Nostalgia
dengan masa kecil, masa-masa dimana ujian terberat dalam hidup adalah tugas
Matematika.. wkwkwk... (abaikan) Masa kecil era 90'an yang masih lekat dengan
permainan tradisionalnya. Saya paling suka permainan gobak sodor, permainan
yang memberi kesempatan bagi kami untuk lari pecicilan dan
harus gesit. Supaya bisa lolos dari penjagaan lawan.
Sayangnya,
di era saat ini anak-anak lebih suka bermain gadget di rumah
daripada bermain permainan tradisional yang menyatu dengan alam dan
berinteraksi dengan teman-teman seusianya. Permainan tradisional dirasa
ketinggalan zaman dan tidak menarik bagi mereka. Akibatnya, interaksi sosial
anak dengan sekitarnya menjadi minim. Beberapa manfaat yang didapatkan dari
permainan tradisional adalah :
- Anak belajar berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan
- Mengasah kemampuan anak dalam mengatur strategi dan fokus dalam bermain, seperti bermain gundu.
- Membentuk mental anak yang tidak cuek terhadap teman dan lingkungan sekitar.
- Dengan bermain permainan tradisional, secara tidak langsung turut berperan aktif dalam pelestarisan budaya Indonesia.
5 Permainan Tradisional |
Beberapa
macam permainan tradisional Indonesia sangat beragam, seperti : engklek, dakon
atau congklak, gobak sodor, ular naga, bentengan, gundu atau permainan kelereng, cublak cublak suweng, dan masih banyak lagi. Berikut ulasannya.
Engklek
Engklek
adalah permainan tradisional lompat-lompatan dengan 1 kaki menggunakan
petak-petak pada bidang datar. Permainan ini berasal dari Jawa. Cara bermainnya
adalah sebagai berikut :
- Pemain yang mendapat giliran bermain melemparkan gacuk pada petak no.1 yang digambar di tanah.
- Pemain melompat menggunakan satu kaki disetiap petak. Petak yang ada gacuknya tidak boleh diinjak atau ditempati oleh setiap pemain. Di petak no.4 dan no.6 pemain dapat menginjakkan kedua kaki karena merupakan petak istirahat.
- Sebelum kembali ke kotak awal, pemain berhenti di kotak belakang petak yang terdapat gacuk, dengan 1 kaki, badan membungkuk untuk mengambil gacuk.
- Pemain yang menyelesaikan satu putaran dapat memiliki sawah. Pemain melemparkan gacuk dengan cara membelakangi engkleknya, jika pas pada petak yang dikehendaki maka petak itu akan menjadi “sawahnya”, artinya dipetak tersebut pemain yang bersangkutan dapat menginjak dengan dua kaki, sementara pemain lain tidak boleh menginjak petak itu selama permainan.
Manfaat: Melatih strategi,
ketangkasan, sosialisasi, kesabaran, dan keseimbangan berpikir dan bergerak.
Berikut videonya :
Dakon
atau Congklak
Congklak atau biasa
disebut Dakon adalah permainan antar 2 orang memainkan biji-biji di atas papan
kayu atau plastik. Permainan ini berasal dari Jawa. Cara bermain dakon adalah
sebagai berikut :
- Pada awal permainan, setiap lubang kecil diisi biji congklak sesuai dengan jumlah pasangan congklaknya. Umumnya masing-masing diisi 7 biji.
- Dua orang pemain berhadapan dengan papan congklak di antara mereka dan mengundi siapa yang memainkan terlebih dulu.
- Orang yang mendapat giliran untuk memulai terlebih dahulu mengambil biji-biji di salah satu lubang yang dipilih dan meletakkannya satu biji ke lubang di sebelah kanannya, kemudian satu per satu ke lubang-lubang selanjutnya searah jarum jam, termasuk lubang induk sendiri. Lubang induk milik lawan tidak boleh diisi.
- Setiap biji habis, maka pemain langsung mengambil biji-biji yang ada dilubang terakhir termasuk biji terakhir tersebut dan membagikannya kembali. Demikian terus menerus sampai pemain menemukan lubang yang kosong dan berhenti. Dengan demikian giliran bermain pindah pada lawannya.
- Untuk menentukan pemenang, dihitung jumlah biji-bijian di masing-masing lubang induk, yang punya biji terbanyak adalah pemenangnya.
Manfaat
: Melatih strategi, kesabaran, dan ketelitian.
Berikut videonya :
Gobak Sodor
Gobak sodor atau juga
disebut Galah Asin adalah permainan menghadang lawan agar tidak bisa lolos
melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik. Jumlah pemain 6-10 anak,
dibagi menjadi 2 tim. Cara bermain gobak sodor adalah sebagai berikut :
- Pemain dari tim A menjaga garis yang telah ditentukan. Pemain dari Tim B berjaga dan berusaha menyentuh pemain lawan dengan menggunakan tangannya, sehingga pemain lawan tidak bisa melewati garis.
Berikut videonya :
Ular Naga
Ular Naga adalah satu
permainan berkelompok yang biasa dimainkan anak-anak di luar rumah. Tempat
bermainnya di tanah lapang atau halaman rumah yang agak luas sambil menyanyikan
lagu : "Ular
naga panjangnya bukan kepalang. Menjalar-jalar selalu kian kemari. Umpan yang lezat, itu
yang dicari. Kini dianya yang terbelakang."
Jumlah
pemain ular naga adalah 2 anak sebagai gerbang dan anak-anak lain berjumlah 5
Orang atau lebih sebagai ekor dari masing-masing gerbang. Cara bermainnya : Setelah
kedua gerbang memilih anak yang ditangkap, anak tersebut diberikan kesempatan
untuk memilih gerbang mana yang akan dia pilih. Kemudian, anak tersebut
ditempatkan di belakang gerbang yang dipilihnya.
Manfaat
: Ketangkasan, kekompakan, sosialisisasi, dan kecerdasan.
Berikut videonya :
Bentengan
Benteng
adalah permainan menyerang dan mengambil alih benteng lawan. Jumlah pemainnya
terdiri dari 4 orang atau lebih, dibagi menjadi 2 tim. Jumlah pemain harus
genap agar kedua tim berjumlah seimbang. Cara main : Menyentuh tiang atau pilar
lawan dan meneriakkan kata “benteng”.
Manfaat
: Melatih strategi, kerja sama, kekompakan, kekuatan, kesehatan, dan kecepatan.
Berikut videonya :
Gundu
atau kelereng atau yang disebut neker dalam bahasa jawa adalah bola kaca
berukuran kecil rata-rata 1,2 cm – 6 cm. Biasanya permainan ini dimainkan oleh
anak laki-laki, namun ada juga anak perempuan yang memainkan gundu. Permainan
ini bisa dimainkan 2-5 anak dan mereka membawa gundunya masing-masing.
Persiapan yang dilakukan adalah tempat untuk bermain gundu biasanya di tanah
berpasir atau lapangan. Cara
bermain:
- Gambar lingkaran kecil di tanah. Semua anak menaruh sebutir kelereng di dalam lingkaran.
- Lalu semua anak berdiri kira-kira satu meter dari lingkaran, di belakang sebuah garis. Secara bergantian, lemparkan sebutir kelereng lainnya ke arah lingkaran. Anak yang kelerengnya paling jauh dari lingkaran, boleh main lebih dulu.
- Dia harus memakai kelereng yang ada di luar lingkaran sebagai “Penyerang” untuk memukul kelereng di dalam lingkaran keluar. Kalau berhasil melakukannya, maka ia boleh menyimpan setiap kelereng yang kena jentik.
- Cara menjentik kelereng: pertemukan ibu jari dengan jari tengah. Sentilkan kedua jari tepat pada gundu.
- Kelereng “Penyerang” harus tetap tinggal di dalam lingkaran. Kalau tidak, maka anak yang memilikinya akan kehilangan kelereng tersebut.
- Pemenang adalah anak yang mengumpulkan kelereng atau gundu terbanyak.
Manfaat:
Melatih
keterampilan motorik, melatih kemampuan berpikir (kognitif), kemampuan
berhitung, mengasah keterampilan sosial
dan melatih anak mengendalikan emosi.
(Admin/Zan)
0 comments:
Post a Comment