Maestría Online Class |
Di tengah pandemi covid-19, kita melihat baik di media konvensional atau media daring pemberitaan mengenai upaya strategis dari berbagai pihak untuk mengatasi penularan covid-19, pengobatan bagi pasien yang positif terinfeksi, pengadaan masker dan APD untuk tenaga medis, pemberian bantuan kepada masyarakat terdampak, dan lain-lain.
Mengingat masa physical distancing diperpanjang hingga 29 Mei 2020, itu pun pemerintah belum sepenuhnya menjamin bahwa situasi akan kembali normal setelah itu, maka tentu imbas ke masyarakat terutama dari sisi ekonomi juga semakin lama dirasakan. Terutama bagi para pekerja harian yang jika mereka tidak keluar rumah untuk bekerja, maka tidak ada pemasukan untuk makan di hari itu. Tak hanya masyarakat kecil, bahkan pengusaha pun juga menjerit. Karena mereka berpikir keras bagaimana menutup biaya produksi dan operasional usahanya, bagaimana memberikan Tabungan Hari Raya (THR) jelang lebaran nanti kepada karyawan-karyawannya, bagaimana menggaji karyawan sejak bulan Maret hingga Mei nanti yang itupun belum ada kepastian apakah 29 Mei 2020 menjadi akhir bagi pandemi covid-19 di Indonesia, dan kegelisahan-kegelisahan lainnya.
Ketika produktivitas barang dan jasa terus berjalan pun, daya beli masyarakat bisa saja mengalami penurunan drastis karena anjuran untuk di rumah saja dan pendapatan yang tidak seperti biasa. Artinya jika satu orang (normalnya) dalam sehari banyak beraktivitas di luar rumah maka kegiatan konsumsi yang mereka lakukan pun banyak. Misal, meeting di cafe, kebiasaan nongkrong, ngopi, berbelanja, dll. Ketika ada himbauan pemerintah untuk di rumah saja, membuat masyarakat tidak se-produktif biasanya, aktivitas konsumsi tidak setinggi biasanya. Belum lagi beberapa pekerja yang terpaksa dirumahkan, mempengaruhi pendapatan mereka sehingga menyebabkan daya beli mereka rendah bahkan kesulitan untuk membeli makanan untuk dirinya sendiri.
Banyak komunitas, LSM atau lembaga-lembaga tertentu yang menggalang donasi untuk program penanggulangan covid-19. Seperti menggalang donasi untuk pembelian masker dan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis, pemberian sembako dan bantuan bagi pekerja harian terdampak, pembuatan disinfektan-chamber di ruang publik, dll.
Agar penggalangan donasi tersebut semakin besar lagi dampaknya, dan semakin luas menjangkau masyarakat se-Indonesia, maka perlu itikad untuk "bergerak bersama-sama" menggalang donasi. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan. Yang terpenting sesuai dengan kapasitas kalian melakukannya. Jangan lupa untuk berdoa, itu senjata mujarab untuk memohon pada Pencipta agar wabah ini lekas musnah. Jika teman-teman ada kelebihan tenaga, dan bisa melakukan hal lain, yuk bareng-bareng.
Bagi kalian yang ingin mengasah soft skill terutama di bidang public speaking, kalian bisa membayar seikhlasnya. Hasil tersebut, sebagian akan kami donasikan ke Dompet Dhuafa melalui kantor cabang Jatim dan komunitas di Trenggalek. Sebelumnya mohon maaf jika Alabela tidak bisa terjun langsung ke masyarakat. Himbauan bagi kami para perantau untuk tidak mudik dulu, sedang kami terapkan meskipun sangat rindu tanah kelahiran. Kami takut justru carrier dan malah menularkan kepada orang lain terutama yang usianya sudah tidak muda lagi. Penyaluran donasi melalui lembaga atau komunitas terpercaya diharapkan lebih tepat sasaran dan bisa menjangkau masyarakat luas.
Jika kalian tertarik, bisa mendaftarkan diri melalui bit.ly/alabela.
Terima kasih.
(Adm/Zan)
0 comments:
Post a Comment