Agar demokrasi berjalan lancar dalam pembangunan, maka perlu adanya pelibatan masyarakat dalam setiap perencanaan pembangunan daerah. Dalam Visi Kabupaten Trenggalek yang tertuang dalam RPJMD 2016-2021 yaitu “Terwujudnya Kabupaten Trenggalek yang Maju, Adil, Sejahtera, Berkepribadian”.
Tugas pembangunan merupakan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat, bukan semata tugas pemerintah saja. Perlu kiranya banyak-banyak melibatkan masyarakat, diantaranya dengan pelaksanaan MUSRENA KEREN (Musyawarah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan Lainnya) yang tidak terpisahkan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah.
Diharapkan tentunya kegiatan ini dapat memberikan kesempatan yang lebih luas kepada perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan lainnya untuk tidak hanya menjadi objek pembangunan, melainkan juga menjadi subjek dan berpartisipasi aktif dalam merumuskan kegiatan dalam rangka pemenuhan hak-hak perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan lainnya.
Penyelengaran MUSRENA KEREN di Kabupaten Trenggalek ini, telah diklaim sebagai yang pertama di Indonesia yang menggabungkan pembahasan isu-isu pemenuhan hak-hak perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan lainnya dalam suatu Forum Musyawarah dan diintegrasikan dengan proses perencanaan dan penganggaran daerah.
Ada 4 (empat) komponen Isu pembahasan dalam forum ini.
- Yang pertama adalah Isu pemenuhan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender.
- Yang Kedua adalah Isu pemenuhan hak-hak anak.
- Yang Ketiga adalah Isu pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas
- Yang Keempat adalah Isu pemenuhan hak-hak kelompok rentan, diantaranya masyarakat miskin.
Untuk menyelesaikan permasalahan dari 4 (empat) dimensi tersebut, sejak tahun 2019 telah dilaksanakan MUSRENA KEREN yang dilaksanakan dari level Desa, Kecamatan hingga Kabupaten. Di Tahun 2020 ini penyelenggaraan dan partisipasi MUSRENA KEREN juga semakin meningkat. Dengan mengangkat Tema Pembangunan RKPD 2021 “Memajukan Ekonomi Rakyat Melalui SDM Kreatif dan Ekosistem Yang Terjaga”, diharapkan MUSRENA KEREN 2020 dapat menjadi platform dan wadah bagi perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan lainnya untuk dapat menyampaikan aspirasi dan meningkatkan proses perencanaan pembangunan daerah yang responsif gender dan inklusif untuk Tahun Anggaran 2021, dengan prioritas pembangunan daerah :
- Mendorong investasi dan akselerasi ekonomi berbasis industri kreatif dan pariwisata untuk mendukung pengentasan kemiskinan
- Menciptakan SDM unggul, penuh kreatifitas yang siap kerja dan berwirausaha dan
- Meningkatkan pembangunan infrastruktur dasar dan digital yang berwawasan lingkungan untuk pelayanan publik yang berkualitas
Dan ketiga narasumber yang hadir dan membagikan pengalamannya yang erat dengan memperjuangkan hak-hak kelompok rentan adalah sebagai berikut :
Bp. Ridho Jusmadi, Direktur dan Peneliti Jawa Pos Institute of Pro-otonomi, peneliti otonomi awards, peneliti Ayo Inklusif bekerjasama dengan #USAID, seorang tenaga ahli, dosen Fak. Hukum UTM.
Bp. Irwan Dwi Kustanto seorang aktivis dan pemrakarsa piranti lunak pengolah kata Braille 1998-2010, pemrakarsa pusat pelatihan komputer dan internet di 4 lembaga ketunanetraan di kota Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Makasar yang disponsori oleh Samsung Internasional, tahun 2004-2006; pioneer majalah khusus disabilitas yaitu majalah Diffa; mendesain alat bantu coblos Braille bagi pemilih tuna netra 2004, 2009, 2014 hingga saat ini.
Ibu Novita Hardini, Ketua Tim Penggerak PKK Kab. Trenggalek; Inisiator program SEPEDA KEREN (Sekolah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan lainnya) untuk mewujudkan pembangunan inklusif di Trenggalek; Penerima penghargaan HIMPAUDI Award tingkat nasional Ajang Kreativitas Pejuang PAUD (AKPP) III th 2019.
(Adm/moderator)
0 comments:
Post a Comment