Tulisan ini bukan untuk memprovokasi, niatnya lebih ke arah sharing atau bahasa gaulnya curhat. Haha... Harapannya jika suatu saat masih ada saja kesalah pahaman terhadap Duta Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS), saya tinggal share link tulisan ini. Karena kalau harus terus bercerita berulang-ulang apalagi menceritakan hal yang sama, ibaratnya seperti ngulang mata kuliah berkali-kali tapi tetep nggak lulus juga. Wkwk... Oke, kita mulai.
Logo Duta ITATS |
Sepertinya kesalahpahaman mahasiswa ITATS (terutama pandangan dari ormawa) terhadap Duta ITATS sudah dipendam sejak lama. Dan mencapai puncaknya di akhir tahun 2016 lalu. Waktu itu saya sedang mengikuti short coures di China sehingga saya kurang mengetahui situasi awal kesalahpahaman ini meledak di kampus. Berawal dari pertanyaan, Duta itu apa sih? hingga Apakah Duta ITATS itu BEM? bahkan Kenapa Duta ITATS kok tidak mengayomi mahasiswa ITATS?, dan masih banyak lagi. Saya akan tulis satu per satu nanti.
Posisi saya yang saat itu LDR-an dengan teman-teman Duta membuat saya sedikit kesulitan mencari informasi. Karena masalah ini tidak bisa menunggu saya pulang hingga Februari 2017, saya mencoba mencari akar permasalahan dari teman-teman Duta yang saat itu berada di kampus via dunia maya. Selang beberapa hari kemudian, rekan-rekan Duta mengatakan bahwa masalah sudah selesai. Saya percaya saja dengan rekan-rekan yang di kampus, sehingga saya tidak mempermasalahkan lagi.
Di Februari 2017, beberapa hari setelah kepulangan saya ke Indonesia polemik ini muncul lagi. Karna geram dan merasa kurang plong kalau hanya chit chat melalui WA, saat itu jam 23.00 WIB saya mengajak meet up teman-teman yang merasa masih saja penasaran dengan kami (sebut saja mereka Mr. X). Saya masih ingat kejadian malam itu, sesaat setelah saya mengirim pesan via Whatsapp ke Mr. X dan saya menuju lokasi untuk bertemu, beberapa menit saya menunggu tiba-tiba mereka mengirim pesan dan batal meet up. Hmm... ya bilangnya sih, masalah sudah selesai dan rekan-rekan duta lain sudah membantu menjelaskan. Ya okelah kalau begitu #sambilsenyumgetir
Namun, bulan April 2017 ada lagi pihak-pihak yang membuka kenangan lama *eeeeaaaa. Tepat tanggal 14 April 2014, pemilik akun instagram @ozay*zhii meninggalkan komentar di instagram @dutaitats dengan komentar, Duta bisa apa emang.? Aktifis apa cuma omong doang.?, saya tulis persis dengan kalimat dan tanda bacanya. Setelah ditelusuri, benang merah dari saling komentar ini adalah mereka ingin berkenalan secara resmi dan meet up bersama rekan-rekan Duta ITATS. Dan tanggal 11 Mei kami mengadakan janji untuk bertemu.
Jeng jeng jeng... 11 Mei 2017 pun tiba. Siang itu saya dan rekan-rekan Duta lain bersama mahasiswa ITATS dari beberapa jurusan berkumpul di Students Center. Saat itu yang hadir banyak, yang saya ingat namanya ada Kak Muhajirin (Teknik Mesin), Kak Ozi (Teknik Mesin), Kak Richard (jurusan Geologi kalau tidak salah ingat) dan masih banyak yang lainnya tapi maaf saya lupa. Obral obrol pun dimulai dan mereka mengungkapkan bahwa mereka memang bingung dengan keberadaan Duta ITATS, kenapa harus ada duta, gunanya untuk apa, dan lain-lain. Mereka juga mengaku bahwa sebenarnya mereka dan beberapa mahasiswa lain sudah memendam prasangka itu sejak 2014 (tapi memang tidak ada yang berani mencari klarifikasi ke saya selaku ketua IDI). Mereka merasa tidak paham dan tidak pernah mendapatkan informasi apapun tentang Duta ITATS.
Sebelum saya melanjutkan obrolan apa saja yang dibahas saat meet up 11 Mei, saya ingin flashback singkat terkait awal diadakannya Pemilihan Putra Putri ITATS untuk pertama kali.
Pemilihan Putra Putri ITATS sudah dihelat sejak tahun 2014, namun untuk organisasi Ikatan Duta ITATS (IDI) baru diresmikan Oktober 2016 oleh Wakil Rektor III selaku bidang Kemahasiswaan. Beberapa ormawa/mahasiswa menilai bahwa Duta ITATS tidak pro dengan ormawa lain, sehingga membuat mereka bersikap acuh tak acuh terhadap kami. Mereka menganggap bahwa Duta ITATS tidak mengadakan perkenalan secara resmi sehingga banyak mahasiswa yang belum mengetahui tentang keberadaan mereka sampai-sampai menimbulkan salah paham. Padahal awal mula saya mengadakan Pemilihan Putra Putri ITATS tahun 2014, saya telah mengundang seluruh ketua/perwakilan HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) di ITATS untuk meminta bantuan sosialisasi ke masing-masing anggotanya dan turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Lalu, apa sih alasan saya mengadakan Pemilihan Putra Putri ITATS? Bagaimana sejarahnya?
Ada beberapa alasan yang menurut saya urgent saat itu, dengan penuh strategi matang saya susun pemilihan ini meskipun saat itu belum memiliki tim pelaksana. Saya sudah menyusun rencana pemilihan ini sejak tahun 2012, saya ajukan ke kampus tahun 2013. Tapi saat itu saya mengajukan konsep ini bukan ke WR III, tetapi ke Ibu Lubna Algadrie yang saat itu menjabat sebagai pimpinan ITATS Language Centre (ILC). Karna birokrasi yang belum memungkinkan, akhirnya masih belum bisa terealisasi di tahun 2013. Saya ajukan lagi tahun 2014 ke Pak Bambang selaku WR III, dan setelah presentasi panjang lebar bahkan langsung menemui Ketua Yayasan, akhirnya bisa di acc dan terlaksana untuk pertama kalinya di tahun 2014 (Baca juga: Duta Kampus part 1 dan Duta Kampus part 2).
Hal-hal yang melatar belakangi saya untuk berpikiran mengadakan pemilihan ini adalah :
- Sejak tahun 2011, 2012 dan 2013 wakil ITATS untuk kompetisi Mawapres dipilih secara handpick dan makin lama makin susah mencari regenerasi. Pihak WR III mengaku kesulitan untuk mencari representasi dari mahasiswa ITATS untuk mewakili kampus di ajang Mawapres. Problematikanya adalah perihal kemampuan public speaking dan bahasa inggris. Banyak mahasiswa yang mundur untuk berkompetisi karna tidak percaya diri dengan kemampuan presentasi berbahasa inggris. Karna kriteria mahasiswa di ajang ini menurut saya juga cukup susah. IPK di atas 3.5, memiliki prestasi non-akademis minimal di tingkat provinsi, membuat karya tulis, memiliki kemampuan bahasa asing aktif dan mempresentasikan karya tulisnya dengan bahasa inggris. Jadi semisal ada mahasiswa yang nyeletuk Duta itu nggak penting, saya kepengen yang ngomong itu membantu untuk ngewakili ITATS di ajang ini dan harus menang. Hahaha.. just kidding.
- Berdasarkan pengalaman saya menjadi mahasiswa ITATS, saya melihat fenomena gagap presentasi yang dialami banyak rekan saya seangkatan. Mahasiswa ITATS itu banyak yang pintar, tapi kurang mumpuni untuk mempresentasikan hasil karya mereka di depan umum. Rasanya sayang, eman gitu. Padahal skill berkomunikasi di era saat ini menjadi poin penting yang menunjang prestasi atau di dunia kerja. Melalui pemilihan Putra Putri ITATS, dimana poin public speaking menjadi poin utama pembekalan dan penilaian, saya berharap regenerasi mahasiswa ITATS lebih baik dengan berbekal skill komunikasi yang mumpuni.
- Setiap tahun, ITATS pasti mengadakan kegiatan promosi kampus baik dalam bentuk kegiatan Road to School ke SMA/SMK di Jawa Timur atau mengikuti pameran pendidikan seperti Campus Expo, dan lain-lain. Kegiatan ini pasti melibatkan mahasiswa yang bisa merepresentasikan kampus ITATS dan tentunya memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, karena mereka dituntut harus sosialisasi tentang kampus ITATS. Nah, WR III pun juga menyampaikan bahwa langka sekali pada saat itu menemukan mahasiswa dengan kriteria begini. Yang namanya merepresentasikan kampus di depan umum, dia menjadi figur pastilah dituntut memiliki performa yang baik, pengetahuan terkait kampus dan mampu menyampaikan kepada siswa/i SMA atau pengunjung pameran (kemampuan komunikasi yang baik).
Inilah beberapa alasan yang menurut saya urgent. Semisal ada yang menganggap saya abnormal karna terlalu peduli dengan kampus ITATS, ya kan ini almamater saya dan mahasiswa itu kan sebagai agents of change. Setiap mahasiswa pasti memiliki cara sesuai kapasitas dan kapabilitas masing-masing untuk perubahan yang lebih baik. Ciyeeeeee....
Kita kembali ke Pertemuan 11 Mei. Pertanyaan klise yang menjadi awal pertemuan kami adalah "Duta itu apa sih? Tugasnya ngapain?"
Ehem, cek 1 2 3 (tes microphone) Hehehe...
Saudara sebangsa, setanah air dan sealmamater tercinta, duh formalnya.. ganti non-formal mode. Hakzz..
Istilah duta atau ambassador mungkin sudah cukup akrab didengar, tapi mungkin sebagian orang kurang memahami apa makna sebenarnya dan apa tugasnya. Pernah mendengar istilah duta wisata, duta kesehatan, duta pemuda dan duta-duta lainnya kan? Jika saya mengambil contoh duta wisata, tugas utama seorang duta wisata adalah mempromosikan potensi pariwisata di daerah yang ia wakili dan menjadi representasi daerah tersebut. Nah sama halnya dengan Duta ITATS, utamanya mereka promosi/sosialisasi terkait ITATS dan menjadi representasi kampus. Kami pun memiliki beberapa program kegiatan seperti mewakili ITATS di ajang Mawapres (Mahasiswa Berprestasi) yang diadakan Kopertis VII, mengikuti serangkaian kegiatan promosi seperti di Campus Expo atau ke sekolah SMA/SMK se-Jawa Timur menyesuaikan dengan agenda dari Wakil Rektor III selaku bidang Kemahasiswaan, selain itu rekan-rekan Duta juga ditugaskan saat acara wisuda ITATS. Adapun kegiatan-kegiatan additional seperti training soft skill, acara amal, dan lain-lain. Selain itu, rekan-rekan Duta ini juga ditugaskan untuk menjadi moderator atau MC saat acara seminar kampus, atau acara kunjungan dari sekolah SMA/SMK ke kampus ITATS.
Sejauh ini, semoga pertanyaan di atas sudah terjawab ya. Semoga apa yang saya tulis tidak multitafsir dan mudah dipahami.
Lalu pertanyaan berikutnya, "Duta ITATS ini kedudukannya di ITATS sebagai apa? Duta ITATS itu apakah BEM? Kok tidak mengayomi mahasiswa-mahasiswa lain? Kan harusnya menjadi penyambung antara mahasiswa dan yayasan"
Mendengarnya saja, kalau orang Jawa bilang, du nangis du ngguyu. Terharu! Nggak nyangka kalau ekspektasi teman-teman akan semulia itu.
Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari WR III, organisasi mahasiswa yang ada di ITATS hanya ada 2 jenis. Yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Nah, Duta ITATS ini anggotanya terdiri dari mahasiswa yang berasal dari berbagai jurusan, bukan seperti HMJ yang anggotanya berasal dari 1 rumpun jurusan saja. Nah, maka dari itu Ikatan Duta ITATS termasuk ke dalam UKM yang tempat mangkalnya sama kok di Students Center. Pastinya bukan BEM. Unch unch unch.. Dan perkara mengayomi mahasiswa lain, ehmm semulia itu kah? Hehehe.... kalau sudah membaca tulisan saya sejauh ini, insyaallah pembaca sekalian sudah memahami ya sejauh apa peran dan job description Duta ITATS. Perkara penyambung antara mahasiswa ke yayasan, jalurnya sudah ada sendiri yaitu melalui WR III. Jadi jika teman-teman ingin menyampaikan aspirasi, bisa melalui WR III.
Ada lagi kegelisahan salah satu mahasiswa (sebut saja Mr. R) dalam forum saat itu yang mengungkapkan pemikirannya terhadap kami, "Kok Duta ITATS itu seperti mendapat tempat special ya di ITATS, dan seperti difasilitasi. Terlebih mengadakan acara pemilihan lagi tahun 2016 sebesar itu saja bisa di acc. Itu bagaimana? Soalnya makin lama, kami merasa gerak gerik ormawa makin terbatas apalagi untuk mengadakan kegiatan. Sedangkan Duta ITATS kayaknya gampang ya kalau bikin acara. Bagaimana dengan anggaran biayanya untuk acara sebesar itu. Sepengalaman kami, selalu dikurangi jauh. Ketika kami mencoba untuk menanyakan kejelasan soal ini ke yayasan, mereka malah bertanya NPM saya berapa. Kan kami jadi berpikir yang aneh-aneh"
Saya agak kaget dengan ungkapan Mr. R saat itu. Sejak menjadi mahasiswa di sana tahun 2012, saya baru mengetahui jika kita menanyakan perihal kemahasiswaan ke yayasan malah ditanyai perihal NPM. Karena selama ini ketika saya berdiskusi atau menindak lanjuti kegiatan ke rektorat atau yayasan, tidak pernah terjadi hal semacam itu. Bahkan ada yang lebih ngeri, katanya bisa diancam DO. Wih wih wih... nggak kok. Nggak akan ada asap kalau nggak ada api. Sekalipun memang ada mahasiswa yang diancam DO mungkin perkaranya bukan karna semata-mata mengajukan kegiatan ormawa, mungkin karna si mahasiswa belum lulus mata kuliah atau alasan akademis lainnya.
Pemilihan Duta ITATS 2016 |
Kami sama-sama UKM yang mengajukan proposal untuk melaksanakan kegiatan, birokrasinya sama saja. Tidak ada perlakuan special apalagi sampai ada fasilitas khusus untuk para Duta. Semua sama dengan UKM lainnya. Perkara biaya kegiatan pemilihan, kami lebih banyak mengajak kerjasama sponsor sehingga kebutuhan kegiatan bisa terpenuhi semua dari para sponsor. Kami merasa acara pemilihan tiap tahun tidak sebesar apa yang dilihat rekan-rekan mahasiswa lain, setiap tahun kami hanya berusaha mempersiapkan dengan matang dan terkonsep. Mungkin totalitas kami dalam menyelenggarakan acara sehingga membuat kesan acara besar. Perihal perasaan rekan ormawa yang kecewa karna merasa terbatas dan sulit untuk mengadakan kegiatan, lalu dikait-kaitkan kegiatan Duta yang terlihat gampang di acc, sepertinya itu bukan kewenangan kami untuk menjawab. Barangkali rekan-rekan bisa mencari tahu alasan mengapa kegiatan kalian belum di acc oleh kampus. Tapi sepengalaman saya ikut mengadakan kegiatan bersama teman-teman di UKM-ESS dan HMJ Informatika, alurnya sama seperti saya mengajukan kegiatan pemilihan Duta ITATS. Ya mengajukan proposal ke WR III, ± 2 minggu baru ditindak lanjuti, jika belum ada konfirmasi ya menunggu lagi, ketika sudah ada kabar kami baru mengetahui hal apa saja yang di acc dan tidak di acc, ya nego juga perihal anggaran biaya, perihal perizinan tempat, dan lain-lain. Semuanya sesuai birokrasi yang diarahkan oleh WR III. Tahun 2014 ketika acara ini dihelat untuk pertama kali, dimana pihak rektorat mungkin belum terlalu memahami konsep acara ini maka WR III mengajak saya untuk menemui ketua yayasan dan mempresentasikan sendiri konsep kegiatannya kepada beliau. Eits... waktu ketemu beliau saya nggak ditanyai NPM dan hal-hal ngeri yang banyak dirumorkan mahasiswa lain nggak kejadian kok. Hehehe.
Rasanya masih pengeeeennnn nulis lebih banyak lagi untuk dibagi ke teman-teman. Tapi sepertinya cukup dulu.
Barangkali ada yang ingin ditanyakan/ngobrol terkait Duta ITATS, bisa menghubungi saya melalui email: zanzabela@yahoo.com (harap mencantumkan nama dan asal kampus/jurusan, jika tidak maka email diabaikan).
Terima kasih sudah berkunjung.
Instagram: zanza_bela
0 comments:
Post a Comment