnya materi atau pelajaran
yang dibahas, namun saya membahas bagaimana unsur – unsur dari ilmu jurnalistik
di dalam tugas – tugas tersebut.
Bagi yang memang sudah lihai menulis, rasanya gampang kok.
Menulis pendahuluan untuk karya ilmiah ataupun skripsi itu kayak nulis cerpen
cerita cinta remaja kok, menyenangkan. Tidak hanya materi saja yang dibutuhkan
untuk menyusun karya ilmiah atau skripsi, namun logika diksi dan skill untuk
merangkainya menjadi sebuah laporan layak baca juga perlu. Apalagi ditambah dengan kemampuan komunikasi
yang cukup mumpuni. Maka sempurnalah
penerapan unsur – unsur jurnalistik tersebut.
Masih banyak lagi penerapan ilmu jurnalistik selain
pendidikan dan dunia jurnalis sendiri. Semua yang berhubungan dengan tulis
menulis dan publisistik adalah peran dari unsur-unsur jurnalistik. (zan)
0 comments:
Post a Comment