Kali ini posting sesuatu yang sedikit berbeda. Bukan soal pariwisata, budaya, passion atau pun kitiran. Tetapi resume skripsi saya. Wkwkwk... ini skripsi yang mengharu biru. Karna nggak nyangka bisa lulus setelah 4 tahun menjalani drama durjana. Barangkali ada yang sedang berencana untuk memakai metode yang sama yaitu User Centered Design (UCD), mungkin studi kasus ini bisa dijadikan insight. Cekidot...
****
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Sebagaimana tertulis dalam Undang Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional pasal 28 yang berisi tentang Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan melalui 3 jalur yaitu pertama, pendidikan
formal seperti Taman Kanak-kanak (TK) atau yang sederajat; kedua, pendidikan
non formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Tempat Penitipan Anak (TPA) atau
yang sederajat dan ketiga, jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan
keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
Salah satu contoh bentuk pendidikan formal PAUD adalah
Taman Kanak-kanak (TK). Taman kanak-kanak (TK) menyelenggarakan pendidikan
untuk mengembangkan kepribadian dan potensi anak sesuai dengan tahap
perkembangannya. Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek
pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa dan
sosial emosional (Permendiknas No. 58 Tahun 2009). Pendidikan tersebut
diwujudkan dengan berbagai macam kegiatan belajar mengajar yang diberikan oleh
guru kepada para peserta didik.
Dalam membantu proses pengembangan anak perlu adanya pemahaman
potensi yang dimiliki anak. Pemahaman tersebut dapat diketahui dengan
memperhatikan hal-hal yang cenderung disukai oleh anak. Kesukaan anak terhadap
suatu hal dapat menumbuhkembangkan kecerdasan di bidang yang ia sukai. Dengan adanya
pengenalan tersebut maka akan dapat diketahui sejak dini potensi, bakat dan
minat anak sehingga memudahkan orang tua dan guru untuk mengarahkan pendidikan
di jenjang selanjutnya maupun mengarahkan kegiatan ekstrakurikuler maupun
kursus anak. Salah satu upaya untuk memantau perkembangan dan memperhatikan
hal-hal yang disukai anak adalah dengan melakukan monitoring terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di
kelas. Hal inilah yang diterapkan di TK Al Ikhlas Surabaya.
TK Al Ikhlas merupakan Taman Kanak-kanak di Surabaya yang
berdiri sejak tahun 1984. TK Al Ikhlas menerapkan sistem monitoring terhadap aspek-aspek perkembangan murid yaitu
sosial-emosional, moral-agama, fisik-motorik, kognitif dan kemampuan bahasa. Monitoring ini dilakukan setiap hari oleh
para pengajar terhadap peserta didiknya guna mengetahui perkembangan dan
potensi anak. Hasil monitoring tersebut
didapatkan dengan memantau kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di kelas.
Sistem pencatatan monitoring
di TK Al Ikhlas hingga saat ini masih dikerjakan secara manual dalam bentuk RKH
(Rencana Kegiatan Harian). Baik pencatatan segala aktivitas pembelajaran hingga
penilaian aspek-aspek pada anak masih dicatat dan direkap secara konvensional. Hasil
dari monitoring tersebut tidak secara
berkala disampaikan kepada orang tua/wali. Sehingga mereka tidak mengetahui
bagaimana perkembangan anak setiap harinya.
****
Terima kasih sudah berkunjung.