Berbicara tentang jodoh, rasanya terlalu jauh jika yang membicarakannya adalah remaja yang masih belia. Orang Jawa bilang, “masih bau kencur”. Benar atau tidak, pasti mayoritas masyarakat berkata mereka (pasangan) itu berjodoh ketika mereka (pasangan) sudah menikah. Kalau yang masih pacaran itu, #katanya masih “semoga langgeng”, yang masih tunangan itu, #katanya masih “semoga segera menikah”.
Warna warni cinta manusia yang jatuh cinta, ya tidak hanya satu kali tapi berkali – kali. Apalagi remaja, fase kehidupan manusia yang warna warni dengan segala tingkah polah ababilnya (ABG labil) dan #katanya paling berkesan. Berbicara tentang jodohnya para remaja, umumnya tidak terkait dengan pernikahan tetapi pasti berkaitan dengan mantan.
Mantan, jodoh salah sambung atau numpang transit yang jejaknya disebut kenangan, salah satu faktor penyebab jodoh masih pending. Sudah punya berapa banyak jodoh salah sambung sampai akhirnya bertemu dengan yang tidak salah sambung? Yang sekarang bersama kalian, dan kalian sebut-sebut sebagai pasangan, yang selalu dipanggil “ayang, sayang, beb, papa, mama, dll” apa sudah benar-benar tidak membuat jodoh kalian pending?
Di pemandangan lain, ada sebagian masyarakat yang tidak berputar-putar dengan mantan, tetapi sudah berumah tangga. Mereka menikah dan memiliki anak yang disebut-sebut sebagai ‘buah cinta’, tapi keikhlasan soal ‘cinta’ dan keharmonisan rumah tangga masih dipertanyakan. Bayang – bayang perjodohan di masa lalu tetap saja diungkit-ungkit dengan kata-kata klasik nan imajinatif.
“Seandainya tidak menikah dengan dia”, “Seandainya bukan dia”, “Seandainya, seandainyaaaaa.....”
Orang bilang, tulang rusuk dan pemiliknya takkan pernah tertukar dan akan bertemu pada saatnya. Pernikahan, upacara sakral yang #katanya dilaksanakan sekali seumur hidup menjadi prosesi suci bersatunya dua manusia yang #katanya ‘berjodoh’. Mungkinkah tulang rusuk itu bertemu dengan perasaan tidak cocok satu sama lain? Haruskah tulang rusuk itu bertemu dengan jalan paksaan? Atau, itu memang bukan pasangan tulang rusuk yang sebenarnya? Mungkinkah belum saatnya bertemu? Lalu, bagaimana? Pernikahan dan rumah tangga yang bertahun-tahun dibangun, tetap dibayangi dengan imajinasi abstrak “seandainya bukan dia pasanganku, seandainya aku tak menikah dengan dia, seandainya... seandainya.. seandainyaaaaa...”
Jodoh masih sering disebut sebagai imajinasi ghaib. Banyak orang yang menikah, tetapi tidak banyak yang menikah dengan ‘jodohnya’. Jodoh masih pending, entah kapan tidak pending lagi. (zan)
1 comments:
Skenario Tuhan begitu indah (y)
Post a Comment