Tapi kalau perkenalanku dengan dunia jurnalistik dimulai di kelas 2 SMA. Saat itu, saya bersama dengan teman-teman seangkatan OSIS menginisiasi penerbitan majalah sekolah. Kegemaranku pada dunia tulis menulis membawaku menjadi seorang pemburu berita, eh lebih tepatnya pemburu untuk rubrik majalah sekolah sih. Hehehe... Dengan bimbingan guru bahasa Indonesia dan juga inspirasi dari mbah Google, beberapa artikel yang saya tulis lolos untuk dimuat di majalah sekolah. Saking betahnya, saya bergabung dengan TKMS (Tim Kreatif Majalah Sekolah) hingga kelas 3 SMA (menjelang ujian kelulusan).
Lalu di kelas 2 SMA saya menantang diri untuk mengikuti pemilihan duta wisata tingkat daerah. Dan pada saat karantina, saya berkenalan dengan ilmu baru. Ilmu yang saat itu terasa sangat asing karena tidak pernah mendapatkannya di bangku sekolah yaitu
public speaking. Nah, pasti sudah tahu dong apa itu
public speaking?
Dari situlah ambisi menjadi
news presenter seperti dibangunkan lagi, setelah sebelumnya hanya diangan-angan dan tidak tahu cara mewujudkan impian.
Sejak menjadi mahasiswa, aku lebih giat mengasah keterampilan ku dalam membawa acara dan yang terpenting membangun link. Karna sebagai gadis perantau, saya perlu banyak menjalin perkenalan dengan banyak orang. Dari kenalan-kenalan tersebut dapat info lowongan presenter/MC, casting, dll.
Nah, tanggal 3 Agustus lalu aku mendapatkan telepon dari bagian pemberitaan TVRI untuk mengikuti casting. Sebelumnya saya mendapat informasi casting tersebut dari teman saya yang juga news presenter di TVRI tersebut. Saya diminta untuk datang pukul 10.00 WIB dengan pakaian layaknya seorang presenter berita.
Saat tiba di kantor TVRI Jatim, saya diberi 3 naskah Jawa Timur dalam Berita. Dua naskah adalah berita dalam bahasa Indonesia dan 1 naskah dalam bahasa Inggris. Ketika giliran saya dipanggil dan masuk studio, pertama-tama saya diminta untuk memperkenalkan diri. Lalu setelah itu saya diminta untuk membaca naskah berita yang telah diberikan tadi. Lalu setelah itu diminta untuk reportase dan praktek dialog.
Pada tes ini, dari segi intonasi, artikulasi, warna suara dan bagaimana penampilan kalian di
screen atau layar akan dilihat. Menjadi seorang presenter, tidak cukup hanya dengan teknik atau skill yang mumpuni tetapi unsur camera genic dan proporsional badan saat ditampilkan pada layar juga menjadi salah satu indikator penilaian juga.
Teknisnya ketika membaca naskah berita, tidak menggunakan prompter. Jadi menggunakan naskah yang diberikan ketika datang ke kantor. Lalu untuk reportase dan dialog, tidak ada ketentuan tema tertentu jadi ini berdasar improvisasi kalian saja.
Setelah semua tes dilalui, semua peserta diperbolehkan pulang. Pengumuman untuk yang lolos akan diberitahukan via telepon atau SMS, dan melanjutkan ke tahap interview.
Ada beberapa pembaca yang kemudian menanyakan tentang tips dan strategi saat menghadapi casting. Ehmm.. Kalau saranku:
- Sebelum tes, minta doa restu orang tua. Hehehe
- Saat membaca naskah berita, usahakan sesekali menengok ke arah kamera. Jangan terus menerus menunduk ke bawah/arah kertas naskah beritanya. Karna sekalipun yang dinilai dari segi suara, ini akan menunjukkan keprofesionalan kalian. Jika kalian diterima, dan saat on air ternyata prompter studio bermasalah atau rusak, kalian sudah memperlihatkan bahwa kalian tetap bisa diandalkan. Ketika on air membacakan berita, tidak mungkin kan kalian menunduk terus. Hehehe.. Bagi yang belum terbiasa pasti sulit, jadi perlu dilatih ya. Oiya, jangan lupa siapkan opening dan closing seperti saat on air ya.
- Upayakan topik/tema untuk materi reportase adalah berita aktual Jatim atau berita nasional yang merupakan berita hangat. Seperti contoh untuk yang saat ini sedang marak diberitakan adalah keberangkatan jamaah haji, penggalangan dana Peduli Lombok, pencalonan capres cawapres, Asian Games, dsb. Jangan lupa opening dan closing ya.
- Untuk dialog, usahakan materi yang akan dibawakan adalah topik yang kalian kuasai. Meskipun topik ringan (misal: fashion, kesehatan, kuliner, dll), tetapi pembawaan kalian harus seperti benar-benar meyakinkan. Karena dialog ini nantinya akan ada pihak TVRI yang berperan seolah-olah menjadi narasumber kalian. Nah, apapun yang akan kalian tanyakan maka beliau akan dengan sangat ngawur-ngawuran menjawab. Nah disini kalian jangan sampai terlihat mati kutu. Improvisasi saja, tapi tetap yang elegan. Hehehe. Jangan lupa opening dan closing ya.
- Ketika mulai opening dan closing, jangan lupa untuk tersenyum manis di setiap kata yang diucapkan. Nggak mungkin dong seorang presenter menyapa pemirsanya dengan muka cemberut atau galak. Hehehe.. Berbeda dengan saat membacakan naskah berita atau melakukan reportase, jika sekiranya itu hard news (berita duka, kriminal, kecelakaan,dll) tunjukkan raut muka yang berempati. Jika soft news seperti liputan kuliner, fashion, dan berita ringan lainnya baru munculkan senyum manisnya. Ini juga berpengaruh, jangan sampai membawakan berita duka, lalu presenter yang membacakan justru senyum-senyum. Hehehe
Sepertinya itu saja saran dariku, semoga tulisan ini bisa sedikit membantu dan menjadi bahan referensi untuk teman-teman yang akan mengikuti
casting di TVRI Jatim. Bisa saja hal-hal yang akan dites untuk
casting berikutnya akan berbeda-beda. Baiknya ketika kalian dihubungi dan diundang casting, kalian tanyakan terlebih dulu tes apa saja yang akan diujikan nanti.
Sukses selalu.
Terima kasih telah membaca.