2/2/21

Media Penyiaran : Pengertian dan Sejarah

Mata kuliah Penyiaran membekali mahasiswa pengetahuan praktis tentang media penyiaran (radio dan televisi) yang diajarkan secara integrasi dengan melibatkan empat kemampuan atau ‘skills‘ berbahasa: yaitu mendengar (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing).

Penyiaran merupakan suatu keterampilan dasar manusia saat berada pada posisi tidak mampu untuk menciptakan dan menggunakan pesan secara efektif untuk berkomunikasi atau menyampaikan informasi. Penyiaran merupakan kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran atau sarana transmisi di darat, laut atau antariksa dengan menggunakan spectrum frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Langkah-langkah secara umum meliputi penggagas ide yang dalam hal ini adalah komunikator, kemudian ide tersebut diubah menjadi pesan atau informasi yang dapat dikirimkan baik secara verbal maupun non verbal melalui saluran dan sarana komunikasi sehingga dapat diterima ranah umum sebagai penerima pesan atau juga disebut sebagai komunikan. Unsur-unsur penyiaran disebut dengan istilah Trilogi Penyiaran yaitu studio, transmitter dan pesawat penerima.

Sejarah media penyiaran secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai penemuan teknologi dan sebagai industri. Sejarah media penyiaran sebagai penemuan teknologi berawal saat ditemukan radio oleh para ahli teknik di Kawasan Eropa dan Amerika. Sedangkan sejarah media penyiaran sebagai suatu industri dimulai di negara Amerika.

Sejarah media penyiaran di dunia dimulai ketika seorang ahli fisika Jerman bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim  dan menerima gelombang radio, yang kemudian dilanjutkan oleh Guglielmo Marconi (1874-1973) dari Italia yang sukses mengirimkan sinyal morse berupa titik dan garis dari sebuah pemancar kepada alat penerima. Sinyal yang dikirimkan Marconi itu berhasil menyeberangi Samudra Atlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.

Dalam teori media dan masyarakat, massa dikatakan bahwa media memiliki asumsi untuk membentuk masyarakat, yakni:

1. Media massa memiliki efek yang berbahaya bagi masyarakat. Tahun 1920-an di Eropa penyiaran dikendalikan oleh pemerintah. Hal ini berdampak buruk di Jerman karena digunakan untuk propaganda Nazi.
2. Media massa memiliki kekuatan untuk memengaruhi pola pikir audiensnya. Rata-rata orang yang terpengaruh oleh media dikarenakan mengalami keterputusan dengan institusi sosial yang sebelumnya melindungi dari efek negatif media. “John Dewey” berkata bahwa efek negatif media dapat disaring melalui pendidikan.

Seiring dengan perkembangan teknologi, muncul konsep media baru atau new media. Karakteristik new media tersebut antara lain sudah memasuki era digital bahkan sangat samar perbedaannya antara media cetak dan elektronik, bersifat interaktif dan tidak terbatas dengan wilayah suatu negara. Menurut kajian Canadian Broadcasting Corporation (CBC) yang dituliskan dalam situsnya bulan Desember 2006, new media khususnya bagi dunia penyiaran merupakan proses streaming di jaringan internet atau mobile. Berdasarkan penjelasan tersebut yang bisa dimasukkan dalam kategori new media adalah televisi-televisi kabel dan internet yang dalam hal ini streaming).

Referensi Bacaan :

Sulvinajayanti, Sulvinajayanti (2018). Manajemen dan Konvergensi Media. Penerbit Aksara Timur, Parepare, Indonesia

Djamal, Hidajanto dan Andi Fachruddin (2011). Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional dan Regulasi Edisi 2. Jakarta : Kencana


Kontak :

E-mail : zanzabela@yahoo.com
IG : zanza_bela

0 comments:

Post a Comment